MAKALAH
PENGANTAR PENDIDIKAN
ORGANISASI PENDIDIKAN
DI SD
Dosen
Pengajar :
Drs. H. Mahlan Asmar,
M. Pd
NIP.
19550626 198003 1 005
Disusun oleh : Kelompok
IX
Adeliyani (A1E315002)
Dahliana (A1E315018)
Eika Sri Wahyuni (AIE315025)
Hamsiah (A1E315034)
Khairun Ni’mah (A1E315045)
Line Rahima (A1E315049)
Muhamad Nazar (A1E315064)
Semester
1 A
KEMENTERIAN PENDIDIKAN
DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS LAMBUNG
MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM S1 PGSD
BANJARMASIN
2015
KATA PENGANTAR
Makalah yang berjudul “ORGANISASI PENDIDIKAN DI SD” ini
disusun berdasarkan pengalaman membaca buku-buku maupun
sumber-sumber bacaan lainnya.
Penulis
mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas penyertaan-Nya, makalah
ini dapat terselesaikan dengan baik. Selain itu penulis ingin menyampaikan
terimakasih kepada :
1. Bapak Drs. H. Mahlan Asmar, M. Pd.,
selaku dosen pengajar Pengantar Pendidikan dengan dedikasi beliau, beliau telah
mengamalkan ilmu kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
2. Orangtua kami yang telah mencurahkan
tenaga dan segala upaya sehingga kami dapat menuntut ilmu
3. Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat
disebutkan satu per-satu yang telah membantu kami.
Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan masih terdapat kesalahan di
dalamnya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan
penulis terima demi kebaikan bersama dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.
Banjarmasin, Oktober 2015
DAFTAR ISI
halaman
KATA
PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR
ISI................................................................................................. ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................... 2
1.4 Kegunaan
penulisan.............................................................. .......2
BAB II. HASIL
2.1
Struktur Organisasi Pendidikan di SD......................................... 3
2.2
Perkembangan SD di Indonesia................................................... 5
2.3
Jenis-jenis SD............................................................................ ...6
2.4
Hubungan Sekolah dan Masyarakat.................................. ...........7
2.5 Pengembangan Organisasi Sekolah yang
Efektif dan Inovatif....10
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................15
3.2 Saran...............................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Keberadaan
manusia di dunia ini tidak luput dari keanggotaan suatu organisasi. Organisasi
merupakan sebuah wadah dimana orang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan bersama.
Pemahaman organisasi ini menunjukkan bahwa dimana pun dan kapan pun manusia
berada (berinteraksi) maka disitu muncul organisasi. Pemahaman organisasi tidak
lagi sebagai suatu wadah organik dari orang-orang yang berkumpul untuk suatu
tujuan, tetapi berkembang pada interaksi orang untuk maksud tertentu. Kemestian
manusia saat ini berada dalam suatu organisasi ditujukan untuk mencapai tujuan
bersama dengan lebih efektif dan efesien, bukan semata-mata suatu kondisi
kebetulan. Efektifitas dan efesiensi ini dapat digambarkan sebagai 100 sapu
lidi yang diikat secara bersamaan akan memiliki kekuatan yang lebih besar untuk
membersihkan satu halaman dibandingkan dengan sejumlah 100 sapu lidi digunakan
secara terpisah untuk membersihkan halaman. Pendidikan sebagai inventasi dalam
pembangunan sumber daya manusia ( SDM ) merupakan upaya yang dilakukan dalam
konteks organisasi, apakah keluarga, masyarakat, sekolah atau jenis organisasi
lainnya. Dalam perkembangan zaman saat ini, dimana para orang tua disibukkan
dengan berbagai pendidikan, proses pendidikan bagi anak-anak lebih banyak
dipercayakan pada organisasi pendidikan formal ( sekolah/madrasah ).
Pendidikan di sekolah dasar
merupakan lembaga yang dikelola dan diatur oleh pemerintah yang bergerak di
bidang pendidikan yang diselenggarakan secara formal yang berlangsung selama 6
tahun dari kelas 1 sampai kelas 6 untuk anak atau siswa-siswi di seluruh indonesia
tentunya dengan maksud dan tujuan yang tidak lain agar anak indonesia menjadi
seorang individu yang telah diamanatkan atau yang sudah dicita-citakan dalam
Undang-undang Dasar 1945.
Pada satuan tingkat sekolah dasar,
siswa merupakan anak didik yang perlu untuk di arahkan, dikembangkan, dan
dijembatani ke arah perkembangannya yang bersifat komplek. Maka dari itu
pendidikan di sekolah dasar pada hakekatnya merupakan pendidikan yang lebih
mengarahkan dan lebih banyak memotivasi siswa untuk belajar. Hal tersebut
karena siswa sekolah dasar merupakan anak yang unik dan perlu perhatian. Latar
belakang keunikan mereka terlihat pada perubahan berbagai aspek baik sikap,
gerak, dan inteligennya sehingga mempengaruhi perkembangannya.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
Struktur Organisasi Pendidikan di SD ?
2.
Bagaimana
Perkembangan SD di Indonesia ?
3.
Apa
saja Jenis-jenis SD ?
4.
Bagaimana
Hubungan Sekolah dan Masyarakat ?
5.
Bagaimana
Pengembangan Organisasi Sekolah yang Efektif dan Inovatif ?
1.3
Tujuan Penulisan
1.
Untuk
mengetahui Pengertian Struktur Sosial
2.
Untuk
mengetahui Unsur-unsur pokok dari struktur sosial untuk Masyarakat
3.
Untuk
mengetahui Ciri-ciri strukur sosial
4.
Untuk
mengetahui Fungsi Struktur Sosial
5.
Untuk
mengetahui Bentuk-Bentuk Struktur Sosial
1.4
Kegunaan penulisan
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah
para pembaca dapat mengetahui tentang organisasi pendidikan
di SD.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Struktur Pendidikan SD
Struktur
organisasi sekolah adalah susunan komponen-kompoen dalam organisasi sekolah yang
menunjukkan pembagian kerja dan juga peranan ataupun kegiatan-kegiatan yang
tidak sama itu di koordinasikan.
a.
Tugas
Kepala sekolah
Melaksanakan fungsi-fungsi yang diterapkan ke dalam
kegiatan-kegiataan sekolah yang dipimpinnya. Seperti membuat rencana atau
program tahunan, menyusun organisasi sekolah, melaksanakan pengorganiasian, dan
pengarahan, dan melaksanakn pengelolaan kepegawaian.
Kepala Sekolah sebagai Supervisor, berarti bahwa dia
hendaknya pandai meneliti , mencari dan menentukan syarat-syarat mana sajakah yang
diperlukan bagi kemajuan sekolahnya sehingga tujuan-tujuan pendidikan di
sekolah itu semaksimal mungkin dapat tercapai.
b. Tugas Wakil kepala sekolah
Membantu kepala sekolah : menyusun perencanaan,
membuat program kegiatan dan pelaksanaan program pengoordinasian, pengarahan,
ketenagaan, pengawasan, dan penyusun laporan.
c. Tugas Seksi
1) Seksi Pendidikan Kesenian
·
menyusun
program dan kegiatan Seksi Pendidikan Kesenian;
·
melaksanakan
pembinaan guru kesenian.
2) Seksi Pendidikan Olahraga
·
menyusun
program dan kegiatan Seksi Pendidikan Olahraga;
·
melaksanakan
pembinaan guru olahraga.
3) Seksi UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)
·
Mengusahakan
lingkungan kehidupan sekolah yang sehat melalui kegiatan (Healt School Living);
·
Mengadakan
Penyuluhan tentang pendidikan kesehatan;
·
Memelihara
kesehatan di Sekolah,
4) Seksi Perpustakaan
·
Meleksanakan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pelolaan perpustakaan
daerah.
5) Seksi Pramuka
·
Menyelenggarakan
kegiatan kepramukaan bagi para siswa, bisa melaksanakan dan membimbing para siswa
dalam kepramukaan.
6) Seksi Keagamaan
·
Merumuskan
dan mengusulkan segala peraturan organisasi tentang sistem dan mekanisme
pelaksanaan program kerja bidang kerohanian.
·
Merumuskan
dan mengusulkan program kegiatan berikut anggaran kegiatan setiap tahunnya untuk
di setujui oleh RPP
Perlu dijelaskan bahwa guru-guru yang ditunjuk atau
diserahi tugas adalah guru-guru kelas. Pembagian tugas tersebut disesuaikan
dengan kecakapan dan kemampuan guru masing-masing. Selanjutnya tiap bagian/guru
diharusan membuat “rencana kerja“ terinci yang akan dilaksanakan selama satu
tahun ajaran. Dalam hal ini perlu diusahakan agar setiap rencana masing-masing
guru merupakan satu kesatuan yang harmonis dan disesuaikan kepada program
sekolah pada umumnya.
2.2
Perkembangan SD di Indonesia
Perkembangan
Sd di Indonesia dipengaruhi oleh perkembangan kurikulum. Kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran, serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan.
Sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan dan
penyempurnaan yaitu, 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984,
1994, 2004, 2006 dan 2013 :
1) Kurikulum zaman penjajahan Belanda (membaca, menulis
dan berhitung)
2) Penjajahan Jepang (bernuansa militeristik, latihan
militer dan menyanyikan lagu kebangsaan)
3) Kurikulum pada orde lama (materi pelajaran zaman orde
lama)
4) Orde baru (pendidikan moral Pancasila)
5) Kurikulum 1975 dan 1976 (adanya pembakuan tujuan
pendidikan untuk semua pihak dan semua tingkatan) pada kurikulum 1975 adanya
prosedur pengembangan sistem intruksional
6) Kurikulum 1984 (pendekatan cara belajar siswa aktif
(CBSA))
7) Kurikulum 2004 (pelaksanaan KTSP)
8)
Kurikulum
2013 (tema pengembangan kurikulum 2013 adalah dapat menghasilkan insan
Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan
sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa)
yang terintegrasi)
2.3 Jenis-jenis SD (Sekolah Dasar)
a.
Secara formal SD
Menurut UU SISDIKNAS
tahun2003 pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terdiri atas pendidikn
dasar , pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. pendidikan dasar dibedakan menjadi 2 yaitu:
1.
SD
Sekolah Dasar adalah tingkat yang paling dasar dari
pendidikan formal yang berlaku di Indonesia. Ditempuh selama 6 tahun, terdiri dari
kelas 1 sampai kelas 6. Rata-rata usia para siswa umumnya berusia antara 7-12 tahun.
2.
MI
(Madrasah Ibtidaiyah)
Setara dengan Sekolah Dasar, yang pengelolaannya dilakukan
oleh Kementerian Agama. Lulusannya dapat melanjutkan pendidikan ke madrasah
tsanawiyah atau sekolah menengah pertama. Kurikulum madrasah ibtidaiyah sama dengan
kurikulum sekolah dasar, namun pada MI terdapat porsi lebih banyak mengenai pendidikan
agama Islam. Seperti: Alquran dan Hadits, Aqidah dan Akhlaq, Fiqih, Sejarah Kebudayaan
Islam, Bahasa Arab.
Menurut
PP No.55 tahun 1998 ditegaskan bahwa SD terdiriatas :
1) SD (umum) ,Sekolah Dasar atau disingkat
SD adalah SD umum yang menyelenggarakan pendidikan dengan pesertadidik yang
memiliki fisik dan mental normal.
2) SD luar biasa, merupakan SD yang
menyelenggarakan pendidikan baik bagi anak yang menyandang kelainan fisik dan atau
mental.
Menurut pasal 3 SK Mendikbud No.0487 Tahun 1992
tentang sekolah dasar bahwa bentuk satuan pendidikan sekolah dasar terdiri atas
:
1) SD Kecil, merupakan SD negeri yang
didirikan didaerah yang berpenduduk sedikit
dan memenuhi persyaratan yang berlaku.
2) SD Pamong, merupakan SD negeri yang
didirikan untuk memberikan pelayanan pendidikan bagi anak putus SD dan atau anak
lain yang tidak dapat dating secara teratur untuk belajar di SD
3) SD Terpadu, merupakan SD negeri yang
menyelenggarakan pendidikan baik bagi anak yang menyandang kelainan fisik dan atau
mental bersama anak normal dengan menggunakan kurikulum yang berlaku pada SD
yang bersangkutan
b.
Secara Nonformal
Menurut
UU SISDIKNAS tahun 2003 pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan diluar
pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan
nonformal yaitu Program Paket A.
Program
Paket A : Program Paket A adalah program pendidikan dasar pada
jalur pendidikan nonformal yang dapat diikuti oleh peserta didik yang ingin
menyelesaikan pendidikan setara SD/MI. Lulusan Program Paket A berhak mendapat
ijazah dan diakui setara dengan ijazah SD/MI.
Paket A setara SD adalah Program Paket A adalah bentuk layanan pendidikan bagi
masyarakat yang belum memiliki kesempatan untuk memperoleh pengetahuan,
keterampilan dan sikap setara dengan Sekolah Dasar.
2.4
Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Pada hakekatnya cukup mempunyai peranan yang
menentukan dalam rangka usaha mengadakan pembinaan pertumbuhan dan pengembangan
murid-murid di sekolah
Ada tiga faktor yang menyebabkan sekolah harus berhubungan
dengan masyarakat :
a)
Faktor perubahan sifat, tujuan dan metode mengajar
di sekolah.
b)
Faktor masyarakat, yang menuntut adanya perubahan-perubahan
dalam pendidikan di sekolah dan perlunya bantuan masyarakat terhadap sekolah.
c)
Faktor perkembangan ide demokrasi bagi masyarakat
terhadap pendidikan.
a. Tujuan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Elsbree menggariskan tujuan :
a)
Untuk memajukan kualitas belajar dan pertumbuhan
anak.
b)
Untuk memperkokoh tujuan dan memajukan kualitas
penghidupan masyarakat.
c)
Untuk mendorong masyarakat dalam membantu progam
bantuan sekolah dan masyarakat di
sekolah.
b. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Hubungan Sekolah dengan
Masyarakat
a) Integrity
Prinsip ini mengandung makna bahwa semua kegiatan
hubungan sekolah dengan masyarakat harus terpadu harus informasi yang terpadu antara
informasi kegiatan akademik maupun informasi kegiatan yang bersifat non
akademik, dalam arti apa yang dijelaskan, disampaikan dan disuguhkan kepada
masyarakat.
b) Continuity
Prinsip ini berarti bahwa pelaksanaan hubungan
sekolah dengan masyarakat, harus dilakukan secara terus menerus
c) Simplicity
Prinsip ini menghendaki agar dalam proses
hubungan sekolah dengan masyarakat yang dilakukan baik komunikasi personal
maupun komunikasi kelompok pihak pemberi informasi (sekolah) dapat menyederhanakan
berbagai informasi yang disajikan kepada masyarakat melalui pertemuan langsung maupun melalui media
dan hendaknya disajikan dalam bentuk sederhana dan mudah dimengerti.
d) Coverage
Kegiatan
pemberian informasi hendaknya menyeluruh dan mencakup semua aspek, faktor atau substansi
yang perlu disampaikan dan diketahui oleh masyarakat
e) Constructiveness
Program hubungan sekolah dengan masyarakat hendaknya
konstruktif dalam arti sekolah memberikan informasi yang konstruktif
kepada masyarakat.
f)
Adaptability
Program hubungan sekolah dengan masyarakat hendaknya
disesuaikan dengan keadaan di dalam lingkungan masyaraka tersebut.
c. Peranan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Sekolah sebagai partner masyarakat di dalam melaksanakan
fungsi pendidikan. Sekolah sebagai prosedur yang melayani kesan pesan pendidikan
dari masyarakat lingkungannya. Masyarakat berperan serta dalam mendirikan
dan membiayai sekolah, mengawasi pendidikan agar sekolah tetap membantu dan mendukung
cita-cita dan kebutuhan masyarakat, ikut menyediakan tempat pendidikan ,menyediakan
berbagai sumber untuk sekolah. Masyarakat sebagai sumber pelajaran atau laboratorium
tempat belajar seperti aspekalami, industri, perumahan, transportasi,
perkebunan, pertambangan dan sebagainya.
d. Tugas Pokok Hubungan Sekolah dan Masyarakat dalam
Pendidikan
a)
Memberikan informasi dan menyampaikan ide
atau gagasan kepada masyarakat atau pihak-pihak lain yang membutuhkannya.
b)
Membantu pemimpin yang karena tugas-tugasnya tidak
dapat langsung memberikan informasi kepada masyarakat atau pihak-pihak yang
memerlukannya.
c)
Membantu pemimpin mempersiapkan bahan-bahan tentang
permasalahan dan informasi yang akan disampaikan atau yang menarik perhatian masyarakat
pada saat tertentu.
d)
Melaporkan tentang pikiran-pikiran yang berkembang
dalam masyarakat tentang masalah pendidikan.
e)
Membantu kepala sekolah bagaimana usaha untuk
memperoleh bantuan dan kerjasama.
f)
Menyusun rencana bagaimana cara-cara memperoleh
bantuan untuk kemajuan pelaksanaan pendidikan.
e. Jenis-Jenis Hubungan Sekolah danMasyarakat
a)
Hubungan edukatif, ialah hubungan kerjasama dalam
hal mendidik murid, antara guru di sekolah dan orang tua di dalam keluarga.
b)
Hubungan kultural, yaitu usaha kerjasama antara
sekolah dan masyarakat yang memungkinkan adanya saling membina dan mengembangkan
kebudayaan masyarakat tempat sekolah itu berada.
c)
Hubungan institusional, yaitu hubungan kerjasama
antara sekolah dengan lembaga-lembaga atau instansi resmi lain, swasta maupun pemerintah,
seperti hubungan kerjasama antara sekolah satu dengan sekolah-sekolah lainnya,
kepala pemerintah setempat, ataupun perusahaan-perusahaan Negara, yang
berkaitan dengan perbaikan dan perkembangan pendidikan pada umumnya.
f. Faktor Pendukung Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
1) Adanya
program dan perencanaan yang sistematis.
2) Tersedia
basis dokumentasi yang lengkap.
3) Tersedia
tenaga ahli, terampil dan alat sarana serta dana yang memadai.
4) Kondisi
organisasi sekolah yang memungkinkan untuk meningkatkan kegiatan hubungan sekolah
dengan masyarakat.
g.
Bentuk-bentuk Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
1) Aktivitas para
siswa/kelasatautingkatkelas.
2) Aktivitas guru, beberapa guru, atau
guru-guru satu bidang studi.
3) Media masa
4) Kunjungan warga masyarakat atau orangtua
siswa kesekolah.
5) Pertemuan dengan kelompok masyarakat
yang menaruh perhatian kepada pendidikan di sekolah.
2.5 Perkembangan Organisasi Sekolah yang Efektif dan Inovatif
Untuk meningkatkan daya saing sekolah dalam menghadapi globlalissi dunia,
sekolah harus dikelola secara efektif. Mutu pendidikan di daerah tidak bisa
lepas dari pengelolaan sekolah yang efektif di masing-masing satuan pendidikan.
Oleh karena itu, Pemerintah Daerah harus memberikan keleluasaan yang besar
kepada setiap sekolah agar mampu mengembangkan sumber daya yang dimiliki.
Salah satunya dengan memberikan otonomi sekolah atau yang akrab
disebut School Based Management. Dengan otonomi yang diberikan,
pengelola sekolah akan lebih leluasa mengelola sumber daya yang dimiliki,
sehingga sekolah efektif yang diharapkan oleh masyarakat dapat segera
diwujutkan.
Saat ini tuntutan masyarakat terhadap peningkatan mutu pendidikan semakin
tak terbendung. Pasalnya, keunggulan sebuah bangsa tidak
lagi dipandang dari kekayaan Sumber Daya Alam (SDA), tetapi dilihat dari
keunggulan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki, yakni tenaga terampil yang
mampu mengantisipasi dan menyesuaikan diri terhadap dinamika kehidupan global
atau internasional. Ini merupakan salah satu dampak globlalisasi.
Sekolah memiliki tanggung jawab yang besar menyiapkan tenaga terampil dan
terdidik yang memiliki daya saing. Terkait dengan hal tersebut, wajar
apabila manajemen organisasi sekolah
yang baik akan menciptakan proses pendidikan yang bermutu. Proses yang bermutu
akan menghasilkan out put yang berkualitas.
Pengelola sekolah yang baik adalah yang mampu membangun sekolah efektif.
Keberhasilan membangun sekolah efektif adalah sebuah prestasi membanggakan yang
akan memberikan kontribusi signifikan terhadap mutu pendidikan nasional.
Kualitas pendidikan nasional tergantung pada keberhasilan pendidikan di
masing-masing daerah.
a. Mengembangkan organisasi
Mengembangkan dipahami sebagai sebuah usaha untuk menuju keadaan yang lebih
baik dan ideal. Sementara organisasi adalah kumpulan sekelompok orang yang
bekerja sarna untuk mencapai tujuan. Pada umumnya pengembangan organisasi
bertujuan untuk mengubah cara-cara anggota organisasi dalam melaksanakan kegiatan agar
terjadi perbaikan dalam kinerjanya.
Menurut Beach (1980) pengembangan
organisasi dimaksudkan untuk: (1) meningkatkan keterbukaan komunikasi antar
anggota, (2) meningkatkan derajat tanggungjawab anggota dalam merencanakan dan
mengimplementasikan kegiatan, (3) mendorong dilakukannya pengambilan keputusan
oleh anggota yang memiliki informasi dan pengetahuan tentang kegiatan
yang akan dilakukan, (4) menciptakan upaya kolaborasi ketimbang kompetisi
secara destruktif, (5) menganalisis struktur organisasi untuk memastikan apakah
itu memudahkan atau malah menyulitkan pekerjaan, dan (6) memecahkan masalah
secara terbuka setiap konflik yang terjadi agar tidak semakin memburuk.
Untuk melakukan pengembangan, menurut Beach ada lima
proses: (1) diagnosa, (2) pemilihan dan desain intervensi, (3) implementasi
intervensi, (4) evaluasi, dan (5) penyesuaian dan pemeliharaan sistem.
b. Sekolah Efektif
Efektif yang dimaksud dalarn tulisan ini adalah tepat guna dan sasaran. Sekolah
efektif dapat diartikan sebagai sekolah yang menunjukkan tingkat kinerja yang
diharapkan dalam menyelenggarakan proses belajarnya, dengan menunjukkan hasil
belajar yang bermutu pada peserta didik sesuai dengan tugas
pokoknya. Pada sekolah efektif semua potensi yang dimiliki peserta didik
dijamin berkembang secara optimal.
Pengertian lain tentang sekolah efektif yakni menunjukkan pada kemampuan
sekolah dalam menjalankan fungsinya secara maksimal, baik fungsi ekonomis,
sosial, politis, budaya maupun
pendidikan.
Menurut Peter Mortimore (1996),
ciri-ciri sekolah efektif: (1) memiliki visi dan misi, (2) lingkungan sekolah
kondusif (3) kepemimpinan kepala sekolah yang kuat, (4) reward bagi semua warga sekolah yang
berprestasi, (5) pendelegasian wewenang jelas, (6) ada dukungan
masyarakat sekitar, (7) program sekolah terencana dengan jelas, (8) fokus
terhadap sistem yang ada, (9) peserta didik diberi tanggung jawab, (10)
pembelajaran inovatif kreatif dan menyenangkan, (11) evaluasi
berkesinambungan, (12) kurikulum sekolah
terintegrasi, dan (13) melibatkan orangtua dan masyarakat.
Selanjutnya pada sekolah efektif terdapat proses belajar yang efektif pula.
Cirinya: (1) tidak pasif, melainkan aktif, (2) tidak kasab mata, (3) tidak
sederhana alias rumit, (4) perbedaan individual di antara para peserta didik
sangat berpengaruh, dan (5) kontekstual.
c. Mewujudkan Sekolah Efektif
Di era globalisasi, sekolah efektif adalah sebuah keniscayaan. Sebab,
kedepan, salah satu yang paling ditakuti banyak orang adalah apabila anaknya
bodoh. Setiap orang rela dan sanggup mengeluarkan berapa pun biaya yang
diperlukan asal anaknya pintar. Hal ini cukup beralasan karena persaingan di
tingkat regional, nasional, maupun global sudah tidak bisa dihindari.
Hanya anak-anak pintar
dan terampil yang mampu berkompetisi. Sebaliknya, mereka yang tidak
memiliki skill niscaya akan menjadi korban derasnya arus
globalisasi.
Masyarakat saat ini memiliki kecenderungan memilih sekolah efektif .
Meskipun biayanya tinggi, sekolah-sekolah yang dapat memberikan ruang bagi
pengembangan potensi anak selalu menjadi pilihan. Biasanya sekolah seperti itu
dipadati pendaftar pada saat Penerimaan Siswa Baru
/PSB. Bahkan, PSB ditutup sebelum waktunya, karena sudah terpenuhi.
Sekolah efektif, dapat dilihat dari sudut pandang mutu pendidikan, sudut
pandang manajemendan sudut pandang teoriorganisasi.
d. Perkembangan
Organisasi Di SD Yang Inovatif
Telah banyak
dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Berikut ini
beberapa upaya pembaharuan pendidikan yang pernah dilakukan pemerintahan
Indonesia;
1.
Pembaharuan
dalam Aspek Tujuan Penidikan
Setiap lima tahun sekali diadakan pembaharuan tujuan pendidikan. Rumusan
tujuan pendidikan selalu berusaha melengkapi dan memadukan seluruh cita-cita
nasional. Rumusan tujuan umum pendidikan tersebut tersusun dalam Undang-Undang
Nomor 20 tahun 2003.
Salah satu
bentuk upaya lain pembaharuan dalam aspek tujuan pendidikan adalah adanya
pembaruan kurikulum.
2.
Pembaharuan
dalam Aspek Struktur dan Perencanaan Pendidikan
1)
Upaya mengadakan
perubahan, atau pembenahan, peningkatan struktur jenis dan jenjang pendidikan
mulai dari pembenahan struktur sekolah ruang kelas dan kelompok belajar
2)
Sejak tahun
1984 telah di canangkan wajib belajar pendidikan dasar 6 tahun, dan pada tahun
1994 dicanangkan lagi wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.
3)
Peningkatan
jenjang pendidikan guru
3.
Pembaharuan
Pendidikan dalam Aspek Yuridis
1)
Pancasila
sebagai dasar idiil penyelenggaraan sistem pendidikan nasional. Sedangkan
Undang-Undang Dasar sebagai Landasan konstitusional.
2)
Pasal yang
terdapat dalam UUD 1945 (pasal 31,32 dan 34),
3)
Pembaharuan
UU pendidikan dari tahun ke tahun adalah:
~
Undang-undang
Nomor 4 Tahun 1950 tentang Pokok-pokok Pengajaran dan Pendidikan,
~
Undang-undang
Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
~
Undang-undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
4.
Pembaharuan
dalam aspek kurikulum
Kurikulum pendidikan Indonesia sering mengalami perubahan dan
penyempurnaan.
5.
Pembaharuan
dalam Aspek Teknologi Pendidikan
1)
Dari sudut
komunikasi, teknologi pendidikan mengacu pada teknologi komunikasi yang dipakai
dalam bidang pendidikan
2)
Dari sudut
pendidikan, yang berarti sebagai teknologi pendidikan yang memanfaatkan media
komunikasi.
3)
Upaya pembaharuan dalam teknologi pendidikan
yaitu:
~
Tekad
mengadakan perluasan dan pemerataan kesempatan belajar
~
Keharusan
meningkatkan mutu pendidikan
~
Penyempurnaan
sistem pendidikan dengan penelitian dan pengembangan
~
Peningkatan
partisipasi masyarakat dengan pengembangan dan pemanfaatan berbagai wadah dan
sumber pendidikan
Penyempurnaan pelaksanaan interaksi antara pendidikan dan pembangunan
dimana manusia dijadikan pusat perhatian pendidikan
6.
Pembaharuan
Berbagai Aspek dalam Proses Pendidikan
Upaya pembaharuan aspek proses pendidikan yang dilakukan adalah dalam
bentuk berikut ini:
1)
Penggunaan
multimetode dalam pengajaran
2)
Penggunaan
pendekatan metode inkuiry-discovery dalam CBSA
3)
Penilaian
program pengajaran dan pendidikan
4)
Pembaharuan
yang memadukan berbagai aspek pendidikan, misalnya dibangun sekolah-sekolah
berikut ini:
~
Sekolah-sekolah
Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP)
~
Proyek
Pendidikan Anak oleh orang Tua Asuh dan guru (PAMONG)
~
Sekolah
Teknik/kejuruan
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
1. Dari pemaparan singkat mengenai
Organisasi Pendidikan di SD, dapat diambil kesimpulan bahwa masyarakat
merupakan suatu sistem sosial.
2. Struktur organisasi sekolah adalah
susunan komponen-kompoen dalam organisasi sekolah yang menunjukkan pembagian
kerja dan juga peranan ataupun kegiatan-kegiatan yang tidak sama itu di
koordinasikan.
3. Secara formal SD dibedakan menjadi 2
yaitu:
1) SD
2) MI (Madrasah Ibtidaiyah)
4. Hubungan antara sekolah dan masyarakat pada hakekatnya
adalah suatu sarana yang cukup mempunyai peranan yang menentukan dalam rangka
usaha mengadakan pembinaan pertumbuhan dan pengembangan murid-murid di sekolah
5.
Sekolah
efektif dapat diartikan sebagai sekolah yang menunjukkan tingkat kinerja yang
diharapkan dalam menyelenggarakan proses belajarnya, dengan menunjukkan hasil
belajar yang bermutu pada peserta didik sesuai dengan tugas
pokoknya. Pada sekolah efektif semua potensi yang dimiliki peserta didik
dijamin berkembang secara optimal.
3.2 Saran
Berdasarkan
makalah di atas, yang dapat disarankan untuk pembaca adalah:
1.
Dengan
tuntasnya makalah ini diharapkan agar menjadi sebuah pertimbangan masyarakat
pada umumnya dalam berhubungan didalam masyarakat.
2.
Makalah
ini diharapkan dapat menjadi literatur dalam memecahkan masalah dalam
organisasi pendidikan di SD.
DAFTAR
PUSTAKA
Ngalim
Purwanto, MP , DRS M. 2002. Administrasi
Dan Supervisi Pendidikan. Bandung:
PT Remaja Rosda Karya.
Wahyudin,
Din. 2009. Pengantar Pendidikan.
Jakarta: Universitas Terbuka
.
2007. Perubahan dan Pengembangan Organisasi Sekolah Menuju Sekolah
Efektif. Jakarta: Departemen Jendral Peningkatan Mutu
Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, Direktorat Tenaga Kependidikan
.
2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 Tentang
Standar Kepala Sekolah / Madrasah. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional
http://guru.or.id/mengembangkan-organisasi-sekolah-menuju-sekolah-efektif-di-era-otonomi-daerah.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar