Senin, 02 Mei 2016

Makalah Konsep Psikologi Pembelajaran Anak Usia SD dan Karakteristik Anak Usia SD

Konsep Psikologi Pembelajaran Anak Usia SD dan Karakteristik Anak Usia SD
Dosen Pengajar :
Sulistiyana, S.Pd, M.Pd
Di susun oleh : Kelompok 1
Semester/kelas : 1/A

Ana Matsna Rasyida   A1E315005
Asiah                           A1E315009
Aulia Rahmi                A1E315015
Diana Saputri              A1E315021
Fadelan Rizaldi           A1E315029
Hatmah                       A1E315038
Irma Mariana               A1E315042
Meri Aditia Lestari     A1E315059
M. Aminurrahman       A1E315061
Nor Aina                     A1E315075
Normiati                      A1E315081

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI S1-PGSD
BANJARMASIN
2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbil ‘alamin, Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga telah dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “Konsep Psikologi Pembelajaran Anak Usia SD dan Karakteristik Anak Usia SD dengan baik dan lancar. Makalah ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas  pada mata kuliah Psikologi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi dukungan kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini. Selama pelaksanaan penyusunan makalah ini , kami banyak mendapat bimbingan, arahan dan bantuan dari berbagai pihak yang sangat mendukung. Semoga apa yang telah kami usahakan ini dapat memberi manfaat bagi banyak orang.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih banyak kekurangannya dan masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan Makalah ini. Semoga Makalah ini dapat menjadi langkah awal bagi kami untuk menatap kesuksesan dunia dan kesuksesan akhirat nantinya.
                        

Banjarmasin,      Oktober 2015


                                                                                            Penyusun,


DAFTAR ISI
  Halaman
Cover .................................................................................................................
Kata pengantar ..................................................................................................         ii
Daftar isi ............................................................................................................         iii
BABI
A.    Latar Belakang ............................................................................................         1
B.     Rumusan Masalah .......................................................................................         2
C.     Tujuan Penulisan .........................................................................................         2     
BAB    II
A.    Konsep Psikologi Pembelajaran Anak Usia SD ..........................................         3
1.      Pengertian Psikologi ............................................................................         3
2.      Peranan Psikologi Dalam Pembelajaran Dan Pengajaran .....................         4
3.      Pendekatan Utama Dalam Psikologi ...................................................         4
4.      Pengertian Pembelajaran ......................................................................         5

B.     Karakteristik anak usia SD ..........................................................................         5
1.      Karakteristik Anak SD ........................................................................         7
2.      Karakteristik Anak pada Masa Kelas-Kelas Rendah SD ....................         9
3.      Karakteristik Anak pada Masa Kelas-Kelas Tinggi SD .......................         10
4.      Bentuk Karakter Siswa SD ..................................................................         11
BAB    III
A.    Kesimpulan ..................................................................................................         13
B.     Saran ............................................................................................................         13
Daftar Pustaka ...................................................................................................         14


BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pendidikan anak usia SD pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan, dan pendidikan pada anak dengan menciptakan aura dan lingkungan dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan kepadanya untuk mengetahui dan memahami pengalaman belajar yang diperolehnya dari lingkungan, melalui cara mengamati, meniru, dan bereksperimen yang berlangsung secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak.

Pendidikan bagi anak usia SD adalah pemberian upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh dan pemberian kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan anak. Pendidikan bagi anak usia SD merupakan sebuah pendidikan yang dilakukan pada anak yang berumur 6 sampai 12 tahun. Pendidikan pada tahap ini memfokuskan pada physical, intelligence, emotional, social education.




B.     Rumusan Masalah

5.      Bagaimana konsep psikologi pembelajaran anak usia SD?
6.      Bagaimana Peranan Psikologi Dalam Pembelajaran?
7.      Bagaimana karakteristik akan usia SD?
8.      Bagaimana Bentuk-bentuk karakteristik anak usia SD?

C.    Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah
1.      Bisa menjelaskan apa itu konsep psikologi pembelajaran anak usia SD
2.      Untuk mengetahui Bagaimana Peranan Psikologi Dalam Pembelajaran
3.      Untuk mengetahui apa itu karakteristik anak usia SD
4.      Untuk mengatahui bentuk-bentuk karakteristik anak usia SD
  Juga untuk menyelesaikan salah satu tugas perkuliahan pada mata kuliah Psikologi serta salah satu cara untuk mempermudah pemahaman materi tentang Konsep Psikologi Pembelajaran Anak Usia SD dan Karakteristik Anak Usia SD.









BAB II
PEMBAHASAN

A.    Konsep Psikologi Pembelajaran Anak Usia SD

Psikologi pembelajaran yaitu cabang psikologi yang secara khusus mengkaji berbagai perilaku individu dalam kaitannya dengan pendidikan, tujuannya untuk menemukan fakta, generalisasi, dan teori psikologis yang berkaitan dengan pendidikan untuk digunakan dalam upaya melaksanakan proses pendidikan yang efektif.
Psikologi pembelajaran sangat penting dalam rangka menciptakan kemampuan guru untuk mengelola proses belajar sesuai dengan prinsip-prinsip kejiwaan peserta didik. Sebab dimanapun proses pendidikan berlangsung alasan utama kehadiran guru adalah untuk mendorong,  membantu, dan membangkitkan  semangat siswa agar belajar dengan sebaik-baiknya.
Agar guru dapat mendidik para siswa melalui proses belajar yang berdaya guna karena itu psikologi pembelajaran ini akan berperan penting dalam pendidikan di sekolah. Mengembangkan ranah afeksi guru, ranah afeksi yang sering dijadikan bidikan dalam, psikologi pembelajaran adalah sikap dan perasaan yang berkaitan dengan profesi keguruan.
1.      Pengertian Psikologi
Psikologi berasal dari bahasa Yunani yaitu psyche yang berarti jiwa dan logos artinya ilmu. Dengan demikian secara harpiah psikologi artinya ilmu jiwa. Namun tidaklah sederhana itu untuk mengartikan psikologi, karena setiap orang pasti mempunyai persepsi yang berbeda jika ditanya tentang jiwa. Karena keberadaannya yang abstrak, yang tidak dapat dijangkau oleh panca indra. Dalam hal ini untuk lebih sederhana psikologi dapat diartikan sebagai suatu ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan membahas tentang tingkah laku manusia baik individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan.
Psikologi merupakan suatu ilmu pengetahuan karena psikologi menggunakan metode-metode ilmiah. Psikologi pendidikan sangat penting untuk dipelajari, dipahami, dan ditelaah oleh mahasiswa keguruan. Karena pendidikan merupakan kegiatan yang melibatkan individu yang berperilaku yang ikut terlibat dalam pendidikan. Seyogyanya mereka yang terlibat dapat menunjukkan perilaku yang seusai agar proses pendidikan dapat berlangsung secara efektif sesuai dengan landasan dan tujuan yang akan dicapai.
2.      Peranan Psikologi Dalam Pembelajaran Dan Pengajaran 
Peranan psikologi dalam pembelajaran dan pengajaran yaitu, memahami siswa sebagai pelajar, memahami prinsip dan teori pembelajaran, memilih metode-metode pengajaran, menetapkan tujuan pembelajaran, menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif, memilih dan menetapkan isi pengajaran, membantu siswa yang mendapat kesultan dalam pembelajaran, memilih alat bantu pengajaran, menilai hasil pembelajaran, memahami kepribadian dan profesi guru, dan membimbing kepribadian siswa.
3.      Pendekatan Utama Dalam Psikologi
Pendekatan utama dalam psikologi dibagi empat yaitu :
·         Pendekatan Behaviorisme, lebih mengutamakan hal-hal yang nampak dari individu. Perilaku adalah segala sesuatu yang bisa di amati oleh alat indera sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya.
·         Pendekatan Psikoanalisa, lebih mengutamakan hal-hal yang ada di bawah kesadaran individu. Pendekatan kognitif, perilaku sebagai proses internal, yang merupakan suatu proses input-output yaitu penerimaan dan pengolahan hasil dari informasi, untuk kemudian menghasilkan keluaran.
·         Pendekatan Humanistik, bahwa manusia sudah awalnya mempunyai dorongan untuk mewujudkan dirinya sebagai manusia di lingkungannya.
·         Pendekatan Neurobiologi yang mengaitkan perilaku individu dengan kejadian di dalam otak dan syarafnya.
4.      Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antar anak dengan anak, anak dengan sumber belajar dan anak dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi anak jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi anak. Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri individu sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya
Pembelajaran merupakan suatu proses. Prinsip ini mengandung makna bahwa pembelajaran merupakan suatu aktifitas yang berkesinambungan. Proses pembelajaran terjadi karena adanya sesuatu yang mendorong dan ada sustu tujuan yang ingin dicapai. Pembelajaran merupakan suatu pengalaman
Pembelajaran sebagai suatu usaha memperoleh perubahan perilaku. Prinsip ini bermakna bahwa proses pembelajaran itu ialah adanya perubahan perilaku dalam diri individu. Hasil pembelajaran ditandai dengan perubahan perilaku secara keseluruhan.
Pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu perubahan yang terjadi dalam diri seseorang mengenai hal-hal yang bermanfaat baginya.
B.     Karakteristik anak usia SD
Karakter menurut Puerwadarminta adalah watak, tabiat atau sifat-sifat kejiwaan, sedangkan menurut IR Pedjawijatna mengemukakan karakter atau watak adalah seluruh aku yang ternyata dalam tindakannya (insani). Dengan beberapa pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa karakteristik anak usia SD adalah merupakan semua watak yang nyata dan timbul dalam suatu tindakan siswa adalah kehidupannya setiap saat. Sehingga dengan demikian, karena watak dan perbuatan manusia yang tidak akan lepas dari kodrat, dan sifat , serta bentuknya yang berbeda-beda, maka tidak heran jika bentuk dan karakter siswa juga berbeda-beda
Karakter setiap anak didik sangatlah beragam dan kepribadian setiap individu juga berbeda-beda. Atas dasar inilah guru diwajibkan memiliki pemahaman yang baik tentang psikologi perkembangan anak didik. Pemahaman karakter ini sangat diperlukan untuk berinteraksi dengan anak didiknya.
Salah satu keberhasilan guru adalah apabila ia memiliki pengaruh yang besar terhadap siswanya yang mendapat inspirasi mencintai ilmu pengetahuan, rajin bekerja dan belajar. Banyak pada awal pelajaran orang tua mengeluh anaknya tidak memiliki potensi untuk belajar rajin, tetapi setelah guru membina dan mendidik, anak didiknya menunjukkan peningkatan potensi yang tajam hingga melampaui siswa-siswi yang lain. Hal ini dapat terjadi karena setiap guru pun memiliki karakter dan kemampuan yang berlainan.
Keberhasilan dalam proses kependidikan sangat dipengaruhi oleh pemahaman  terhadap perkembangan psikologi. Pemahaman yang baik mengenai psikologi perkembangan sangat membantu guru untuk menyikapi setiap ada perubahan tingkah laku pada anak didik.


1.      Karakteristik Anak SD
Karakteristik perkembangan anak pada kelas satu, dua dan tiga SD biasanya pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan, mereka telah mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya. Mereka telah dapat melompat dengan kaki secara bergantian, dapat mengendarai sepeda roda dua, dapat menangkap bola dan telah berkembang koordinasi tangan dan mata untuk dapat memegang pensil maupun memegang gunting. Selain itu, perkembangan sosial anak yang berada pada usia kelas awal SD antara lain mereka telah dapat menunjukkan keakuannya tentang jenis kelaminnya, telah mulai berkompetisi dengan teman sebaya, mempunyai sahabat, telah mampu berbagi, dan mandiri. 
Perkembangan emosi anak usia 6-8 tahun antara lain anak telah dapat mengekspresikan reaksi terhadap orang lain, telah dapat mengontrol emosi, sudah mampu berpisah dengan orang tua dan telah mulai belajar tentang benar dan salah. Untuk perkembangan kecerdasannya anak usia kelas awal SD ditunjukkan dengan kemampuannya dalam melakukan seriasi, mengelompokkan obyek, berminat terhadap angka dan tulisan, meningkatnya perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami sebab akibat dan berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan waktu. 
Anak akan mengalami perkembangan masa sekolah atau masa usia SD, yakni pada umur enam atau tujuh tahun hingga 12 tahun. Pada fase ini anak mengalami masa peka untuk mereaksi stimulus intelektual sekaligus siap melaksanakan tugas-tugas belajar yang memerlukan kapasitas kognitif seperti membaca, menulis, dan berhitung. Pada usia enam tahun berat otaknya sudah mencapai sekitar 90% dari berat otak rata-rata orang dewasa.
Seorang pakar terkemuka dalam disiplin psikologi kognitif dan psikologi anak, Jean Piaget, mengklasifikasikan perkembangan kognitif anak ke dalam empat tahapan yaitu tahap sensory motor untuk anak bayi, tahap pre operational untuk anak pra sekolah, tahap concrete operational untuk anak usia SD, dan tahap formal operational untuk remaja. Namun yang akan kita bahas disini adalah tahap concrete yaitu untuk anak usia SD.
Intelegensi anak usia SD tergolong lebih lambat dibanding dengan anak usia remaja, karena anak usia SD masih pada tahap concrete belum sampai pada tahap formal operational. Dalam intelegensi operational anak yang sedang berada pada tahap konkret operational terdapat sistem operasi kognitif yang meliputi: 1) conservation 2) addition of classes 3) multiplication of classes. Penjelasan selanjutnya mengenai tiga macam operasi kognitif ini adalah sebagai berikut :
·         Conservation (konservasi/pengekalan) adalah kemampuan anak dalam memahami konsep-konsep kumulatif materi, seperti volume dan jumlah. Anak yang mampu mengenali sifat kuantitatif sebuah benda akan tahu, bahwa sifat kuantitatif benda tersebut tidak akan berubah secara sembarangan. Jumlah cairan dalam sebuah bejana tidak akan berubah meskipun dituangkan kedalam bejana lainnya yang lebih besar ataupun lebih kecil. Begitu juga jumlah benda-benda padat seperti kelereng dan koin, tak akan berubah hanya dengan mengubah-ubah tatanannya.
·         Addition of classes (penambahan golongan benda), yakni kemampuan anak dalam memahami cara mengkombinasikan beberapa golongan benda yang dianggap berkelas lebih rendah, seperti mawar, dan melati, dan menghubungkannya dengan benda yang berkelas lebih tinggi, seperti bunga. Di samping itu, kemampuan ini juga meliputi kecakapan memilah-milah benda-benda yang tergabung dalam sebuah benda yang berkelas tinggimenjadi benda-benda yang berkelas rendah, misalnya dari bunga menjadi mawar, melati dan seterusnya.
·         Multiplication of classes (pelipatgandaan golongan benda), yakni kemampuan yang melibatkan pengetahuan mengenai cara mempertahankan dimensi-dimensi benda (seperti warna bunga dan tipe bunga) untuk membentuk gabungan golongan benda (seperti mawar merah, mawar putih, dan seterusnya). Selain itu, kemampuan ini juga meliputi kemampuan memahami cara sebaliknya, yakni cara memisahkan gabungan golongan benda menjadi dimensi-dimensi tersendiri, misalnya: warna bunga mawar terdiri atas merah, putih, dan kuning.
Berdasarkan hasil-hasil eksperimen dan observasinya, Pieget menyimpulkan, bahwa pemahaman terhadap aspek kuantitatif materi, pemahaman terhadap golongan benda, dan pemahaman terhadap pelipat gandaan golongan benda merupakan ciri khas perkembangan kognitif anak usia SD. Perolehan pemahaman tersebut diiringi dengan banyak berkurangnya egosentrisme anak. Artinya, anak sudah mulai memiliki kemampuan mengkoordinasikan pandangan-pandangan orang lain dengan pandangannya sendiri, memiliki persefsi positif bahwa pandangannya hanyalah salah satu dari sekian banyak pandangan orang. Jadi pada dasarnya perkembangan kognitif anak tersebut ditinjau dari sudut karakteristiknya sudah sama dengan kemampuan kognitif orang dewasa.
2.      Karakteristik Anak pada Masa Kelas-Kelas Rendah SD
Anak yang berada di kelas rendah SD adalah anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupan seseorang. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal. 

Beberapa sifat khas anak pada masa ini antara lain adalah:
1.      Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi sekolah
2.      Seikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan yang tradisional
3.      Ada kecenderungan menuju diri sendiri
4.      Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain ada kecenderungan meremehkan ank lain
5.      Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu hal, maka soal itu dianggapnya tidak penting
6.      Pada masa ini anak menghendaki nilai raport yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai atau tidak.
3.      Karakteristik Anak pada Masa Kelas-Kelas Tinggi SD
Beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini adalah:
1.      Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret
2.      Amat realistis, ingin tahu, ingin belajar
3.      Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal dan mata pelajaran khusus
4.      Sampai kira-kira umur 11 tahun anak dapat membuthkan seorang guru/orang-orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugasnya dan memahami keinginannya. Setelah kira-kira umur 11 tahun pada umumnya anak menghadapi tugas dengan bebas dan berusaha menyelesaikannya sendiri
5.      Pada masa ini anak memandang nilai raport sebagai ukuran yangtepat sebaik-baiknyamengenai prestasi sekolah
6.      Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok teman sebaya biasanya untuk dapat bermain bersama-sama
7.      Mengembangkan kata hati
4.      Bentuk Karakter Siswa SD
Pada hakekatnya bentuk karakteristik anak SD yang menonjol adalah senang bermain, selalu bergerak, bekerja atau bermain dalam kelompok, dan senantiasa ingin melaksanakan dan merasakan sendiri (langsung praktek). Adapun bentuk dan karakter siswa SD khususnya adalah dapat di uraikan sebagai berikut:
1.      Senang bermain
Karakteristik / Psikologi ini menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermuatan permainan lebih – lebih untuk kelas rendah. Guru SD seyogiyanya merancang model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya. Guru hendaknya mengembangkan model pengajaran yang serius tapi santai. Penyusunan jadwal pelajaran hendaknya diselang saling antara mata pelajaran serius seperti ipa, matematika, dengan pelajaran yang mengandung unsur permainan seperti pendidikan jasmani, atau seni budaya dan keterampilan
2.       Senang bergerak
Orang dewasa dapat duduk berjam-jam, sedangkan anak SD dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu, guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau bergerak. Menyuruh anak untuk duduk rapi untuk jangka waktu yang lama, dirasakan anak sebagai siksaan.

3.      Anak senang bekerja dalam kelompok.
Dari pergaulanya dengan kelompok sebaya, anak belajar aspek-aspek yang penting dalam proses sosialisasi, seperti: belajar memenuhi aturan-aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak tergantung pada diterimanya dilingkungan, belajar menerimanya tanggung jawab, belajar bersaing dengan orang lain secara sehat (sportif), mempelajari olah raga dan membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok, serta belajar keadilan dan demokrasi. Karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran  yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok. Guru dapat meminta siswa untuk membentuk kelompok kecil dengan anggota 3-4 orang untuk mempelajari atau menyelesaikan suatu tugas secara kelompok.
4.      Senang merasakan atau melakukan/memperagakan sesuatu secara langsung.
Ditinjau dari teori perkembangan kognitif, anak SD memasuki tahap operasional konkret. Dari apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep-konsep baru dengan konsep-konsep lama. Berdasar pengalaman ini, siswa membentuk konsep-konsep tentang angka, ruang, waktu, fungsi-fungsi badan, jenis kelamin, moral, dan sebagainya. Bagi anak SD, penjelasan guru tentang materi pelajaran akan lebih dipahami jika anak melaksanakan sendiri, sama halnya dengan memberi contoh bagi orang dewasa. Dengan demikian guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh anak akan lebih memahami tentang solat jika langsung dengan prakteknya

BAB 3
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dalam penyelenggaran pendidikan. Orang tua memiliki peran yang sangat besar dalam mendidik psikologi perkembangan anak. Karena psikologi atau kejiwaannya memiliki kesensitifan yang tinggi. Dengan orang tua turun langsung memberikan pendekatan dalam hal mendidik akan membuat anak lebih yaikin dan berani menghadapi semua tantangan belajar.
Seorang guru juga harus dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan keadaan siswanya, maka sangat penting bagi seorang pendidik mengetahui karakteristik siswanya. Pemahaman terhadap karakteristik peserta didik dan tugas-tugas perkembangan anak SD dapat dijadikan titik awal untuk menentukan tujuan pendidikan di SD.
B.     Saran
Jangan lupa, dalam hal penting ini, ajari anak dengan konsekuensi, bukan dengan hukuman atau marah-marah. Misal, aturannya mandi dahulu baru menonton televisi. Konsekuensi yang ada adalah jika tidak mandi, tidak akan mendapatkan menonton televisi. Orangtua pun semestinya mengetahui tahap tumbuh kembang anak. Jangan pernah menutup telinga terhadap hal-hal yang sifatnya baik dan sesuai dengan kebutuhan anak.
Bagi pemerintah, perlu kiranya memberi sanksi yang tegas kepada sekolah yang tidak mengindahkan aturan batasan pengajaran. Usia dini tidak seharusnya menguasai calistung hanya karena sekolah mengejar faktor ekonomi. Untuk itu, mulailah disadari, bahwa hak anak harus diperhatikan. Biarkanlah mereka tumbuh dan menikmati masa anak-anaknya yang sesuai dengan usianya.




DAFTAR PUSTAKA

Hawadi, Reni Akbar. 2001. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia
Http://www.blogwahyu.com/p/blog-page_18.html
Http://uptdpendidikan3.blogspot.com/2010/01/karakteristik-perkembangan-anak usia.html
Robert E. Slavin. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Indeks.
SyahMuhibbin. 2014. TelaahSingkatPerkembanganPesertaDidik. Jakarta: PT RajaGrafindoPersada.
SarwonoSarlito W. 2012. PengantarPsikologiUmum. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Semiawan, Conny R. 1999. Perkembangan dan Belajar Peserta Didik. Jakarta: Depdikbud.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar