makalah
ADAPTASI
TUMBUHAN & HEWAN
Dosen
Pembimbing:
Drs. Radiansyah S.pd M.Pd
Disusun
oleh kelompok II:
Assavinatun
Nasiah
Dody
Kurniawan
Dwi
Astuti
Irma
Mariana
Maria
Ulpah
M.
Shaleh
Nor
Aina
UNIVERSITAS LAMBUNG
MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
kepada kami sehingga telah dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “ADAPTASI TUMBUHAN
& HEWAN ”. Makalah ini ditulis dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah IPA SD 1.
Pada
kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberi dukungan kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga apa yang
telah kami usahakan ini dapat memberi manfaat bagi banyak orang.
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami
mengharapakan saran dan masukan yang membangun dari seluruh pihak demi
perbaikan ke depan.
Banjarmasin, Oktober 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Kata
pengantar............................................................................................. i
Daftar
isi ii
BAB I
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 1
1.3 Ruang Lingkup...................................................................................... 1
1.4 Tujuan Penulisan.................................................................................... 2
BAB
II
2.1 Pengertian Adaptasi............................................................................... 3
2.2 Adaptasi Fisiologi.................................................................................. 4
2.3 Adaptasi Morfologi................................................................................ 6
2.4 Adaptasi Tingkah Laku.......................................................................... 9
BAB III
3.1 Kesimpulan............................................................................................ 10
3.2 Saran 10
Daftar
Pustaka............................................................................................. 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Setiap makhluk hidup telah dibekali oleh Tuhan Yang Maha Kuasa
dengan kemampuan untuk mempertahankan hidupnya dan menjaga keturunannya supaya
tetap lestari. Telah menjadi hukum alam bahwa makhluk yang lemah akan dimangsa
oleh makhluk yang lebih kuat, atau yang kita kenal dengan hukum rimba.
Adaptasi merupakan cara yang
dilakukan makhluk hidup agar bisa betahan hidup dalam lingkungannya,
terlebih lingkungan yang baru, bukan hanya pada manusia saja tetapi juga pada
hewan dan juga tumbuhan, mereka harus bisa beradaptasi dengan lingkungan dimana
mereka berada, demi mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Setiap makhluk hidup tidaklah sama cara beradaptasinya, hal itu disesuaikan
dari lingkungan sekitar makhluk hidup tersebut.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari adaptasi?
2. Apa yang dimaksud dengan adaptasi
fisiologi?
3. Apa yang dimaksud dengan adaptasi
morfologi?
4. Apa yang dimaksud dengan adaptasi
tingkah laku?
1.3
Ruang Lingkup
1.
Pengertian
dari adaptasi.
2. Adaptasi fisiologi.
3.
Adaptasi
morfologi.
4.
Adaptasi
tingkah laku.
1.4
Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pengertian dari adaptasi.
2. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan adaptasi
fisiologi.
3. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan
adaptasi morfologi.
4. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan
adaptasi tingkah laku.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
PENGERTIAN ADAPTASI
Adaptasi adalah
kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya. Organisme yang mampu beradaptasi terhadap lingkungannya mampu untuk:
·
memperoleh air, udara dan nutrisi (makanan).
·
mengatasi kondisi fisik lingkungan seperti temperatur,
cahaya dan panas.
·
mempertahankan hidup dari musuh alaminya.
·
bereproduksi.
·
merespon perubahan yang terjadi di sekitarnya.
Adaptasi terlihat
dari adanya perubahan struktur tubuh bagian luar maupun dalam sesuai dengan
situasi dan kondisi lingkungan tempat hidup (habitat) suatu makhluk hidup.
Perubahan ini umumnya bersifat tetap dan khas untuk setiap jenis organisme
sehingga dapat diwariskan kepada keturunannya.
Makhluk hidup yang
mampu melakukan adaptasi disebut dengan makhluk hidup yang adaptif. Semakin besar
kemampuan adaptasi suatu makhluk hidup, semakin besar pula peluang kelangsungan
makhluk hidup tersebut.
Jadi, Organisme yang mampu beradaptasi akan bertahan
hidup, sedangkan yang tidak mampu beradaptasi akan menghadapi kepunahan atau
kelangkaan jenis.
Ada beberapa cara
penyesuaian diri yang dapat dilakukan, yaitu dengan cara penyesuaian bentuk
organ tubuh, penyesuaian kerja organ tubuh, dan tingkah laku dalam menanggapi
perubahan lingkungan.
2.2
ADAPTASI FISIOLOGI
Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian diri
makhluk hidup melalui fungsi kerja organ-organ tubuh supaya bisa bertahan
hidup. Adaptasi ini berlangsung di dalam tubuh sehingga sulit untuk diamati.
Contoh
adaptasi fisiologi pada hewan
1. Anjing laut yang memiliki lapisan lemak yang
tebal untuk bertahan di daerah dingin dengan menahan panas tubuh
2. Burung hantu memiliki penglihatan dan
pendengaran yang sangat tajam yang memungkinkannya untuk dapat melihat di malam
hari.
3. Hewan onta yang punya kantung air di
punuknya untuk menyimpan air agar tahan tidak minum di padang pasir dalam
jangka waktu yang lama.
4. Ikan yang hidup di laut lebih sedikit
mengeluarkan urin dibandingkan dengan ikan yang hidup di air tawar. Air laut
lebih banyak mengandung garam. Kadar garam yang tinggi juga menyebabkan cairan
tubuh keluar terus menerus. Garam juga masuk ke dalam tubuh dan harus
dikeluarkan. Untuk menyesuaikan diri, ikan banyak meminum air laut dan sedikit
mengeluarkan urin. Ikan yang hidup di air tawar, sedikit minum air dan banyak
mengeluarkan urine dan menggunakan insangnya secara aktif untuk mengikat garam
yang terlarut dalam air supaya ikan tidak kelebihan air atau kembung.
- Berdasarkan jenis makanannya, hewan dapat
dibedakan menjadi karnivor (pemakan daging), herbivor (pemakan tumbuhan),
serta omnivor (pemakan daging dan tumbuhan). Penyesuaian hewan-hewan tersebut
terhadap jenis makanannya antara lain terdapat pada ukuran (panjang) usus
dan enzim pencernaan yang berbeda. Untuk mencerna tumbuhan yang umumnya mempunyai
sel-sel berdinding sel keras, rata-rata usus herbivor lebih panjang
daripada usus karnivor.
- Teredo navalis, adalah mollusca yang biasa hidup
pada kayu galangan kapal, kayu tiang-tiang pelabuhan. Mollusca ini dapat
merusak kayu karena makanannya berupa kayu. Di dalam saluran pencernaan
Teredo terdapat enzim selulase untuk membantu menguraikan selulose yang
ada pada kayu yang menjadi makanannya.
- Musang juga beradaptasi dengan cara menyemburkan
cairan untuk mengelakkan dirinya daripada musuh. Kelenjar bau yang
dimiliki oleh musang tersebut membuat musuh tidak kuat dan pergi karena
baunya
- Hewan ruminansia, misalnya sapi, kambing, kerbau.
Makanan hewan tersebut adalah rumput-rumputan, di dalam saluran
pencernaannya terdapat enzim selulase, enzim ini berfungsi untuk mencerna
selulose yang menyusun dinding sel tumbuhan, dengan enzim selulase maka
makanan menjadi lebih mudah dicerna.
Contoh
adaptasi fisiologi pada tumbuhan
1.
Bau yang khas pada bunga dapat mengundang datangnya serangga untuk membantu
penyerbukan. Bunga jenis ini menghasilkan madu atau nectar, dan serbuk sarinya
mudah melekat.
2.
Bunga Bromelia Merah dan beberapa jenis Anggrek mampu menarik perhatian
serangga penghisap madu, terutama lebah. Bunga ini menghasilkan aroma yang
dapat menarik serangga untuk mendekatinya. Aroma bunga merupakan sinyal bagi
serangga untuk menentukan bunga yang memiliki kandungan nektar. Secara tidak
sengaja, saat serangga menghisap nektar bunga, banyak serbuk sari yang menempel
di tubuhnya. Kemudian, ketika mengunjungi bunga lain, serbuk sari akan jatuh
pada kepala putik. Saat itulah penyerbukan terjadi.
3.
Semak azela di Jepang, Ilalang, dan Pohon Akasia dapat mengeluarkan zat
yang bersifat racun bagi hewan herbivora. Oleh karena itu, hewan herbivora jadi
enggan untuk mendekat, apalagi memakannya. Namun, ternyata zat racun itu juga
berdampak pada terhambatnya pertumbuhan, bahkan kematian pada tumbuhan lain
yang ada di sekitarnya.
4.
Pohon Mahoni juga menghasilkan zat racun. Tujuan Pohon Mahoni mengeluarkan
zat racun adalah untuk mengurangi persaingan dengan tumbuhan lain dalam hal
memperoleh Nutrisi dari dalam tanah. Selain itu, dengan tersedianya ruang yang cukup,
Pohon Mahoni akan tumbuh lebih cepat dan baik.
2.3
ADAPTASI MORFOLOGI
Adaptasi
morfologi adalah penyesuaian makhluk hidup melalui perubahan bentuk organ
tubuh yang berlangsung sangat lama untuk kelangsungan hidupnya. Adaptasi ini
sangat mudah dikenali dan mudah diamati karena tampak dari luar.
Contoh Adaptasi Morfologi Pada Hewan
Keterangan:
o Kaki burung kakatua
berfungsi agar dia mudah memanjat. Selain itu, juga kaki burung ini digunakan
untuk memegang makanan.
o Kaki
ayam untuk mengais tanah saat mencari makanan, memiliki tiga jari menghadap ke
depan dan satu jari bagian belakang tidak tumbuh sempurna (contoh lain, burung
unta).
o Kaki
elang memiliki kuku melengkung tajam, kaki yang pendek dan cakar kuat untuk
mencengkram (contoh lain, rajawali dan burung hantu).
o Burung
pipit mempunyai kaki yang kecil untuk bertengger.
o Kaki
bebek memiliki selaput renang diantara celah jari-jarinya.
o Burung
pelatuk memiliki empat jari, dengan dua jari berada di depan dan dua jari
berada di belakang yang berguna untuk memanjat.
·
Paruh burung pipit, bentuknya pendek
tebal dan runcing sesuai dengan jenis makanannya yaitu biji-bijian. Sehingga
bentuk paruh seperti itu dapat digunakan untuk memecah biji-bijian. Bentuk
paruh seperti ini juga terdapat pada ayam.
·
Paruh burung elang, bentuknya runcing
agak panjang dengan ujung agak membengkok sesuai dengan jenis makanannya berupa
daging.
·
Paruh bebek, pada pangkalnya terdapat
seperti sisir, berguna untuk menyaring makanan dari air.
·
Paruh burung pelatuk runcing agak
panjang untuk memahat kayu pohon dan menangkap serangga didalamnnya.
·
Paruh burung pelikan bagian bawahnya
berbentuk seperti kantong untuk menangkap ikan besar.
·
Paruh burung kolibri panjang, kecil
dan runcing. Sesuai dengan jenis makanannya yaitu untuk mengisap madu dari
bunga.
ADAPTASI MORFOLOGI PADA MULUT
SERANGGA
Adaptasi
morfologi pada serangga dapat kita lihat pada tipe mulutnya. Bagian mulut
serangga pada dasarnya terdiri atas satu bibir atas, sepasang rahang, satu
hipofaring, sepasang maksila dan satu bibir bawah.
Pada
belalang, jangkrik dan kecoa mulutnya dilengkapi dengan rahang atas dan rahang
bawah yang sangat kuat. Tipe mulut seperti pada serangga tersebut dinamakan
tipe mulut penggigit.
Lebah
madu dan lalat mulutnya dilengkapi dengan alat untuk menjilat atau bibir. Tipe
mulut seperti itu disebut tipe mulut pengisap penjilat.
Kupu
- kupu mulutnya dilengkapi dengan alat, seperti belalai yang panjang dan dapat
digulung. Tipe mulut seperti pada kupu - kupu tersebut dinamakan tipe mulut
pengisap.
Kutu
dan nyamuk mulutnya mempunyai rahang yang panjang dan runcing, sehingga
memungkinkan untuk menusuk kulit manusia atau hewan lain. Tipe mulut seperti
itu dinamakan tipe mulut penusuk pengisap.
Contoh Adaptasi Morfologi Pada Tumbuhan
Tumbuhan
ada yang hidup di darat, di air, di daerah kering dan daerah lembap,
karena tempat hidup yang berbeda-beda inilah maka tumbuhan mempunyai ciri-ciri tertentu
dalam rangka menyesuaikan diri terhadap lingkungan hidupnya. Berikut
macam-macam cara adaptasi tumbuhan:
a.
Tumbuhan yang hidup di daerah kering
(xerofit)
Tumbuhan
ini memiliki batang yang tebal untuk menyimpan air, daun tereduksi menjadi duri
dan memiliki kutikula, akar panjang dan menyebar luas sehingga dapat menyerap
air dari daerah yang luas. Contohnya kaktus dan kurma.
b.
Adaptasi tumbuhan yang hidup di
daerah lembap (higrofit)
Tumbuhan ini beradaptasi melalui bentuk daunnya yaitu lebar
dan relatif tipis. Contohnya lumut dan paku-pakuan.
c.
Adaptasi tumbuhan yang hidup di
air (hidrofit)
Tumbuhan
ini memiliki daun yang lebar dan tipis, sehingga mempercepat penguapan.
Batangnya memiliki rongga berisi udara, sehingga dapat terapung di atas air dan
akarnya relatif panjang. Contohnya teratai dan eceng gondok.
Tumbuhan air yang terendam di dalam air mempunyai
dinding sel yang kuat dan tebal untuk mengurangi osmosis ke dalam sel.
Contoh: Hydrilla dan Vallisneria
Tumbuhan yang hidup di daerah pasang surut, mempunyai
perakaran lebat dan kuat sehingga tidak
roboh bila terkena ombak.
Contohnya:
tumbuhan bakau.
2.4
ADAPTASI TINGKAH LAKU
Adaptasi
tingkah laku adalah penyesuaian diri
terhadap lingkungan dengan mengubah tingkah laku supaya dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya.
Contoh Adaptasi Tingkah Laku Pada Hewan
·
Cicak memutuskan ekornya pada saat ada ancaman.
·
Paus naik ke permukaan air ketika akan mengambil oksigen untuk
pernapasannya.
·
Hewan rayap itu buta, untuk menemukan jalan ia membuat
terowongan dari tanah yang dapat menuntunnya menuju ke tempat makanan dan
sarangnya.
·
Bunglon akan merubah warna kulit tubuhnya sesuai dengan warna
sekitar untuk mengelabui pemangsa.
Contoh
Adaptasi Lingkungan Pada Tumbuhan
·
Tumbuhan jati menggugurkan daunnya di musim kemarau. Hal ini
bertujuan untuk mengurangi penguapan.
·
Tumbuhan putri malu menguncup daunnya jika disentuh sehingga
seperti layu dan tidak enak dimakan. Tujuannya untuk mengelabui pemangsa yaitu
hewan herbivora.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan hidupnya. Ada beberapa cara penyesuaian diri yang dapat dilakukan,
yaitu adaptsi morfologi, adaptasi fisioligi dan adaptasi tingkah laku.
Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian diri
makhluk hidup melalui fungsi kerja organ-organ tubuh supaya bisa bertahan
hidup. Adaptasi ini berlangsung di dalam tubuh sehingga sulit untuk diamati.
Adaptasi
morfologi adalah penyesuaian makhluk hidup melalui perubahan bentuk organ
tubuh yang berlangsung sangat lama untuk kelangsungan hidupnya. Adaptasi ini
sangat mudah dikenali dan mudah diamati karena tampak dari luar.
Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian diri terhadap lingkungan dengan mengubah
tingkah laku supaya dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.
3.2
Saran
Untuk lebih mengetahui materi tentang interaksi biotik khususnya materi
“adaptasi”, sebaiknya kita lebih meningkatkan pembelajaran dengan membaca dari
berbagai literatur dan mengadakan diskusi kelompok.
DAFTAR PUSTAKA
Sudibyo, Elok dkk.
2008. Mari Belajar IPA 3 Untuk SMP/MTs Kelas
IX.
Jakarta: Karya Mendiri Nusantara
Kuswanti, Nur dkk.
2008. Ilmu Pengetahuan Alam: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas IX Edisi 4. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar