Senin, 02 Mei 2016

Makalah Psikologi SD 1 PERANAN PENDIDIKAN SEKOLAH

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, karunia, taufik serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
          Makalah ini diharapkan dapat menjadi pedoman untuk menambah pengetahuan tentang perkembangan sosial pada anak sekolah dasar baik kelas rendah maupun kelas tinggi.
          Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari tuntunan Allah SWT dan bantuan dari berbagai pihak serta media belajar untuk itu dalam kesempatan ini,kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya.Namun demikian,kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik.
          Oleh karena itu,kami dengan rendah hati dan tangan terbuka mengharapkan dan menerima masukan,kritik,dan usul yang membangun  guna penyempurnaan makalah ini.





Penyusun,
Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………….                  1
DAFTAR ISI…………………………..………………………………..                  2
BAB I                                                                                                           PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG………………………………………..…...........                  3
RUMUSAN MASALAH........................................................................                  4
TUJUAN ……………..……………………………………………...                                 4
BAB II                                                                                                             PEMBAHASAN
PERANAN BELAJAR DI SEKOLAH………………………………...                 5
A.    HUBUNGAN ANTARA BELAJAR, PERKEMBANGAN BELAJAR DAN PENDIDIKAN……………………………………………………...                 8
B.     TUJUAN PENDIDIKAN SEKOLAH                                                         10
C.     PRINSIP-PRINSIP BELAJAR……………………………………             11
KONSEP BELAJAR MENURUT PENDAPAT BEBERAPA AHLI…
…………………………….                                                                                 12
BAB III      PENUTUP
KESIMPULAN…………………………………………………………                  15
SARAN…………………………………………………………………                  15

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………..                  16                   



BAB I
LATAR BELAKANG
      Belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran (muhibbin Syah,2010).Belajar adalah proses perubahan prilaku yang meliputi pengetahuan, kecakapan, pengertian,sikap,keterampilan dan sebagainya.
       Studi psikolgi sangat berkaitan erat pada kehidupan kita sehari-hari. Psikologi sebagai ilmu jiwa, berperan dalam menganalisis kejiwaan setiap individu yang berinteraksi dengan lingkungannya. Sedangkan, terdapat keberagaman pendapat para ahli tentang pengertian psikologi, dalam hal ini kita perlu mengkaji lebih dalam pengertian psikologi dari bidang pendidikan.

Dengan belajar di sekolah diharapkan output berupa siswa yang telah mengalami perubahan positif baik dimensi ranah cita,rasa maupun karsanya.Sehingga  cita-cita mencetak sumber daya manusia(SDM) yang berkualitas pun tercapai.















RUMUSAN MASALAH

1.      Bagaimana Peranan belajar di sekolah ?
a.       Bagaimana hubungan antara belajar,perkembangan belajar dan pendidikan ?
b.      Apakah tujuan  belajar ?
c.       Bagaimana prinsip-prinsip dalam belajar ?
2.      Apa saja konsep-konsep belajar menurut pendapat beberapa ahli ?

TUJUAN

1.      Mengetahui bagaimana Peranan belajar di sekolah
d.      Mengetahui bagaimana hubungan antara belajar,perkembangan belajar dan pendidikan
e.       Mengetahui tentang tujuan belajar
f.       Mengetahui prinsip-prinsio dalam belajar
2.      Mengetahui konsep-konsep belajar menurut pendapat beberapa ahli





BAB II
PEMBAHASAN

PERANAN PENDIDIKAN SEKOLAH
Peranan berasal dari kata peran. Peran memiliki  makna yaitu seperangkat tingkat diharapan yang dimiliki oleh kedudukan dimasyarakat.(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007;845) peranan adalah bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan. Peranan sekolah sebagai lembaga yang membantu lingkungan keluarga maka sekolah bertugs mendidik dan mengajar serta memerbaiki dan memperhalus tingkah laku anak didik yang dibawa dari keluarga.
a)        Peranan Guru dalam Pendidikan SD
Bagi siswa SD, terutama di kelas rendah, guru merupakan panutan. Siswa lebih percaya apa yang diajarkan gurunya daripada yang diajarkan orang tua mereka. Itu menunjukan tinggiya kepercayaan dan kepatuhan anak-anak SD kepada guru.
Dalam Peraturan Pemerintahan (PP) No. 38 tahun 1990 ada dua ketentuan tentang Tenaga Kependidikan dalam mengkaji peranan guru dalam pendidikan dasar, yaitu :
1.    Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri secara langsung dalam penyelenggaraan pendidikan.
2.    Tenaga pendidikan adalah tenaga kependidikan yang bertugas membimbing, mengajar, dan melatih peserta didik.
Guru tergolong ke dalam tenaga pendidik yang berperan membimbing, mengajar, dan melatih. Sebagai tenaga pendidik, seorang guru SD juga harus mampu berperan sebagai pembimbing , pengajar, dan pelatih. Peran sebagai pembimbing merupakan peran yan g sangat menentukan sehingga diharapkan guru mampu manjadi panutan yang patut digugu dan ditiru.
Peran guru sebagai pengajar , tidak hanya dituntut sebagi pengajar tetapi sebagai pengajar yang mengajar. Dalam menjalankan perannya, guru SD diangkat sebagai guru kelas harus mampu mengajar semua mata pelajaran di SD kecuali penjaskes dan agama. Selain mampu berperan sebagai pengajar guru SD juga dituntut menguasai berbagai strategi mengajar, cara merencanakan dan melaksanakan pembelajaran.
Sedangkan peran guru sebagai pelatih, tampaknya tidak terlalu banyak dituntut bagi guru SD. Karena peran guru sebagai pelatih lebih banyak dilakukan oleh para pendidik kepada peserta didik dewasa. Sedangkan guru SD lebih diutamakan berperan sebagai pengajar yang mendidik, karena siswa SD lebih memerlukan bimbingan dan pengajaran.

b)       Peranan Orang Tua dalam Pendidikan SD
Seperti ketentuan dalam GBHN yang menyatakan bahwa pendidikan menjadi tanggung jawab utama antara keluarga, sekolah dan masyarakat. Peran utama orang tua adalah tentunya memasukan anaknya yang berusia 6 tahun ke SD, yang sebagian besar orang tua sudah melakukannya dengan baik tapi ada juga orang tua yang tidak memasukan anaknya yang sudah cukup umur ke SD dengan berbagai macam alasan.
Selain itu orang tua juga berperan membantu penyelenggaraan pendidikan, dengan cara bergabung dalam Badan Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan (BP3) yang dibentuk oleh sekolah yang beranggotakan para orang tua siswa. Peran orang tua dalam PB3 adalah membantu kelancaran pendidikan, dan memikirkan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, tetapi banyak orang tua yang menganggap peran orang tua dalam PB3 adalah dengan memberi sumbangan berupa dana pendidikan.

c)        Peranan Masyarakat dalam Pendidikan SD
Peran serta masyarakat dalam pendidikan suatu dalam BAB XIII Pasal 47 Undang-Undang No. 20 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang berbunyi:
1.    Masyarakat sebagai mitra Pemerintahan berkesempatan yang seluas-luasnya untuk berperan dalam  penyelenggaraan pendidikan nasonal.
2.    Ciri khas satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat tetap diindahkan.
3.    Syarat-syarat dan tata cara dalam penyelenggaraan ditetapkan dengan peraturan pemerintahan.
Dari butir-butir diatas dapat diketahuai bahwa peran masyarakat sebagai mitra pemerintahan, yaitu pihak yang bekerja bersama-sama dalam rangka menyelenggarakan pendidikan. Tata cara penyelenggaraan pendidikan tercantum dalam PP No. 28/1990. BAB IV PAsal 5, ayat 1 menyebabkan bahwa “Pendirian satuan pendidikan Dasar oleh pemerintahan atau masyarakat harus memenuhi persyaratan tersedianya :
1.    Sekurang-kurangnya sepuluh siswa;
2.    Tenaga kependidikan terdiri atas sekurag-kurangnya seorang guru untuk setiap kelas bagi Sekolah Dasar;
3.    Kurikulum berdasarkan kurikulum nasional yang berlaku;
4.    Sumber dana tetap yang menjamin kelangsungan penyelenggaraan pendidikan dan tidak ada merugikan siswa;
5.    Tempat belajar; serta
6.    Buku pelajaran dan peralatan pendidikan siswa yang diperlukan.
Dalam menjalankan perannya sebagai mitra pemerintah masyarakat dapat membentuk Yayasan , Badan atau Lembaga yang khusus menanggani satuan pendidikan. Di dalam PP No. 28 tahun 1990 juga ditetapkan bahwa satuan pendidikan dasar yang didirikan oleh masyarakat diselenggarakan oleh yayasan atau badan yang bersifat sosial, yang berarti bahwa yayasan tidak boleh berorientasi pada kepentingan untuk mencari keuntungan. Karena yayasan haruslah berdasarkan serta membantu mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka mencapai tujuan pendidiakn nasional.
Selain sebagai penyelenggara pendidikan, yayasan juga dapat berperan sebagai donatur bagi berlangsungnya satuan pendidikan tertentu. Dalam hal ini, satuan pendidikan tertentu dapat berkerja sama dengan masyarakat di dunia bisnis dan para dermawan, untuk memperoleh sumber dana dalam rangka perluasan kesempatan belajar dan peningkatan mutu pendidikan.
Masyarakat juga berperan untuk mengklasifikasikan anak usia SDyang belum disekolahkan. Disinilah peran masyarakat yang sangat penting, karena masih ada anak-anak usia SD yang belum sekolah.

A.               HUBUNGAN ANTARA BELAJAR, PERKEMBANGAN BELAJAR DAN PENDIDIKAN
Belajar berarti mengubah memperbaharui melalui latihan ,pengalaman atau kontak dengan lingkungan (fisik dan sosial)yang disebabkan melalui latihan dan pengalaman serta relatif tidak berubah(Quinn,1995; feldman, 2003,2008).
Dalam proses belajar ada 3 hal yang harus dipahami (feldman,2003)yakni :
1.      Belajar adalah perubahan tingkah laku (yang buruk atau benar)
2.      Melalui seperangkat latihan dan pengalaman
3.      Relatif permanen,tidak hanya muncul sesaat
 Menurut Reni Akbar Hawadi (2001), perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru.
Perkembangan pada prinsipnya merupakan rentetan perubahan jasmani dan rohani (fisio-psikis) manusia yang menuju ke arah yang lebih maju dan sempurna. Proses-proses perkembangan yang berkaitan dengan kegiatan belajar diantaranya:
            Havinghurst menyusuun fase-fase perkembangan sebagai berikut : (Mulyani,1998).
1.      Tugas perkembangan masa kanak-kanak
Belajar berkata,berjalan,makan makan padat,mengendalikan gerakan badan,serta belajar membedakan yang benar dan yang salah.
2.      Tugas perkembangan masa anak
Belajar keterampilan fisik untuk keperluan bermain,membentuk sikap diri sendiri,belajar keterampilan membaca,menulis dan berhitung.
3.      Tugas perkembangan masa remaja
Membuat hubungan-hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya,mendapatkan kebebasan diri,ketergantungan pada orang lain,mengembangan keterampilan dan konsep-konsep yang diperlukan sebagai warga negara yang baik.
4.      Tugas perkembangan masa dewasa awal
Memilih pasangan hidup,belajar hidup rukun bersuami istri,memulai kehidupan punya anak,belajar bertanggung jawab sebagai warga negara yang baik.
5.       Tugas perkembangan tengah baya
membangundan mempertahankan standar ekonomi,membina anak remaja agar menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab,menerima serta menyesuaikan diri dengan perubahan fisik diri sendiri,menyesuaikan pertumbuhan umur.
6.      Tugas perkembangan orang tua
Menyesuaikan diri dengan semakinmmenurunya kekuatan fisik dan kesehatan,memenuhi kewajiban sosial sebagai warga negara yang baik.

Tugas-tugas  yang tertera diatas memudahkan para pendidik pada setiap jenjang dan tingkat pendidikan untuk :
1.      Menentukan arah pendidikan
2.      Menentukan metode atau model belajar anak-anak agar mereka mampu menyelesaikan tugas perkembangannya.
3.      Menyiapkan materi pelajaran yang tepat.
4.      Menyiapkan pengalaman belajar yang cocok dengan tugas perkembangan .
Pendidikan sebagai daya pengubah,pendidikan berfungsi menyampaikan ,meneruskan,dan mentransmisi kebudayaan kepada generasi muda.
Pendidikan adalah proses belajar dan mengajar mengenai pola-pola tingkah laku manusia menurut apa yang di harapkan oleh masyarakat.Sekolah turut mendidik generasi muda agar hidup dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang cepat akibat perkembangan IPTEK.Dalam hal ini sekolah adalah “Agent of Change”(lembaga pengubah)
Dalam kaitannya belajar,perkembangan dan pendidikan adalah tugas pendidikan terhadap usaha membina peserta didik,terutama di Indonesia menginginkan perkembangan total ada baiknya perlu mempertimbangakan segi jasmani yang juga dikembangkan atau ditumbuhkan .Dengan demikian fungsi jiwa dan tubuh atau aspek-aspek individu yang akan dikembangkan adalah :
1.      Rohani
a.       Umum : agamis,perasaan,kemauan,pikiran
b.      Sosial   : kemasyarakatan,cinta tanah air
2.      Jasmani :
Keterampilan ,kesehatan,keindahan tubuh
Sejalan dengan perkembangan umur anak ,aspek-aspek tersebut semakin berwujud.Wujud-wujud itu tentu berbeda pada setiap individu atau antarindividu.Dengan bantuan pendidikan diharapkan aspek-aspek pada individu tersebut dapat berkembang dan terbentuk sebagaimana mestinya secara terarah dan  wajar sejalan dengan filsafat pancasila
                                                                            
B.               TUJUAN PENDIDIKAN SEKOLAH
Tujuan tersebut tertulis pada Undang-Undang Republik Indonesia(UURI) No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional beserta peraturan-peraturan pemerintah yang bertalian dengan pendidikan.
Dalam peraturan pemerintah republik Indonesia (PPRI) No 19 Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan pasal 26 ayat 1 menyebutkan bahwa:
1.      Kecerdasan
2.      Pengetahuan
3.      Kepribadian
4.      Akhlak mulia
5.      Keterampilan untuk hidup mandiri
6.      Mengikuti pendidikan lebih lanjut
Pasal 26 ayat 2 pada peraturan pemerintah disebutkan pendidikan menengah umun bertujuan untuk meningkatkan :
1.      Kecerdasan
2.      Pengetahuan
3.      Kepribadian
4.      Akhlak mulia
5.      Keterampilan untuk hidup mandiri
6.      Mengikuti pendidikan lebih lanjut
Yang membedakan tujuan pendidikan menengah kejuruan atau SMK dengan sekolah menengah umum adalah pada butir enam yaitu mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya
Adapun menurut islam tujuan pendidikan adalah membentuk manusia supaya sehat, cerdas, dan tunduk kepada perintah tuhan serta menjauhi larangan-laranga-Nya  





C.   PRINSIP- PRINSIP BELAJAR
Prinsip-prinsip dalam belajar baik bagi siswa yang perlu meningkatkan upaya belajarnya maupun bagi guru dalam upaya meningkatkan kualitas mengajarnya. Prinsip-prinip itu berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual.

1.      Perhatian dan Motivasi

Dari kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar. (Gage dan Berliner, 1984:335). Perhatian terhadap pelajar akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhan. Sedang motivasi adalah tenaga yang menggerakkan aktivitas individu. Motivasi dapat bersifat internal, artinya datang dari dirinya sendiri, dapat juga bersifat eksternal yakni dating dari orang lain.
2.Keaktifan
John Dewey mengemukakan, bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus dating dari siswa sendiri. Guru hanya sebagai pembimbing dan pengarah (John Dewey 1916, dalam Davies, 1937:31)

3.      Keterlibatan langsung (pengalaman)

Melalui pengalaman langsung, dalam belajar siswa tidak sekedar mengamati secara langsung tetapi harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.
 4.  Pengulangan
Pengulangan merupakan upaya melatih daya-daya jiwa (mengamati, menanggapi, mengkhayal, merasakan, berpikir, dan sebagainya), dalam membentuk respon yang benar dan membentuk kebiasaan-kebiasaan.
4.      5. Tantangan

Tantangan dalam kegiatan pembelajaran akan membuat siswa lebih bergairah. Metode pembelajaran yang member tantangan bagi siswa untuk belajar secara lebih giat dan sungguh-sungguh seperti metode eksperimen, inkuiri, diskoveri.
6. Balikan dan Penguatan
Hasil belajar yang baik merupakan balikan yang menyenangkan dan dapat berpengaruh terhadap usaha belajar selanjutnya. Begitu pula sebaliknya hasil yang tidak menyenangkan pun dapat berpengaruh baik pada usaha belajar. Menurut B.F.Skinner dorongan belajar tidak saja disebabkan oleh penguatan yang menyenangkan tetapi juga yang tidak menyenangkan. Atau dengan kata lain penguatan positif atau negative dapat memperkuat belajar. (Gage dan Berliner, 1984:272)

7.Perbedaan individual
Setiapa anak unik, artinya tidak ada dua orang siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis, kepribadian, dan sifat-sifatnya.

KONSEP BELAJAR MENURUT BEBERAPA AHLI
A.    De Block, Robert M. Gagne , C. Van Parreren

1.      Belajar arti kata-kata. Belajar arti kata-kata maksudnya adalah orang mulai menangkap arti terkandung dalam kata-kata yang digunakan.
2.      Belajar Kognitif. Tak dapat disangkai bahwa belajar kognitif bersentuhan dengan masalah mental. Objek- objek yang diamati dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan, atau lambang yang merupakan sesuatu bersifat mental.
3.      Belajar menghafal. Mengahafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi verbal dalam ingatan, sehingga nantinya dapat diproduksikan (diingat) kembali secara harfiah, sesuai dengan materi yang asli, yang menyimpan kesan- kesan yang nantinya suatu waktu bila diperlukan dapat diingat kembali kealam sadar.
4.      Belajar teoritis. Bentuk belajar ini bertujuan untuk menempatkan semua data dan fakta (pengehuan) dalam suatu kerangka organisasi mental, sehingga dapat difahami dan digunakan untuk memecahkan masalah, seperti terjadi dalam bidang- bidang studi ilmiah.
5.      Belajar konsep. Konsep atau pengertian adalah satuan arti pengertian yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri yang sama, orang yang memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap objek-objek yang dihadapinya, sehingga objek yang ditempatkan dalam golongan tertentu.
6.      Belajar kaidah. Belajar kaidah (rule) termasuk dari jenis belajar kemahiran intelektual (intelectual skill), yang dikemukakan oleh Gagne. Belajar kaidah adalah bila dua konsep atau lebih dihubungkan satu sama lain, tembentuk suatu ketentuan yang mereferensikan suatu keteraturan.
7.      Belajar berfikir. Dalam belajar ini, orang dihadapkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan, tetapi tanpa melalui pengamatan dan reorganisasi dalam pengamatan. Masalah harus dipecahkan melalui operasi mental, khususnya menggunakan konsep dan kaidah serta metode-metode bekerja tertentu.
Menurut Thorndike
Belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indra. Sedangkan respon yaitu reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang juga dapat berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/ tindakan.
Menurut Watson
Belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus berbentuk tingkah laku yang dapat diamati (observable) dan dapat diukur.
Menurut Clark Hull
Teori Hull mengatakn bahwa kebutuhan biologis dan pemuasan kebutuhan biologis adalah penting dan menempati posisi sentral dalam seluruh kegiatan manusia, sehingga stimulus dalam belajar pun hamper selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis walaupun respon yang akan muncul mungkin dapat bermacam-macam bentuknya.
Menurut Edwin Guthrie
Dijelaskan bahwa hubungan antara stimulus respon cenderung hanya bersifat sementara oleh sebab itu, dalam kegiatan belajar peserta didik perlu sesering mungkin di berikan stimulus agar hubungan antara stimulus bersifat lebih tetap.
Menurut Skinner
Menurutnya hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dalam lingkungannya, yang kemudian akan menimbulkan perubahan tingkah laku, tidaklah sesederhana yang digambarkan oleh para tokoh yang sebelumnya.



KESIMPULAN
Peranan berasal dari kata peran. Peran memiliki  makna yaitu seperangkat tingkat diharapan yang dimiliki oleh kedudukan dimasyarakat.(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007;845) peranan adalah bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan. Peranan sekolah sebagai lembaga yang membantu lingkungan keluarga maka sekolah bertugs mendidik dan mengajar serta memerbaiki dan memperhalus tingkah laku anak didik yang dibawa dari keluarga
     Belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran (muhibbin Syah,2010).Belajar adalah proses perubahan prilaku yang meliputi pengetahuan, kecakapan, pengertian,sikap,keterampilan dan sebagainya.
              Perkembangan pada prinsipnya merupakan rentetan perubahan jasmani dan rohani (fisio-psikis) manusia yang menuju ke arah yang lebih maju dan sempurna. Proses-proses perkembangan yang berkaitan dengan kegiatan belajar diantaranya:
  Dengan belajar di sekolah diharapkan output berupa siswa yang telah mengalami perubahan positif baik dimensi ranah cita,rasa maupun karsanya.Sehingga  cita-cita mencetak sumber daya manusia(SDM) yang berkualitas pun tercapai.

SARAN
            Di harapkan makalah ini bisa dipahami dan bermanfaat umumnya bagi pembaca dan khususnya bagi kami yang menyusun makalah ini.serta di harapkan dapat dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat kampus dan civitas akademika, khusus para pemangku kepentingan. Dengan demikian ,banyak pihak dapat terlibat aktif secara efektif dalam kegiatan pembangunan dalam bidang pendidikan ,termasuk memberi kritik, evaluasi dan rekomendasi.




DAFTAR PUSTAKA
Dianiveby.blogspot.co.id/2012/06/jenis-jenis-belajar.html?m=1
Desmita. 2007. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Muhibbin Syah. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers
W.S. Winkel. 1996. Psikologi pengajaran. Jakarta: Grasindo
Zulkifli L. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Budiningsih, C. Asri. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Rineka Cipta  Sarwono,Sarito W.2012. pengantar psikologi umum.Jakarta.PT Raja Grafinfo Persada