Konsep Psikologi
Pembelajaran Anak Usia SD dan Karakteristik Anak Usia SD
Dosen Pengajar :
Sulistiyana, S.Pd, M.Pd
Di susun oleh : Kelompok 1
Semester/kelas : 1/A
Ana Matsna Rasyida A1E315005
Asiah A1E315009
Aulia Rahmi A1E315015
Diana Saputri A1E315021
Fadelan Rizaldi A1E315029
Hatmah A1E315038
Irma Mariana A1E315042
Meri Aditia Lestari A1E315059
M. Aminurrahman A1E315061
Nor Aina
A1E315075
Normiati A1E315081
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI S1-PGSD
BANJARMASIN
2015
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillahi
robbil ‘alamin, Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga telah dapat
menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “Konsep
Psikologi Pembelajaran Anak Usia SD dan Karakteristik Anak Usia SD” dengan baik dan lancar. Makalah ini ditulis sebagai salah
satu syarat untuk menyelesaikan tugas
pada mata kuliah Psikologi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Pada
kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberi dukungan kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini. Selama pelaksanaan penyusunan makalah ini , kami
banyak mendapat bimbingan, arahan dan bantuan dari berbagai pihak yang sangat
mendukung. Semoga apa yang telah kami usahakan ini dapat memberi
manfaat bagi banyak orang.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih banyak
kekurangannya dan masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan Makalah ini. Semoga Makalah ini
dapat menjadi langkah awal bagi kami untuk menatap kesuksesan dunia dan
kesuksesan akhirat nantinya.
Banjarmasin,
Oktober 2015
Penyusun,
DAFTAR ISI
Halaman
Cover .................................................................................................................
Kata
pengantar .................................................................................................. ii
Daftar
isi ............................................................................................................ iii
BABI
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................... 2
BAB II
A. Konsep
Psikologi Pembelajaran Anak Usia SD .......................................... 3
1. Pengertian Psikologi ............................................................................ 3
2.
Peranan
Psikologi Dalam Pembelajaran Dan Pengajaran
..................... 4
3.
Pendekatan
Utama Dalam Psikologi ................................................... 4
4.
Pengertian
Pembelajaran ...................................................................... 5
B. Karakteristik anak usia SD .......................................................................... 5
1.
Karakteristik Anak SD ........................................................................ 7
2.
Karakteristik Anak pada Masa Kelas-Kelas Rendah SD .................... 9
3.
Karakteristik Anak pada Masa Kelas-Kelas Tinggi SD ....................... 10
4.
Bentuk Karakter Siswa SD .................................................................. 11
BAB III
A. Kesimpulan .................................................................................................. 13
B. Saran
............................................................................................................ 13
Daftar
Pustaka ................................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan anak usia SD pada dasarnya
meliputi seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua
dalam proses perawatan, pengasuhan, dan pendidikan pada anak dengan menciptakan
aura dan lingkungan dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan
kesempatan kepadanya untuk mengetahui dan memahami pengalaman belajar yang
diperolehnya dari lingkungan, melalui cara mengamati, meniru, dan bereksperimen
yang berlangsung secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh potensi dan
kecerdasan anak.
Pendidikan bagi anak usia SD adalah pemberian
upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh dan pemberian kegiatan
pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan anak. Pendidikan
bagi anak usia SD merupakan sebuah pendidikan yang dilakukan pada anak yang berumur 6 sampai 12 tahun. Pendidikan pada
tahap ini memfokuskan pada physical, intelligence, emotional, social education.
B.
Rumusan Masalah
5. Bagaimana
konsep psikologi pembelajaran anak usia SD?
6. Bagaimana Peranan Psikologi Dalam
Pembelajaran?
7. Bagaimana
karakteristik akan usia SD?
8. Bagaimana Bentuk-bentuk karakteristik anak usia SD?
C.
Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah
1. Bisa menjelaskan apa itu konsep psikologi pembelajaran
anak usia SD
2. Untuk mengetahui Bagaimana Peranan
Psikologi Dalam Pembelajaran
3. Untuk mengetahui apa itu karakteristik anak usia SD
4. Untuk mengatahui bentuk-bentuk karakteristik anak usia
SD
Juga untuk
menyelesaikan salah satu tugas perkuliahan pada mata kuliah Psikologi serta salah satu cara
untuk mempermudah pemahaman materi tentang Konsep
Psikologi Pembelajaran Anak Usia SD dan Karakteristik Anak Usia SD.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Konsep Psikologi Pembelajaran Anak Usia
SD
Psikologi
pembelajaran yaitu cabang psikologi yang secara khusus mengkaji berbagai
perilaku individu dalam kaitannya dengan pendidikan, tujuannya untuk menemukan
fakta, generalisasi, dan teori psikologis yang berkaitan dengan pendidikan untuk
digunakan dalam upaya melaksanakan
proses pendidikan yang efektif.
Psikologi
pembelajaran sangat penting dalam rangka menciptakan kemampuan guru untuk
mengelola proses belajar sesuai dengan prinsip-prinsip kejiwaan peserta didik.
Sebab dimanapun proses pendidikan berlangsung alasan utama kehadiran guru
adalah untuk mendorong, membantu, dan
membangkitkan semangat siswa agar
belajar dengan sebaik-baiknya.
Agar
guru dapat mendidik para siswa melalui proses belajar yang berdaya guna karena
itu psikologi pembelajaran ini akan berperan penting dalam pendidikan di
sekolah. Mengembangkan
ranah afeksi guru, ranah afeksi yang sering dijadikan bidikan dalam, psikologi
pembelajaran adalah sikap dan perasaan yang berkaitan dengan profesi keguruan.
1.
Pengertian Psikologi
Psikologi
berasal dari bahasa Yunani yaitu psyche yang berarti jiwa dan logos artinya
ilmu. Dengan demikian secara harpiah psikologi artinya ilmu jiwa. Namun tidaklah
sederhana itu untuk mengartikan psikologi, karena setiap orang pasti mempunyai
persepsi yang berbeda jika ditanya tentang jiwa. Karena keberadaannya yang
abstrak, yang tidak dapat dijangkau oleh panca indra. Dalam hal ini untuk lebih
sederhana psikologi dapat diartikan sebagai suatu ilmu pengetahuan yang
menyelidiki dan membahas tentang tingkah laku manusia baik individu maupun
kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan.
Psikologi
merupakan suatu ilmu pengetahuan karena psikologi menggunakan metode-metode
ilmiah. Psikologi pendidikan sangat penting untuk dipelajari, dipahami, dan
ditelaah oleh mahasiswa keguruan. Karena pendidikan merupakan kegiatan yang
melibatkan individu yang berperilaku yang ikut terlibat dalam pendidikan.
Seyogyanya mereka yang terlibat dapat menunjukkan perilaku yang seusai agar
proses pendidikan dapat berlangsung secara efektif sesuai dengan landasan dan
tujuan yang akan dicapai.
2.
Peranan Psikologi Dalam Pembelajaran Dan
Pengajaran
Peranan
psikologi dalam pembelajaran dan pengajaran yaitu, memahami siswa sebagai
pelajar, memahami prinsip dan teori pembelajaran, memilih metode-metode pengajaran,
menetapkan tujuan pembelajaran, menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif,
memilih dan menetapkan isi pengajaran, membantu siswa yang mendapat kesultan
dalam pembelajaran, memilih alat bantu pengajaran, menilai hasil pembelajaran,
memahami kepribadian dan profesi
guru, dan membimbing kepribadian
siswa.
3.
Pendekatan Utama Dalam Psikologi
Pendekatan utama dalam psikologi dibagi empat yaitu :
·
Pendekatan Behaviorisme, lebih mengutamakan
hal-hal yang nampak dari individu. Perilaku adalah segala sesuatu yang bisa di
amati oleh alat indera sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya.
·
Pendekatan
Psikoanalisa, lebih mengutamakan
hal-hal yang ada di bawah kesadaran individu. Pendekatan kognitif, perilaku
sebagai proses internal, yang merupakan suatu proses input-output yaitu
penerimaan dan pengolahan hasil dari informasi, untuk kemudian menghasilkan
keluaran.
·
Pendekatan
Humanistik, bahwa
manusia sudah awalnya mempunyai dorongan untuk mewujudkan dirinya sebagai
manusia di lingkungannya.
·
Pendekatan
Neurobiologi yang
mengaitkan perilaku individu dengan kejadian di dalam otak dan syarafnya.
4.
Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran
adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu
perubahan perilaku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Pembelajaran pada hakekatnya adalah
suatu proses interaksi antar anak dengan anak, anak dengan sumber belajar dan
anak dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi anak
jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi anak.
Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar
terjadi dalam diri individu sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya.
Pembelajaran
merupakan suatu proses. Prinsip ini mengandung makna bahwa pembelajaran
merupakan suatu aktifitas yang berkesinambungan. Proses pembelajaran
terjadi karena adanya sesuatu yang mendorong dan ada sustu tujuan yang ingin
dicapai. Pembelajaran
merupakan suatu pengalaman
Pembelajaran
sebagai suatu usaha memperoleh perubahan perilaku. Prinsip ini bermakna bahwa
proses pembelajaran itu ialah adanya perubahan perilaku dalam diri individu. Hasil pembelajaran ditandai dengan
perubahan perilaku secara keseluruhan.
Pembelajaran dapat diartikan
sebagai suatu perubahan yang terjadi dalam diri seseorang mengenai hal-hal yang
bermanfaat baginya.
B.
Karakteristik anak usia SD
Karakter
menurut Puerwadarminta adalah watak, tabiat atau sifat-sifat kejiwaan, sedangkan menurut IR
Pedjawijatna mengemukakan karakter atau watak adalah seluruh aku yang ternyata
dalam tindakannya (insani). Dengan beberapa pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa
karakteristik anak usia SD
adalah merupakan semua watak yang nyata dan timbul dalam suatu tindakan siswa adalah kehidupannya
setiap saat. Sehingga dengan demikian, karena watak dan perbuatan manusia yang
tidak akan lepas dari kodrat, dan sifat , serta bentuknya yang berbeda-beda,
maka tidak heran jika bentuk dan karakter siswa juga berbeda-beda
Karakter setiap
anak didik sangatlah beragam dan kepribadian setiap individu juga berbeda-beda.
Atas dasar inilah guru diwajibkan memiliki pemahaman yang baik tentang
psikologi perkembangan anak didik. Pemahaman karakter ini sangat diperlukan
untuk berinteraksi dengan anak didiknya.
Salah satu
keberhasilan guru adalah apabila ia memiliki pengaruh yang besar terhadap
siswanya yang mendapat inspirasi mencintai ilmu pengetahuan, rajin bekerja dan
belajar. Banyak pada awal pelajaran orang tua mengeluh anaknya tidak memiliki
potensi untuk belajar rajin, tetapi setelah guru membina dan mendidik, anak
didiknya menunjukkan peningkatan potensi yang tajam hingga melampaui
siswa-siswi yang lain. Hal ini dapat terjadi karena setiap guru pun memiliki
karakter dan kemampuan yang berlainan.
Keberhasilan
dalam proses kependidikan sangat dipengaruhi oleh pemahaman terhadap
perkembangan psikologi. Pemahaman yang baik mengenai psikologi perkembangan
sangat membantu guru untuk menyikapi setiap
ada perubahan tingkah laku pada anak didik.
1. Karakteristik Anak SD
Karakteristik
perkembangan anak pada kelas satu, dua dan tiga SD biasanya pertumbuhan
fisiknya telah mencapai kematangan, mereka telah mampu mengontrol tubuh dan
keseimbangannya. Mereka telah dapat melompat dengan kaki secara bergantian,
dapat mengendarai sepeda roda dua, dapat menangkap bola dan telah berkembang
koordinasi tangan dan mata untuk dapat memegang pensil maupun memegang gunting.
Selain itu, perkembangan sosial anak yang berada pada usia kelas awal SD antara
lain mereka telah dapat menunjukkan keakuannya tentang jenis kelaminnya, telah
mulai berkompetisi dengan teman sebaya, mempunyai sahabat, telah mampu berbagi,
dan mandiri.
Perkembangan emosi anak
usia 6-8 tahun antara lain anak telah dapat mengekspresikan reaksi terhadap
orang lain, telah dapat mengontrol emosi, sudah mampu berpisah dengan orang tua
dan telah mulai belajar tentang benar dan salah. Untuk perkembangan
kecerdasannya anak usia kelas awal SD ditunjukkan dengan kemampuannya dalam
melakukan seriasi, mengelompokkan obyek, berminat terhadap angka dan tulisan, meningkatnya
perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami sebab akibat dan berkembangnya
pemahaman terhadap ruang dan waktu.
Anak
akan mengalami perkembangan masa sekolah atau masa usia SD, yakni pada umur
enam atau tujuh tahun hingga 12 tahun. Pada fase ini anak mengalami masa peka
untuk mereaksi stimulus intelektual sekaligus siap melaksanakan tugas-tugas
belajar yang memerlukan kapasitas kognitif seperti membaca, menulis, dan
berhitung. Pada usia enam tahun berat otaknya sudah mencapai sekitar 90% dari
berat otak rata-rata orang dewasa.
Seorang
pakar terkemuka dalam disiplin psikologi kognitif dan psikologi anak, Jean
Piaget, mengklasifikasikan
perkembangan kognitif anak ke dalam empat tahapan yaitu tahap sensory motor
untuk anak bayi, tahap pre operational untuk anak pra sekolah, tahap concrete
operational untuk anak usia SD, dan tahap formal operational untuk remaja.
Namun yang akan kita bahas disini adalah tahap concrete yaitu untuk anak usia SD.
Intelegensi
anak usia SD tergolong lebih lambat dibanding dengan anak usia remaja, karena
anak usia SD masih pada tahap concrete belum sampai pada tahap formal
operational. Dalam
intelegensi operational anak yang sedang berada pada tahap konkret operational
terdapat sistem operasi kognitif yang meliputi: 1) conservation 2) addition of
classes 3) multiplication of classes. Penjelasan selanjutnya mengenai tiga
macam operasi kognitif ini adalah sebagai berikut :
·
Conservation
(konservasi/pengekalan) adalah kemampuan anak dalam
memahami konsep-konsep kumulatif materi, seperti volume dan jumlah. Anak yang
mampu mengenali sifat kuantitatif sebuah benda akan tahu, bahwa sifat
kuantitatif benda tersebut tidak akan berubah secara sembarangan. Jumlah cairan
dalam sebuah bejana tidak akan berubah meskipun dituangkan kedalam bejana
lainnya yang lebih besar ataupun lebih kecil. Begitu juga jumlah benda-benda
padat seperti kelereng dan koin, tak akan berubah hanya dengan mengubah-ubah
tatanannya.
·
Addition
of classes (penambahan golongan benda), yakni
kemampuan anak dalam memahami cara mengkombinasikan beberapa golongan benda
yang dianggap berkelas lebih rendah, seperti mawar, dan melati, dan
menghubungkannya dengan benda yang berkelas lebih tinggi, seperti bunga. Di
samping itu, kemampuan ini juga meliputi kecakapan memilah-milah benda-benda
yang tergabung dalam sebuah benda yang berkelas tinggimenjadi benda-benda yang
berkelas rendah, misalnya dari bunga menjadi mawar, melati dan seterusnya.
·
Multiplication
of classes (pelipatgandaan golongan benda), yakni
kemampuan yang melibatkan pengetahuan mengenai cara mempertahankan
dimensi-dimensi benda (seperti warna bunga dan tipe bunga) untuk membentuk
gabungan golongan benda (seperti mawar merah, mawar putih, dan seterusnya).
Selain itu, kemampuan ini juga meliputi kemampuan memahami cara sebaliknya,
yakni cara memisahkan gabungan golongan benda menjadi dimensi-dimensi
tersendiri, misalnya: warna bunga mawar terdiri atas merah, putih, dan kuning.
Berdasarkan
hasil-hasil eksperimen dan observasinya, Pieget menyimpulkan, bahwa pemahaman terhadap
aspek kuantitatif materi, pemahaman terhadap golongan benda, dan pemahaman
terhadap pelipat gandaan golongan benda merupakan ciri khas perkembangan
kognitif anak usia SD. Perolehan pemahaman
tersebut diiringi dengan banyak berkurangnya egosentrisme anak. Artinya, anak
sudah mulai memiliki kemampuan mengkoordinasikan pandangan-pandangan orang lain
dengan pandangannya sendiri, memiliki persefsi positif bahwa pandangannya
hanyalah salah satu dari sekian banyak pandangan orang. Jadi pada dasarnya perkembangan
kognitif anak tersebut ditinjau dari sudut karakteristiknya sudah sama dengan
kemampuan kognitif orang dewasa.
2.
Karakteristik
Anak pada
Masa Kelas-Kelas Rendah SD
Anak yang berada di
kelas rendah SD adalah anak yang berada pada
rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa yang pendek tetapi
merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupan seseorang. Oleh karena itu,
pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan
berkembang secara optimal.
Beberapa
sifat khas anak pada masa ini antara lain adalah:
1. Adanya korelasi positif yang tinggi
antara keadaan jasmani dengan prestasi sekolah
2. Seikap tunduk kepada peraturan-peraturan
permainan yang tradisional
3. Ada kecenderungan menuju diri sendiri
4. Suka membanding-bandingkan dirinya
dengan anak lain ada kecenderungan meremehkan ank lain
5. Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu
hal, maka soal itu dianggapnya tidak penting
6. Pada masa ini anak menghendaki nilai
raport yang baik, tanpa mengingat
apakah prestasinya memang pantas diberi nilai atau tidak.
3. Karakteristik Anak pada Masa Kelas-Kelas
Tinggi SD
Beberapa
sifat khas anak-anak pada masa ini adalah:
1. Adanya minat terhadap kehidupan praktis
sehari-hari yang konkret
2. Amat realistis, ingin tahu, ingin
belajar
3. Menjelang akhir masa ini telah ada minat
kepada hal-hal dan mata pelajaran khusus
4. Sampai kira-kira umur 11 tahun anak
dapat membuthkan seorang guru/orang-orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan
tugasnya dan memahami keinginannya. Setelah kira-kira umur 11 tahun pada
umumnya anak menghadapi tugas dengan bebas dan berusaha menyelesaikannya
sendiri
5. Pada masa ini anak memandang nilai
raport sebagai ukuran yangtepat sebaik-baiknyamengenai prestasi sekolah
6. Anak-anak pada masa ini gemar membentuk
kelompok teman sebaya biasanya untuk dapat bermain bersama-sama
7. Mengembangkan kata hati
4. Bentuk
Karakter Siswa SD
Pada
hakekatnya bentuk
karakteristik anak SD yang menonjol adalah senang bermain, selalu bergerak,
bekerja atau bermain dalam kelompok, dan senantiasa ingin melaksanakan dan
merasakan sendiri (langsung praktek). Adapun bentuk dan karakter siswa SD
khususnya adalah dapat di uraikan sebagai berikut:
1.
Senang bermain
Karakteristik
/ Psikologi ini menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang
bermuatan permainan lebih – lebih untuk kelas rendah. Guru SD seyogiyanya merancang
model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya. Guru
hendaknya mengembangkan model pengajaran yang serius tapi santai. Penyusunan
jadwal pelajaran hendaknya diselang saling antara mata pelajaran serius seperti
ipa, matematika, dengan pelajaran yang mengandung unsur permainan seperti
pendidikan jasmani, atau seni budaya dan keterampilan
2.
Senang
bergerak
Orang
dewasa dapat duduk berjam-jam, sedangkan anak SD dapat duduk dengan tenang
paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu, guru hendaknya merancang model
pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau bergerak. Menyuruh anak
untuk duduk rapi untuk jangka waktu yang lama, dirasakan anak sebagai siksaan.
3.
Anak senang bekerja dalam kelompok.
Dari pergaulanya dengan kelompok
sebaya, anak belajar aspek-aspek yang penting dalam proses sosialisasi,
seperti: belajar memenuhi aturan-aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar
tidak tergantung pada diterimanya dilingkungan, belajar menerimanya tanggung
jawab, belajar bersaing dengan orang lain secara sehat (sportif), mempelajari olah
raga dan membawa implikasi bahwa
guru
harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau
belajar dalam kelompok, serta belajar keadilan dan demokrasi. Karakteristik ini
membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau
belajar dalam kelompok. Guru dapat meminta siswa untuk membentuk kelompok kecil
dengan anggota 3-4 orang untuk mempelajari atau menyelesaikan suatu tugas
secara kelompok.
4. Senang merasakan atau
melakukan/memperagakan sesuatu secara langsung.
Ditinjau dari teori
perkembangan kognitif, anak SD memasuki tahap operasional konkret. Dari apa
yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep-konsep baru dengan
konsep-konsep lama. Berdasar pengalaman ini, siswa membentuk konsep-konsep
tentang angka, ruang, waktu, fungsi-fungsi badan, jenis kelamin, moral, dan
sebagainya. Bagi anak SD, penjelasan guru tentang materi pelajaran akan lebih
dipahami jika anak melaksanakan sendiri, sama halnya dengan memberi contoh bagi
orang dewasa. Dengan demikian guru hendaknya merancang model pembelajaran yang
memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh
anak akan lebih memahami tentang solat jika langsung dengan
prakteknya
BAB
3
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam penyelenggaran pendidikan. Orang
tua memiliki peran yang sangat besar dalam mendidik psikologi perkembangan
anak. Karena psikologi atau kejiwaannya memiliki kesensitifan yang tinggi.
Dengan orang tua turun langsung memberikan pendekatan dalam hal mendidik akan
membuat anak lebih yaikin dan berani menghadapi semua tantangan belajar.
Seorang
guru juga harus dapat menerapkan
metode pengajaran yang sesuai dengan keadaan siswanya, maka sangat penting bagi
seorang pendidik mengetahui karakteristik siswanya. Pemahaman terhadap
karakteristik peserta didik dan tugas-tugas perkembangan anak SD dapat
dijadikan titik awal untuk menentukan tujuan pendidikan di SD.
B.
Saran
Jangan lupa, dalam hal penting ini,
ajari anak dengan konsekuensi, bukan dengan hukuman atau marah-marah. Misal,
aturannya mandi dahulu baru menonton televisi. Konsekuensi yang ada adalah jika
tidak mandi, tidak akan mendapatkan menonton televisi. Orangtua pun semestinya
mengetahui tahap tumbuh kembang anak. Jangan pernah menutup telinga terhadap
hal-hal yang sifatnya baik dan sesuai dengan kebutuhan anak.
Bagi pemerintah, perlu kiranya memberi
sanksi yang tegas kepada sekolah yang tidak mengindahkan aturan batasan
pengajaran. Usia dini tidak seharusnya menguasai calistung hanya karena sekolah
mengejar faktor ekonomi. Untuk itu, mulailah disadari, bahwa hak anak harus
diperhatikan. Biarkanlah mereka tumbuh dan menikmati masa anak-anaknya yang
sesuai dengan usianya.
DAFTAR
PUSTAKA
Hawadi, Reni Akbar. 2001.
Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia
Http://www.blogwahyu.com/p/blog-page_18.html
Http://uptdpendidikan3.blogspot.com/2010/01/karakteristik-perkembangan-anak usia.html
Robert
E. Slavin. 2008. Psikologi Pendidikan.
Jakarta: PT Indeks.
SyahMuhibbin. 2014. TelaahSingkatPerkembanganPesertaDidik.
Jakarta: PT RajaGrafindoPersada.
SarwonoSarlito
W. 2012. PengantarPsikologiUmum.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Semiawan, Conny R. 1999. Perkembangan dan
Belajar Peserta Didik. Jakarta: Depdikbud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar