KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas
kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, karunia, taufik serta hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah
ini diharapkan dapat menjadi pedoman untuk menambah pengetahuan tentang
perkembangan sosial pada anak sekolah dasar baik kelas rendah maupun kelas
tinggi.
Kami
menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari tuntunan Allah
SWT dan bantuan dari berbagai pihak serta media belajar untuk itu dalam
kesempatan ini,kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini.
Proses penulisan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya.Namun demikian,kami
telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga
dapat selesai dengan baik.
Oleh karena itu,kami dengan rendah hati
dan tangan terbuka mengharapkan dan menerima masukan,kritik,dan usul yang
membangun guna penyempurnaan makalah
ini.
Penyusun,
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………. 1
DAFTAR ISI…………………………..……………………………….. 2
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG………………………………………..…........... 3
RUMUSAN MASALAH........................................................................ 4
TUJUAN ……………..………………………………………………... 4
BAB II PEMBAHASAN
PERANAN BELAJAR
DI SEKOLAH………………………………... 5
A.
HUBUNGAN ANTARA BELAJAR,
PERKEMBANGAN BELAJAR DAN PENDIDIKAN……………………………………………………... 8
B.
TUJUAN PENDIDIKAN SEKOLAH 10
C.
PRINSIP-PRINSIP
BELAJAR…………………………………… 11
KONSEP BELAJAR MENURUT PENDAPAT BEBERAPA AHLI…
……………………………. 12
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN………………………………………………………… 15
SARAN………………………………………………………………… 15
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….. 16
BAB I
LATAR BELAKANG
Belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta
yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran (muhibbin Syah,2010).Belajar
adalah proses perubahan prilaku yang meliputi pengetahuan, kecakapan,
pengertian,sikap,keterampilan dan sebagainya.
Studi
psikolgi sangat berkaitan erat pada kehidupan kita sehari-hari. Psikologi
sebagai ilmu jiwa, berperan dalam menganalisis kejiwaan setiap individu yang
berinteraksi dengan lingkungannya. Sedangkan, terdapat keberagaman pendapat
para ahli tentang pengertian psikologi, dalam hal ini kita perlu mengkaji lebih
dalam pengertian psikologi dari bidang pendidikan.
Dengan belajar di sekolah diharapkan
output berupa siswa yang telah mengalami perubahan positif baik dimensi ranah
cita,rasa maupun karsanya.Sehingga
cita-cita mencetak sumber daya manusia(SDM) yang berkualitas pun tercapai.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana
Peranan belajar di sekolah ?
a.
Bagaimana hubungan antara
belajar,perkembangan belajar dan pendidikan ?
b.
Apakah tujuan belajar ?
c.
Bagaimana prinsip-prinsip dalam
belajar ?
2. Apa
saja konsep-konsep belajar menurut pendapat beberapa ahli ?
TUJUAN
1. Mengetahui
bagaimana Peranan belajar di sekolah
d.
Mengetahui bagaimana hubungan antara
belajar,perkembangan belajar dan pendidikan
e.
Mengetahui tentang tujuan belajar
f.
Mengetahui prinsip-prinsio dalam
belajar
2. Mengetahui
konsep-konsep belajar menurut pendapat beberapa ahli
BAB II
PEMBAHASAN
PERANAN PENDIDIKAN SEKOLAH
Peranan
berasal dari kata peran. Peran memiliki
makna yaitu seperangkat tingkat diharapan yang dimiliki oleh kedudukan
dimasyarakat.(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007;845) peranan adalah bagian
dari tugas utama yang harus dilaksanakan. Peranan sekolah sebagai lembaga yang
membantu lingkungan keluarga maka sekolah bertugs mendidik dan mengajar serta
memerbaiki dan memperhalus tingkah laku anak didik yang dibawa dari keluarga.
a) Peranan
Guru dalam Pendidikan SD
Bagi siswa SD, terutama di kelas rendah,
guru merupakan panutan. Siswa lebih percaya apa yang diajarkan gurunya daripada
yang diajarkan orang tua mereka. Itu menunjukan tinggiya kepercayaan dan
kepatuhan anak-anak SD kepada guru.
Dalam
Peraturan Pemerintahan (PP) No. 38 tahun 1990 ada dua ketentuan tentang Tenaga
Kependidikan dalam mengkaji peranan guru dalam pendidikan dasar, yaitu :
1. Tenaga
kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri secara
langsung dalam penyelenggaraan pendidikan.
2. Tenaga
pendidikan adalah tenaga kependidikan yang bertugas membimbing, mengajar,
dan melatih peserta didik.
Guru tergolong ke dalam tenaga
pendidik yang berperan membimbing, mengajar, dan melatih. Sebagai tenaga
pendidik, seorang guru SD juga harus mampu berperan sebagai pembimbing ,
pengajar, dan pelatih. Peran sebagai pembimbing merupakan peran yan g
sangat menentukan sehingga diharapkan guru mampu manjadi panutan yang patut
digugu dan ditiru.
Peran guru sebagai pengajar ,
tidak hanya dituntut sebagi pengajar tetapi sebagai pengajar yang mengajar.
Dalam menjalankan perannya, guru SD diangkat sebagai guru kelas harus mampu
mengajar semua mata pelajaran di SD kecuali penjaskes dan agama. Selain mampu
berperan sebagai pengajar guru SD juga dituntut menguasai berbagai strategi
mengajar, cara merencanakan dan melaksanakan pembelajaran.
Sedangkan peran guru sebagai pelatih,
tampaknya tidak terlalu banyak dituntut bagi guru SD. Karena peran guru sebagai
pelatih lebih banyak dilakukan oleh para pendidik kepada peserta didik dewasa.
Sedangkan guru SD lebih diutamakan berperan sebagai pengajar yang mendidik,
karena siswa SD lebih memerlukan bimbingan dan pengajaran.
b) Peranan Orang
Tua dalam Pendidikan SD
Seperti ketentuan dalam GBHN yang
menyatakan bahwa pendidikan menjadi tanggung jawab utama antara keluarga,
sekolah dan masyarakat. Peran utama orang tua adalah tentunya memasukan anaknya
yang berusia 6 tahun ke SD, yang sebagian besar orang tua sudah melakukannya
dengan baik tapi ada juga orang tua yang tidak memasukan anaknya yang sudah cukup
umur ke SD dengan berbagai macam alasan.
Selain
itu orang tua juga berperan membantu penyelenggaraan pendidikan, dengan cara
bergabung dalam Badan Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan (BP3) yang dibentuk
oleh sekolah yang beranggotakan para orang tua siswa. Peran orang tua dalam PB3
adalah membantu kelancaran pendidikan, dan memikirkan berbagai upaya untuk
meningkatkan mutu pendidikan, tetapi banyak orang tua yang menganggap peran
orang tua dalam PB3 adalah dengan memberi sumbangan berupa dana pendidikan.
c) Peranan
Masyarakat dalam Pendidikan SD
Peran
serta masyarakat dalam pendidikan suatu dalam BAB XIII Pasal 47 Undang-Undang
No. 20 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang berbunyi:
1. Masyarakat
sebagai mitra Pemerintahan berkesempatan yang seluas-luasnya untuk berperan
dalam penyelenggaraan pendidikan nasonal.
2. Ciri khas
satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat tetap diindahkan.
3. Syarat-syarat
dan tata cara dalam penyelenggaraan ditetapkan dengan peraturan pemerintahan.
Dari butir-butir diatas dapat diketahuai
bahwa peran masyarakat sebagai mitra pemerintahan, yaitu pihak yang bekerja
bersama-sama dalam rangka menyelenggarakan pendidikan. Tata cara
penyelenggaraan pendidikan tercantum dalam PP No. 28/1990. BAB IV PAsal 5, ayat
1 menyebabkan bahwa “Pendirian satuan pendidikan Dasar oleh pemerintahan atau
masyarakat harus memenuhi persyaratan tersedianya :
1. Sekurang-kurangnya
sepuluh siswa;
2. Tenaga
kependidikan terdiri atas sekurag-kurangnya seorang guru untuk setiap kelas
bagi Sekolah Dasar;
3. Kurikulum
berdasarkan kurikulum nasional yang berlaku;
4. Sumber dana
tetap yang menjamin kelangsungan penyelenggaraan pendidikan dan tidak ada
merugikan siswa;
5. Tempat
belajar; serta
6. Buku
pelajaran dan peralatan pendidikan siswa yang diperlukan.
Dalam
menjalankan perannya sebagai mitra pemerintah masyarakat dapat membentuk
Yayasan , Badan atau Lembaga yang khusus menanggani satuan pendidikan. Di dalam
PP No. 28 tahun 1990 juga ditetapkan bahwa satuan pendidikan dasar yang
didirikan oleh masyarakat diselenggarakan oleh yayasan atau badan yang bersifat
sosial, yang berarti bahwa yayasan tidak boleh berorientasi pada kepentingan
untuk mencari keuntungan. Karena yayasan haruslah berdasarkan serta membantu
mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka mencapai tujuan pendidiakn nasional.
Selain sebagai
penyelenggara pendidikan, yayasan juga dapat berperan sebagai donatur bagi
berlangsungnya satuan pendidikan tertentu. Dalam hal ini, satuan pendidikan
tertentu dapat berkerja sama dengan masyarakat di dunia bisnis dan para
dermawan, untuk memperoleh sumber dana dalam rangka perluasan kesempatan
belajar dan peningkatan mutu pendidikan.
Masyarakat juga berperan
untuk mengklasifikasikan anak usia SDyang belum disekolahkan. Disinilah
peran masyarakat yang sangat penting, karena masih ada anak-anak usia SD yang
belum sekolah.
A.
HUBUNGAN
ANTARA BELAJAR, PERKEMBANGAN BELAJAR DAN PENDIDIKAN
Belajar
berarti mengubah memperbaharui melalui latihan ,pengalaman atau kontak dengan
lingkungan (fisik dan sosial)yang disebabkan melalui latihan dan pengalaman
serta relatif tidak berubah(Quinn,1995; feldman, 2003,2008).
Dalam proses
belajar ada 3 hal yang harus dipahami (feldman,2003)yakni :
1.
Belajar adalah perubahan tingkah laku (yang buruk atau benar)
2.
Melalui seperangkat latihan dan pengalaman
3.
Relatif permanen,tidak hanya muncul sesaat
Menurut Reni Akbar Hawadi (2001), perkembangan secara luas menunjuk pada
keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil
dalam kualitas kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru.
Perkembangan pada prinsipnya merupakan rentetan perubahan jasmani dan
rohani (fisio-psikis) manusia yang menuju ke arah yang lebih maju dan
sempurna. Proses-proses perkembangan yang berkaitan dengan kegiatan belajar
diantaranya:
Havinghurst menyusuun fase-fase
perkembangan sebagai berikut : (Mulyani,1998).
1.
Tugas perkembangan masa kanak-kanak
Belajar
berkata,berjalan,makan makan padat,mengendalikan gerakan badan,serta belajar
membedakan yang benar dan yang salah.
2.
Tugas perkembangan masa anak
Belajar
keterampilan fisik untuk keperluan bermain,membentuk sikap diri sendiri,belajar
keterampilan membaca,menulis dan berhitung.
3.
Tugas perkembangan masa remaja
Membuat
hubungan-hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya,mendapatkan
kebebasan diri,ketergantungan pada orang lain,mengembangan keterampilan dan
konsep-konsep yang diperlukan sebagai warga negara yang baik.
4.
Tugas perkembangan masa dewasa awal
Memilih
pasangan hidup,belajar hidup rukun bersuami istri,memulai kehidupan punya
anak,belajar bertanggung jawab sebagai warga negara yang baik.
5.
Tugas perkembangan tengah
baya
membangundan
mempertahankan standar ekonomi,membina anak remaja agar menjadi orang dewasa
yang bertanggung jawab,menerima serta menyesuaikan diri dengan perubahan fisik
diri sendiri,menyesuaikan pertumbuhan umur.
6.
Tugas perkembangan orang tua
Menyesuaikan
diri dengan semakinmmenurunya kekuatan fisik dan kesehatan,memenuhi kewajiban
sosial sebagai warga negara yang baik.
Tugas-tugas yang tertera diatas memudahkan para pendidik
pada setiap jenjang dan tingkat pendidikan untuk :
1.
Menentukan arah pendidikan
2.
Menentukan metode atau model belajar anak-anak agar mereka mampu
menyelesaikan tugas perkembangannya.
3.
Menyiapkan materi pelajaran yang tepat.
4.
Menyiapkan pengalaman belajar yang cocok dengan tugas perkembangan
.
Pendidikan
sebagai daya pengubah,pendidikan berfungsi menyampaikan ,meneruskan,dan
mentransmisi kebudayaan kepada generasi muda.
Pendidikan
adalah proses belajar dan mengajar mengenai pola-pola tingkah laku manusia
menurut apa yang di harapkan oleh masyarakat.Sekolah turut mendidik generasi
muda agar hidup dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang cepat
akibat perkembangan IPTEK.Dalam hal ini sekolah adalah “Agent of
Change”(lembaga pengubah)
Dalam
kaitannya belajar,perkembangan dan pendidikan adalah tugas pendidikan terhadap
usaha membina peserta didik,terutama di Indonesia menginginkan perkembangan
total ada baiknya perlu mempertimbangakan segi jasmani yang juga dikembangkan
atau ditumbuhkan .Dengan demikian fungsi jiwa dan tubuh atau aspek-aspek
individu yang akan dikembangkan adalah :
1.
Rohani
a.
Umum : agamis,perasaan,kemauan,pikiran
b.
Sosial :
kemasyarakatan,cinta tanah air
2.
Jasmani :
Keterampilan
,kesehatan,keindahan tubuh
Sejalan dengan perkembangan umur anak ,aspek-aspek tersebut semakin
berwujud.Wujud-wujud itu tentu berbeda pada setiap individu atau
antarindividu.Dengan bantuan pendidikan diharapkan aspek-aspek pada individu
tersebut dapat berkembang dan terbentuk sebagaimana mestinya secara terarah
dan wajar sejalan dengan filsafat
pancasila
B.
TUJUAN
PENDIDIKAN SEKOLAH
Tujuan tersebut tertulis pada
Undang-Undang Republik Indonesia(UURI) No 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional beserta peraturan-peraturan pemerintah yang bertalian
dengan pendidikan.
Dalam peraturan pemerintah republik
Indonesia (PPRI) No 19 Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan pasal 26
ayat 1 menyebutkan bahwa:
1. Kecerdasan
2. Pengetahuan
3. Kepribadian
4. Akhlak mulia
5. Keterampilan untuk hidup
mandiri
6. Mengikuti pendidikan lebih lanjut
Pasal
26 ayat 2 pada peraturan pemerintah disebutkan pendidikan menengah umun
bertujuan untuk meningkatkan :
1. Kecerdasan
2. Pengetahuan
3. Kepribadian
4. Akhlak mulia
5. Keterampilan untuk hidup
mandiri
6. Mengikuti pendidikan lebih lanjut
Yang
membedakan tujuan pendidikan menengah kejuruan atau SMK dengan sekolah menengah
umum adalah pada butir enam yaitu mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai
dengan kejuruannya
Adapun menurut islam tujuan
pendidikan adalah membentuk manusia supaya sehat, cerdas, dan tunduk kepada
perintah tuhan serta menjauhi larangan-laranga-Nya
C. PRINSIP- PRINSIP BELAJAR
Prinsip-prinsip dalam belajar baik
bagi siswa yang perlu meningkatkan upaya belajarnya maupun bagi guru dalam upaya
meningkatkan kualitas mengajarnya. Prinsip-prinip itu berkaitan dengan
perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman,
pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual.
1. Perhatian dan Motivasi
Dari kajian
teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar. (Gage dan
Berliner, 1984:335). Perhatian terhadap pelajar akan timbul pada siswa apabila
bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhan. Sedang motivasi adalah tenaga yang
menggerakkan aktivitas individu. Motivasi dapat bersifat internal, artinya
datang dari dirinya sendiri, dapat juga bersifat eksternal yakni dating dari
orang lain.
2.Keaktifan
John Dewey
mengemukakan, bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa
untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus dating dari siswa sendiri. Guru
hanya sebagai pembimbing dan pengarah (John Dewey 1916, dalam Davies, 1937:31)
3.
Keterlibatan langsung (pengalaman)
Melalui
pengalaman langsung, dalam belajar siswa tidak sekedar mengamati secara
langsung tetapi harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan
bertanggung jawab terhadap hasilnya.
4. Pengulangan
Pengulangan
merupakan upaya melatih daya-daya jiwa (mengamati, menanggapi, mengkhayal, merasakan,
berpikir, dan sebagainya), dalam membentuk respon yang benar dan membentuk
kebiasaan-kebiasaan.
4. 5. Tantangan
Tantangan dalam
kegiatan pembelajaran akan membuat siswa lebih bergairah. Metode pembelajaran
yang member tantangan bagi siswa untuk belajar secara lebih giat dan
sungguh-sungguh seperti metode eksperimen, inkuiri, diskoveri.
6. Balikan dan
Penguatan
Hasil belajar
yang baik merupakan balikan yang menyenangkan dan dapat berpengaruh terhadap
usaha belajar selanjutnya. Begitu pula sebaliknya hasil yang tidak menyenangkan
pun dapat berpengaruh baik pada usaha belajar. Menurut B.F.Skinner dorongan
belajar tidak saja disebabkan oleh penguatan yang menyenangkan tetapi juga yang
tidak menyenangkan. Atau dengan kata lain penguatan positif atau negative dapat
memperkuat belajar. (Gage dan Berliner, 1984:272)
7.Perbedaan individual
Setiapa anak
unik, artinya tidak ada dua orang siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki
perbedaan satu dengan yang lainnya. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik
psikis, kepribadian, dan sifat-sifatnya.
KONSEP BELAJAR MENURUT BEBERAPA AHLI
A. De Block, Robert M. Gagne , C. Van Parreren
1.
Belajar arti kata-kata. Belajar arti kata-kata
maksudnya adalah orang mulai menangkap arti terkandung dalam kata-kata yang
digunakan.
2.
Belajar Kognitif. Tak dapat disangkai bahwa belajar
kognitif bersentuhan dengan masalah mental. Objek- objek yang diamati
dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan, atau lambang yang
merupakan sesuatu bersifat mental.
3.
Belajar menghafal. Mengahafal adalah suatu aktivitas
menanamkan suatu materi verbal dalam ingatan, sehingga nantinya dapat
diproduksikan (diingat) kembali secara harfiah, sesuai dengan materi yang asli,
yang menyimpan kesan- kesan yang nantinya suatu waktu bila diperlukan dapat
diingat kembali kealam sadar.
4.
Belajar teoritis. Bentuk belajar ini bertujuan untuk
menempatkan semua data dan fakta (pengehuan) dalam suatu kerangka organisasi
mental, sehingga dapat difahami dan digunakan untuk memecahkan masalah, seperti
terjadi dalam bidang- bidang studi ilmiah.
5.
Belajar konsep. Konsep atau pengertian adalah satuan
arti pengertian yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri yang
sama, orang yang memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap
objek-objek yang dihadapinya, sehingga objek yang ditempatkan dalam golongan
tertentu.
6.
Belajar kaidah. Belajar kaidah (rule) termasuk dari
jenis belajar kemahiran intelektual (intelectual skill), yang dikemukakan oleh
Gagne. Belajar kaidah adalah bila dua konsep atau lebih dihubungkan satu sama
lain, tembentuk suatu ketentuan yang mereferensikan suatu keteraturan.
7.
Belajar berfikir. Dalam belajar ini, orang
dihadapkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan, tetapi tanpa melalui
pengamatan dan reorganisasi dalam pengamatan. Masalah harus dipecahkan melalui
operasi mental, khususnya menggunakan konsep dan kaidah serta metode-metode
bekerja tertentu.
Menurut Thorndike
Belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus
yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti
pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indra.
Sedangkan respon yaitu reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar,
yang juga dapat berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/ tindakan.
Menurut Watson
Belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon, namun
stimulus dan respon yang dimaksud harus berbentuk tingkah laku yang dapat
diamati (observable) dan dapat
diukur.
Menurut Clark Hull
Teori Hull mengatakn bahwa kebutuhan biologis dan pemuasan kebutuhan
biologis adalah penting dan menempati posisi sentral dalam seluruh kegiatan
manusia, sehingga stimulus dalam belajar pun hamper selalu dikaitkan dengan
kebutuhan biologis walaupun respon yang akan muncul mungkin dapat
bermacam-macam bentuknya.
Menurut Edwin Guthrie
Dijelaskan bahwa hubungan antara stimulus respon cenderung hanya
bersifat sementara oleh sebab itu, dalam kegiatan belajar peserta didik perlu
sesering mungkin di berikan stimulus agar hubungan antara stimulus bersifat
lebih tetap.
Menurut Skinner
Menurutnya
hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dalam
lingkungannya, yang kemudian akan menimbulkan perubahan tingkah laku, tidaklah
sesederhana yang digambarkan oleh para tokoh yang sebelumnya.
KESIMPULAN
Peranan berasal dari kata peran. Peran memiliki makna yaitu seperangkat tingkat diharapan
yang dimiliki oleh kedudukan dimasyarakat.(Kamus Besar Bahasa Indonesia,
2007;845) peranan adalah bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan.
Peranan sekolah sebagai lembaga yang membantu lingkungan keluarga maka sekolah
bertugs mendidik dan mengajar serta memerbaiki dan memperhalus tingkah laku
anak didik yang dibawa dari keluarga
Belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta
yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran (muhibbin
Syah,2010).Belajar adalah proses perubahan prilaku yang meliputi pengetahuan,
kecakapan, pengertian,sikap,keterampilan dan sebagainya.
Perkembangan
pada prinsipnya merupakan rentetan perubahan jasmani dan rohani (fisio-psikis)
manusia yang menuju ke arah yang lebih maju dan sempurna. Proses-proses
perkembangan yang berkaitan dengan kegiatan belajar diantaranya:
Dengan belajar di sekolah diharapkan output
berupa siswa yang telah mengalami perubahan positif baik dimensi ranah
cita,rasa maupun karsanya.Sehingga
cita-cita mencetak sumber daya manusia(SDM) yang berkualitas pun
tercapai.
SARAN
Di harapkan makalah ini
bisa dipahami dan bermanfaat umumnya bagi pembaca dan khususnya bagi kami yang
menyusun makalah ini.serta di harapkan dapat dimanfaatkan oleh seluruh
masyarakat kampus dan civitas akademika, khusus para pemangku kepentingan.
Dengan demikian ,banyak pihak dapat terlibat aktif secara efektif dalam
kegiatan pembangunan dalam bidang pendidikan ,termasuk memberi kritik, evaluasi
dan rekomendasi.
DAFTAR PUSTAKA
Dianiveby.blogspot.co.id/2012/06/jenis-jenis-belajar.html?m=1
Desmita. 2007. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Muhibbin Syah. 2011. Psikologi Belajar.
Jakarta: Rajawali Pers
W.S. Winkel. 1996. Psikologi pengajaran. Jakarta: Grasindo
Zulkifli L. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Budiningsih, C. Asri. 2004. Belajar dan
Pembelajaran. Yogyakarta: Rineka Cipta Sarwono,Sarito W.2012. pengantar psikologi
umum.Jakarta.PT Raja Grafinfo Persada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar