MAKALAH
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Tugas-Tugas Perkembangan dan Jenis-Jenis Kebutuhan Anak Usia SD serta
Pemenuhannya
Dosen Pembimbing : Novita Wati,S.Psi., M.Pd
Disusun oleh :
Kelompok 2
·
Ayu
Rizky Khalida --------------- A1E315017
·
Desi Nor Muliana -------------- A1E315020
·
Eka Hadiati Apriliana----------- A1E315026
·
Jamiatur Rahmi----------------- A1E315043
·
Krefi Sempana------------------ A1E315048
·
Muhammad Shaleh------------- A1E315067
·
Noriyah------------------------- A1E315079
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN
TINGGI
UNIVERSITAS LAMBUNG
MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
kepada kami sehingga telah dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “Tugas-Tugas Perkembangan dan Jenis-Jenis
Kebutuhan Anak Usia SD serta Pemenuhannya”. Makalah ini ditulis dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik.
Pada kesempatan
ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi
dukungan kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga apa yang telah
kami usahakan ini dapat memberi manfaat bagi banyak orang.
Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami mengharapakan
saran dan masukan yang membangun dari seluruh pihak demi perbaikan ke depan.
Banjarmasin,
Maret 2016
Hormat kami,
Penyusun
Daftar isi
Kata
Pengantar............................................................................................................... i
Daftar Isi........................................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN...........................................................................................
1
1.1
Latar Belakang..................................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah................................................................................................. 1
1.3
Tujuan Penulisan................................................................................................... 1
BAB II
PEMBAHASAN............................................................................................. 2
2.1
Tugas-Tugas Perkembangan
(Developmental)...................................................... 2
A. Pengertian
Tugas Perkembangan...................................................................... 2
B. Tugas
Perkembangan pada Setiap Periode Perkembangan.............................. 3
C. Penguasaan
Tugas Perkembangan.................................................................... 4
D. Bahaya
Potensial yang Berkaitan dengan Tugas Perkembangan..................... 5
E.
Akibat Tidak Dicapainya Tugas-Tugas
Perkembangan.................................... 5
F.
Upaya Memfasilitasi Tugas-Tugas
Perkembangan........................................... 5
2.2
Jenis-Jenis Kebutuhan dan
Pemenuhannya........................................................... 6
A. Mengapa
Manusia Berperilaku?....................................................................... 9
B. Kebutuhan
Dasar Manusia............................................................................... 10
BAB III PENUTUP...................................................................................................... 12
3.1
Kesimpulan........................................................................................................... 12
3.2
Saran..................................................................................................................... 12
Daftar Pustaka................................................................................................................ 13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Periode usia antara
6-12 tahun merupakan masa peralihan dari pra-sekolah ke masa Sekolah Dasar
(SD). Masa ini juga dikenal dengan masa peralihan dari kanak-kanak awal ke masa
kanak-kanak akhir sampai menjelang masa pra-pubertas. Pada umumnya setelah
mencapai usia 6 tahun perkembangan jasmani dan rohani anak telah semakin
sempurna, sehingga
terdapat tugas-tugas perkembangan yang perlu dicapai. Jika kita mengetahui tugas perkembangan anak sesuai dengan usianya, maka sebagai orangtua dapat memenuhi kebutuhan apa yang diperlukan dalam
setiap perkembangannya agar tidak terjadi penyimpangan perilaku.
Istilah kebutuhan lebih sering digunakan untuk
mengacu pada keadaan fisiologis seseorang yang tidak mempunyai suatu jaringan
tertentu. Sehingga disini kata kebutuhan tersebut menunjukkan adanya suatu
kekuatan yang bersifat memotivasi yang mendorong terbentuknya suatu ketegangan
dalam diri makhluk hidup karena adanya kekurangan-kekurangan tertentu. Setiap anak
mempunyai kebutuhan tersendiri sesuai dengan usianya, sehingga perlu mengetahui
jenis-jenis kebutuhan tersebut agar dapat mencari cara pemenuhannya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian tugas perkembangan anak usia
SD?
2. Apa saja tugas-tugas perkembangan anak usia
SD?
3. Apa saja jenis-jenis kebutuhan anak usia SD?
4. Bagaimana cara memenuhi jenis-jenis kebutuhan
anak usia SD?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pengertian tugas perkembangan anak
usia SD.
2. Menjelaskan apa saja tugas-tugas perkembangan
anak usia SD.
3. Menjelaskan apa saja jenis-jenis kebutuhan
anak anak usia SD.
4. Menjelaskan cara memenuhi jenis-jenis
kebutuhan anak usia SD.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Tugas-tugas Perkembangan (Developmental Tasks)
Perkembangan
merupakan suatu proses yang menggambarkan perilaku kehidupan sosial psikologi
manusia pada posisi yang harmonis di dalam lingkungan masyarakat yang lebih
luas dan kompleks. Oleh Huvighurst
perkembangan tersebut dinyatakan sebagai tugas yang harus dipelajari, dijalani,
dan dikuasai oleh setiap individu dalam perjalanan hidupnya, atau dengan
perkataan lain perjalanan hidup manusia ditandai dengan berbagai tugas
perkembangan yang harus ditempuh. Tugas perkembangan yaitu, tugas-tugas yang
muncul pada saat atau sekitar periode tertentu dari kehidupan inidividu yang
jika berhasil dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya.Sebaliknya, apabila
gagal dalam mencapai tugas perkembangannya maka akan menimbulkan perasaan tidak
bahagia dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas perkembangan berikutnya.
Tugas-tugas
perkembangan menurut Huvighurst, sebagian muncul sebagai akibat dari kematangan
fisik seperti belajar berjalan, tetapi yang lainnya muncul karena adanya
tekanan-tekanan sosial masyarakat, seperti belajar membaca, serta dari
nilai-nilai personal dan aspirasi individual, seperti memilih dan mempersiapkan
karier. Tugas-tugas perkembangan ajuga bisa sebahai pentunjuk tentang apa yang
akan dihadapi dan apa yang diharapkan pada masa berikutnya
Tugas
perkembangan oleh Huvighurst dikaitkan dengan fungsi belajar, karena pada
hakikatnya perkembangan kehidupan manusia dipandang sebagai upaya mempelajari
norma kehidupan dan budaya masyarakat agar mereka mampu melakukan penyesuaian
diri dengan baik di dalam kehidupan nyata.
A.
Pengertian Tugas
Perkembangan
Proses kehidupan individu terbentang dari mulai fase usia kandungan sampai
fase usia tua. Dalam menempuh setiaf fase usia tersebut, terdapat tugas-tugas
perkembangan yang seyogianya dijalani atau dihadapi oleh setiap individu.
Tugas-tugas perkembangan ini berkaitan erat dengan perubahan kematangan,
persekolahan, pekerjaan, pengalaman beragama, dan hal lainnya sebagai
persyaratan untuk pemenuhan dan kebahagiaan hidupnya.
Havighurst (1961: 2)
mengartikan tugas-tugas perkembangan sebagai berikut :
Tugas perkembangan
merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentangan
kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan
membawa kebahagiaan dan kesuksesan yang dalam menuntaskan tugas berikutnya;
sementara apabila gagal, maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri
individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat, dan
kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya.
B.
Tugas Perkembangan pada
Setiap Periode Perkembangan
a. Tugas Perkembangan Masa Bayi dan Anak Prasekolah
1)
Belajar memakan makanan
padat.
2)
Belajar berjalan.
3)
Belajar berbicara.
4)
Belajar mengendalikan
pembuangan kotoran tubuh.
5)
Belajar mengenal
perbedaan jenis kelamin.
6)
Mencapai kestabilan fisik.
7)
Belajar mengenal
konsep-konsep sederhana tentang kenyataan alam dan sosial.
8)
Belajar membedakan
baik-buruk, benar-salah, atau mengembangkan kata hati.
b. Tugas Perkembangan Anak Usia Sekolah
1)
Belajar memperoleh
keterampilan fisik untuk melakukan permainan.
2)
Belajar membentuk sikap
yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis.
3)
Belajar bergaul dengan
teman sebaya.
4)
Belajar memainkan peranan
sesuai dengan jenis kelaminnya.
5)
Belajar keterampilan
dasar membaca, menulis, dan menghitung.
6)
Belajar mengembangkan
konsep sehari-hari.
7)
Mengembangkan kata hati.
8)
Belajar memperoleh
kebebasan yang bersifat pribadi (bersikap mandiri).
9)
Mengembangkan sikap
positif terhadap kelompok sosial.
c. Tugas Perkembangan Remaja
1)
Mencapai kematangan dalam beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
2)
Mencapai kematangan berperilaku etis.
3)
Mencapai kematangan emosi.
4)
Mencapai kematangan intelektual.
5)
Memiliki kesadaran tanggung jawab sosial.
6)
Mencapai kematangan
perkembangan pribadi.
7)
Mencapai kematangan
hubungan dengan teman sebaya.
8)
Memiliki kemandirian
perilaku ekonomis.
9)
Mencapai kematangan dalam
pilihan karier.
10) Mencapai kematangan dalam kesiapan diri untuk menikah dan
hidup berkeluarga (khususnya remaja akhir).
d. Tugas Perkembangan Dewasa Awal
1)
Memilih pasangan hidup.
2)
Belajar hidup dengan pasangan nikah.
3)
Memulai hidup berkeluarga.
4)
Memelihara anak.
5)
Mengelola rumah tangga.
6)
Mulai bekerja.
7)
Bertanggung jawab sebagai warga negara.
8)
Menemukan kelompok sosial yang serasi.
e. Tugas Perkembangan Dewasa Pertengahan
1)
Mencapai tanggung jawab sosial sebagai warga negara.
2)
Membantu remaja belajar menjadi orang dewasa yang
bertanggung jawab.
3)
Mengembangkan kegiatan –kegiatan pengisi waktu senggang.
4)
Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai
suatu individu.
5)
Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
fisiologis.
6)
Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam
karier pekerjaan.
7)
Menyesuaikan diri dengan orang tua yang semakin tua.
f. Tugas Perkembangan Dewasa Akhir (Masa Tua)
1)
Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan
kesehatan.
2)
Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan menurunnya
penghasilan keluarga.
3)
Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup.
4)
Membentuk hubungan dengan orang-orang seusia.
5)
Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan.
6)
Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes.
C.
Penguasaan Tugas Perkembangan
Yang mengahalangi dan
membantu penguasaan tugas (Hurlock,1980)
Setiap individu telah
diharapkaan untuk dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya sesuai dengan
tahap perkembangannya. Namun tidak semua individu dapat mencapai keseluruhan
atau bahkan sebagian tugas-tugas perkembangannya, atau ada yang cepat
menguasai, dan ada yang lebih lambat. Kondisi ini dapat dipengaruhi oleh
beberapa hal , yaitu:
Yang Menghalangi:
a) Tingkat perkembangan yang mundur.
b) tidak ada kesempatan untuk mempelajari atau tidak ada
bombingan untuk dapat menguasai tugas-tugas perkembangan.
c) Tidak ada motivasi.
d) Kesehatan yang Buruk.
e) Cacat tubuh.
f) Tingkat kecerdasan yang rendah.
Yang Membantu:
a) Tingkat perkembangan yang normal atau tidak
diakselarasikan.
b) Adanya kesempatan-kesempatan untuk mempelajari
tugas-tugas perkembangan dan bimbingan untuk menguasai.
c) Adanya motivasi yang kuat.
d) Kesehatan baik dan tidak ada cacat tubuh.
D.
Bahaya Potensial yang
Berkaitan dengan Tugas Perkembangan
1)
Adanya harapan-harapan yang kurang tepat baik dari individu
sendiri maupun lingkungannya.
2)
Melangkahi tahap tertentu dalam perkembangan sebagai
akibat kegagalan menguasai tugas-tugas perkembangan tertentu.
3)
Keharusan menguasai tugas perkembangan, karena dapat
memunculkan ketegangan pada individu.
E.
Akibat Tidak Dicapainya
Tugas-Tugas Perkembangan
Agar perkembangan
berlangsung dengan optimal, setiap individu harus berusaha mencapai tugas-tugas
perkembangannya. namun adakalanya tugas-tugas perkembangan tertentu tidak dapat
dicapai, yang menurut Hurlock (1980) dapat berefek pada:
a.
Penilaian yang kurang
menyenangkan dari lingkungan sosialnya, yaitu dianggap kurang atau belum matang
yang dapat menumbuhkan konsep diri yang kurang menyenangkan.
b.
Dasar penguasaan
tugas-tugas perkembangan berikutnya menjadi tidak adekuat sehingga individu
dapat tertinggal dari kelompok sebayanya, yang makin memperkuan penilaian
lingkungan bahwa dirinya belum matang.
F.
Upaya Memfasilitasi
Tugas-Tugas Perkembangan
Tugas-tugas perkembangan
yang dipaparkan diatas, merupakan gambaran dari perwujudan kematangan biologis
dan psikologis individu, ekspektasi masyarakat, dan tuntutan budaya dan agama.
Penuntasan tugas-tugas perkembangan tersebut, tidak selalu berjalan mulus,
karena adanya berbagai hambatan yang muncul, baik faktor internal maupun faktor
eksternal. faktor internal terkait dengan kondisi individu itu sendiri, seperti
anak yang dari kecil sering menderita sakit, mungkin tugas perkembangannya akan
tersendat. Untuk mencegah hal tersebut, maka penting sekali bagi orang tua,
khususnya ibu untuk memperhatikan kesehatan anaknya pada saat berada dalam
kandungan, seperti (a) mengonsumsi makanan dan minuman yang halal serta
bergizi; (b) tidak merokok; (c) tidak mengonsumsi minuman keras dan obat-obatan
terrlarang; (d) secara rutin memeriksa kandungan ke dokter.
Sementara faktor
eksternal adalah yang berasal dari lingkungan, seperti faktor keluarga.
Keluarga, atau orang tua yang memperlakukan anak secara otoriter akan
menghambat tugas perkembangan anak dalam aspek kemandirian, atau kemampuan
bergaul dengan orang lain secara baik.
Jika dilihat dari tugas
perkembangan bagi setiap periode/usia perkembangan, sebenarnya penuntasan
perkembangan anak dan remaja dipengaruhi juga oleh pencapaian tugas
perkembangan orang dewasa. Contohnya, apabila pada usia dewasa awal seorang
pria dan wanita menikah, maka mereka dituntut untut menuntaskan tugas-tugas
perkembangan yang sesuai dengan usia tersebut, seperti kewajibannya mengelola
rumah tangga, merawat dan mendidik anak, dan bekerja. Jika mereka telah
berhasil menuntaskan tugas-tugas perkembangan tersebut, berarti mereka secara
tidak langsung telah memfasilitasi anak dalam menuntaskan tugas-tugas
perkembangannya.
Faktor eksternal lainnya
yang memengaruhi pencapaian tugas-tugas perkembangan anak dan remaja atau peserta
didik adalah sekolah. Pihak sekolah, mulai dari kepala, wakil, wali kelas, guru
mata pelajaran , guru bimbingan dan konseling(konselor), sampai pada staf
sekolah perlu memiliki pemahaman untuk mencapi tugas-tugas perkembangannya.
Bebarapa upaya untuk yang seyogianya diperhatikan oleh pihak sekolah adalah
sebagai berikut.
a. Menciptakan iklim religius yang dapat memfasilitasi
perkembangan kesadaran beragama, akhlak mulia, etika atau karakter peserta
didik. Pihak sekolah perlu menyediakan sarana dan prasarana peribadatan,
memberikan contoh atau suriteladan dalam melaksanakan ibadah, dan berakhlak
mulia, seperti menyangkut aspek kedisiplinan, ketertiban, kebersihan,
keindahan, kejujuran, dan tanggung jawab.
b. Membangun suasana sosio-emosional yang kondusif bagi perkembangan
keterampilan sosial dan kematangan emosi peserta didik, seperti memelihara
hubungan yang harmonis antara kepala sekoalh dengan guru-guru, guru dengan
guru, guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa. Guru bersikap ramah dan respek
terhadap peserta didik, begitu pun peserta didik kepada guru.
c. Membangun iklim intelektual yang memfasilitasi
perkembangan berpikir, nalar, dan kemampuan mengambil keputusan yang baik.
Penciptaan iklim intelektual ini bisa berlangsung dalam proses pembelajaran di
kelas (seperti guru menerapkan metode pembelajaran yang variatif;menjelaskan
materi pelajaran dengan menggunakan multi media atau memanfaatkan laboratorium
secara efektif;memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, dan
mengemukakan pendapat atau gagasan); dan kegiatan kelompok-kelompok belajar
sesuai dengan minat dan kemampuannya.
d. Mengoptimalkan program bimbingan dan konseling untuk
memfasilitasi perkembangan peserta didik,baik menyangkut aspek pribadi, sosial,
belajar/akademik, maupun karier(sekolah lanjutan atau dunia kerja).
2.2
Jenis-Jenis Kebutuhan dan Pemenuhannya
Individu adalah pribadi
yang utuh dan kompleks. Kekomplekkan tersebut dikaitkan dengan kedudukannya sebagai makhluk individu dan makhluk
sosial. Oleh karenanya di samping seseorang orang individu harus memahami
dirinya sendiri, ia juga harus memahami orang lain dan memahami kehidupan
bersama di dalam masyarakat, memahami lingkungan serta memahami pula bahwa ia
adalah makhluk tuhan. Sebagai makhluk psiko-fisik manusia memiliki
kebutuhan-kebutuhan fisik dan psikologis, dan sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial, manusia memiliki kebutuhan individu (yang dikenal sebagai
kebutuhan pribadi) dan kebutuhan sosial kemasyarakatan. Dengan demikian, maka
setiap individu tentu memiliki kebutuhan, karena ia tumbuh dan berkembang untuk
mencapai kondisi fisik dan sosial psikologis yang lebih sempurna dalam
kehidupannya.
Dalam proses pertumbuhan
dan perkembangan menuju ke jenjang kedewasaan, kebutuhan hidup seseorang
mengalami perubahan – perubahan sejalan dengan tingkat pertumbuhan dan
perkembangannya. Kebutuhan sosial psikologis semakin banyak dibandingkan dengan
kebutuhan fisik, karena pengalaman hidup sosialnya semakin luas. Kebutuhan itu
timbul disebabkan oleh dorongan-dorongan (motif). Dorongan adalah keadaan dalam
pribadi seseorang yang mendorongnya untuk melakukan suatu perbuatan untuk
mencapai tujuan tertentu. Dorongan dapat berkembang karena kebutuhan psikologis
atau karena tujuan – tujuan kehidupan yang semakin kompleks. Lebih lanjut
lefton (1982) menyatakan bahwa kebutuhan dapat muncul karena adanya psikologis
yang mengalami goncangan atau ketidakseimbangan. Munculnya kebutuhan tersebut
untuk mencapai keseimbangan atau keharmonisan hidup.
Kebutuhan dapat dibedakan
menjadi dua kelompok, yaitu kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. Kebutuhan
primer pada hakikatnya merupakan kebutuhan biologis atau organik dan umumnya
merupakan kebutuhan yang didorong oleh motif asli. Contoh kebutuhan primer itu
antara lain adalah : makan, minum, bernapas dan kehangatan tubuh. Pada tingkat
remaja dan dewasa kebutuhan primer itu dapat bertambah, yaitu kebutuhan
seksual. Sedangkan kebutuhan sekunder umumnya merupakan kebutuhan yang didorong
oleh motif yang dipelajari, seperti misalnya kebutuhan untuk mengajar pengetahuan,
kebutuhan untuk mengikuti pola hidup masyarakat, kebutuhan akan hiburan alat
transportasi dan lain-lain. Klasifikasikan kebutuhan menjadi kebutuhan pribadi
dan keutuhan sekunder sering di gunakan tapi sering membingungkan oleh karena
itu cole dan bruce (1959) membedakan kebutuhan menjadi dua kelompok yaitu
psiologis dan psikologis. Contoh kebutuhan psiologis makanan, minuman,
perlindungan diri. Sedangkan psikologis seperti kebutuhan untuk memiliki
sesuatu, kebutuhan akan cinta dan kasih sayang, kebutuhan akan keyakinan diri
dan kebutuhan aktualisasi diri.
Dalam bidang kehidupan
ekonomi, kebutuhan primer dikenal sebagai kebutuhan pokok yang mencakup
kebutuhan akan pangan, sandang dan papan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut
merupakan kebutuhan yang mendesak dan harus segera dipenuhi, sedangkan
kebutuhaan kedua pemenuhannya dpat ditunda bilamana perlu dan dilihat skala
prioritasnya. Kebutuhan sosial psikologis seseorang individu terus mengalami
perkembangan sesuai dengan perkembangan kondisi kehidupan yang semakin luas dan
kompleks. Freud mengemukakan bahwa sikap dan perilaku manusia didorong oleh
faktor seksual ( dorongan seksual )dengan teorinya yang dikenal sebagai libido
seksual. Ia mengemukakan bahwa prinsip kenikmatan senantiasa mendasari
perkembangan sikap dan perilaku manusia, yang menjadi faktor pendorong utama
perilaku manusia. Semua bentuk perilaku manusia dikaitkan dengan upaya untuk
mencapai kenikmatan atau kepuasan seksual. Freud menyatakan bahwa dalam perkembangannya
manusia terjadi pertentangan antara kebutuhan insting pribadi dan tuntutan
masyarakat.Frud mengatakan perlunya penyelesaian pertentangan tersebut dengan
pendekatan analisis psikologik
Menurut teori Frud,
struktur kepribadian seseorang berunsurkan tiga komponen utama yaitu ide, ego dan super ego. Ketiganya merupakan
faktor-faktor penting yang mendorong terbentuknya sikap dan perilaku manusia
serta struktur pribadi. Id dikenal sebagai instring pribadi dan merupakan
dorongan asli yang dibawa sejak lahir.id merupakan sumber kekuatan insting pribadi
yang bekerja atas dasar prinsip kenikmatan yang ada pada proses berikutnya akan
muncul kebutuhan dan keinginan. Ego adalah komponen kepribadian yang praktis
dan rasional. Jadi, ego adalah komponen pribadi yang mewakili kenyataan
(realita). Berfungsi menghabat munculnya dorongan asli atau id secara bebas
dalamberbagai bentuk. Dengan demikian tugas ego adalah menyeimbangkan
pertentangan yang terjadi id dan tuntutan sosial. Kadang-kadang tugas ego
mencegah id muncul, tetapi pada umumnya ego mendorong manusiabertindak
berdasarkan id nya. Penyelesaian pertentangan atau konflik antara dorongan
pribadi dan tuntutan sosial digunakan pendekatan analisis psikologis. Super ego
merupakan bagian dari konsep diri, yang didalamnya terkandung kata hati yang
bekerja sesuai dengan sistem moral dan ideal.
A.
Mengapa manusia berperilaku?
Untuk menjawab pertanyaan
di gunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan organisme ( internal ) dan
pendekatan lingkungan (eksternal). Perilaku merupakan aktualisasi diri.
Perilaku didorong oleh motif.
Banyak pendekatan untuk
menganalisis dan mengklasifikasikan kekuatan dari dalam yang menghasilkan
gejala yang dimaksud dengan tingkah laku. Eksprimen-eksperimen psikologi
cenderung untuk memilih pendekatan sistem dalam menerangkan tingkah lau. Dari
sisi dorongan, dimana dorongan dapat di artikan sebagai kekuatan atau dorongan
biologis dalam arti luas, seperti lapar, haus dan dorongan seksual. Bagi guru
atau pendidik perlu meliat motivasi yang tidak semata-mata berasal dari faktor
atau dorongan biologis. Hal ini dikemukakan oleh para psikolog yang telah
nebibjau perilaku manusia dar faktor dorongan atau motivasi.
Kebutuhan akan keyakinan
diri diekspresikan dalam bentuk dua perilaku yaitu kebutuhan mempertahankan
diri (maintenance) dan mengembangkan diri (enchancemen). Sejak lahir hingga
meninggal kebutuhan manusia untuk mempertahankan dirinya agar tetap hidup
mrupakan kebutuhan dasar. Hal ini berarti menempatkan fungsi organisme menjadi
amat penting baginya. Tetapi perlu dipahami bahwa kebutuhan untuk
mempertahankan diri itu sebanrnya bukan hanya tertuju agar manusia tetap hidup
melainkan lebih dari pada itu, yakni senantiasa berupaya memenuhi
kebutuhan-kebutuhan biologisnya yang lebih memadai atau untuk menjadi lebih
baik.
Kebutuhan psikologis muncul
dalam kehidupan manusia seperti apa yang dialami setaip hari secara emosional
yaitu : senang, puas, susah, lega, kecewa dan semacamnya. Berhubungan manusia
hidup bersama didalam masyarakt maka merika ingin mengatur dan mengikuti
peraturan yang berlaku dikehidupan bermasyarakat, sekalipun kadang-kadang hal
itu amat sukar. Untuk itu manusia belajar memahami norma-norma atau sifa-sifat
normatif, artinya perilaku manusia diarahkan dan disesuaikan dengan kehidupan
bermasyarakat. Pleh karena itu dalam kehidupan manusia juga berkembang
kebutuhan-kebutuhan normatif yang seuai dengan harapan-harapan pihak lain yang
diterima oleh dirnya sekarang maupun akan datang.
B.
Kebutuhan Dasar Manusia
Pada bayi atau kehidupan
manusia kecil, perilakunya didominasi oleh kebuthan-kebutuhan biologis yakni
kebutuhan mempertahankan diri. Kebutuhan ini disebut difeciency need artinya
kebutuhan untuk pertumbuhan dan memang diperlukan untuk tetap hidup. Kemudian
pada masa kehidupan berikutnya muncul untuk mengembangkan diri berkembangnya
kebutuhan ini dipengaruhi faktor lingkungan dan faktor belajar seperti
kebutuhan akan cinta kasih, dan kebutuhan untuk memili, kebutuhan harga diri,
kebutuhan akan kebebasan, kebutuhan untuk berhasil, dan munculnya kebutuhan
untuk bersaing dengan orang lain.
Kebutuhan-kebutuhan
sebelumnya dalah kebutuhan untuk memiliki, baik pemilik itu berkaitan dengan
lingkungan, manusia maupun yang berkaitan dengan kebendaan. Dengan munculnya kebutuhan
tersebut berarti didalam dirinya telah terjadi kontak dengan dunia luar
dirinya, sebagaimana dikatakan didepan kebutuhan yang paling mendasar adalah
kebutuhan yang berkaitan dengan kepentingan jasmaniah atau organisme, baik yang
berkaitan dengan usaha mengembangkan diri, memperoleh keamanan, maupun
mempertahankan diri.
Remaja sebagai individu
atau manusia pada umumnya juga mempunyai kebutuhan dasar tersebut. Secara
lengkap kebutuhan dasar tersebut digambarkan sebagai berikut.
Deskripsi
|
Karakteristik
|
a.
Kebutuhan aktualisasi
diri
b.
Kebutuhan untuk
memiliki
c.
Kebutuhan akan
perhatian dan kasih sayang
d.
Kebutuhan jasmaniah,
termasuk keamanan dan pertahanan diri
|
Kebutuhan
yang terkait langsung dengan perkembangan diri yang relatif kompleks ,
abstrak, dan bersifat sosial.
Kebutuhan yang terkait dengan pertahanan diri,
khusunya pemeliharaan dan pertahanan diri, bersifat individual.
|
Keempat macam kebutuhan
tersebut bersifat hierarki, dan kebutuhan yang bertingkat rendah, yaitu
kebutuhan jasmaniah, sampai dengan kebutuhan bertingkat tinggi, yaitu kebutuhan
aktualisasi diri.
Hierarki kebutuhan diatas
sejalan dengan teori kebutuhan yang dikemukakan maslow, yaitu :
-
Kebutuhan aktualisasi
diri
-
Kebutuhan kognitif
-
Kebutuhan penghargaan
-
Kebutuhan cinta kasih
-
Kebutuhan keamanan, dan
-
Kebutuhan jasmaniah
(fisiologis).
Menurut lewis dan lewis
(1993) kegiatan remaja atau manusia itu didorong oleh berbagai kebutuhan, yaitu
:
-
Kebutuhan jasmaniah
-
Kebutuhan psikologis
-
Kebutuhan ekonomi
-
Kebutuhan sosial
-
Kebutuhan politik
-
Kebutuhan penghargaan,
dan
-
Kebutuhan aktualisasi
diri.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tugas-tugas perkembangan anak
adalah tugas-tugas yang muncul pada saat atau suatu periode tertentu dari
kehidupan anak, sedangkan kebutuhan anak adalah hal-hal yang perlu terpenuhi
dalam kehidupan anak. Jika tugas dan kebutuhan tersebut berhasil dan terpenuhi,
maka akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa arah keberhasilan dalam
melaksanakan tugas-tugas dan pemenuhan kebutuhan berikutnya, sementara
kegagalan dalam melaksanakan tugas dan kebutuhan tersebut akan menimbulkan rasa
tidak bahagia, ditolak oleh masyarakat dan kesulitan dalam menghadapi
tugas-tugas dan pemenuhan kebutuhan berikutnya.
3.2 Saran
Baik orang tua maupun guru dalam rangka melayani tugas perkembangan dan memenuhi
jenis kebutuhan anak, janganlah bersikap otoriter. Hal ini karena tipe yang
demikian akan menghambat tugas perkembangan anak dan menghambat proses pemenuhan
kebutuhan anak. Setiap kegiatan anak
dapat diajak untuk bekerja sama dan bermusyawarah, dengan sikap yang demikian akan sangat menentukan keberhasilan di kehidupan anak.
Daftar Pustaka
Syamsu Yusuf L.N. dan Nani M. Sugandhi. 2011. Perkembangan
Peserta Didik. Bandung: PT RajaGrafindo Persada
Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B. Agung Hartono. 2008.Perkembangan
Peserta Didik. Jakarta: PT Asdi Mahasatya
Christiana Hari Soetjiningsinh. 2012. Pekembangan Anak
Sejak Pertumbuhan Sampai Dengan Kanak-Kanak Akhir. Jakarta: Prenada Media Group
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Tugas-Tugas Perkembangan dan Jenis-Jenis Kebutuhan Anak Usia SD serta
Pemenuhannya
Dosen Pembimbing : Novita Wati,S.Psi., M.Pd
Disusun oleh :
Kelompok 2
·
Ayu
Rizky Khalida --------------- A1E315017
·
Desi Nor Muliana -------------- A1E315020
·
Eka Hadiati Apriliana----------- A1E315026
·
Jamiatur Rahmi----------------- A1E315043
·
Krefi Sempana------------------ A1E315048
·
Muhammad Shaleh------------- A1E315067
·
Noriyah------------------------- A1E315079
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN
TINGGI
UNIVERSITAS LAMBUNG
MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
kepada kami sehingga telah dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “Tugas-Tugas Perkembangan dan Jenis-Jenis
Kebutuhan Anak Usia SD serta Pemenuhannya”. Makalah ini ditulis dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik.
Pada kesempatan
ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi
dukungan kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga apa yang telah
kami usahakan ini dapat memberi manfaat bagi banyak orang.
Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami mengharapakan
saran dan masukan yang membangun dari seluruh pihak demi perbaikan ke depan.
Banjarmasin,
Maret 2016
Hormat kami,
Penyusun
Daftar isi
Kata
Pengantar............................................................................................................... i
Daftar Isi........................................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN...........................................................................................
1
1.1
Latar Belakang..................................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah................................................................................................. 1
1.3
Tujuan Penulisan................................................................................................... 1
BAB II
PEMBAHASAN............................................................................................. 2
2.1
Tugas-Tugas Perkembangan
(Developmental)...................................................... 2
A. Pengertian
Tugas Perkembangan...................................................................... 2
B. Tugas
Perkembangan pada Setiap Periode Perkembangan.............................. 3
C. Penguasaan
Tugas Perkembangan.................................................................... 4
D. Bahaya
Potensial yang Berkaitan dengan Tugas Perkembangan..................... 5
E.
Akibat Tidak Dicapainya Tugas-Tugas
Perkembangan.................................... 5
F.
Upaya Memfasilitasi Tugas-Tugas
Perkembangan........................................... 5
2.2
Jenis-Jenis Kebutuhan dan
Pemenuhannya........................................................... 6
A. Mengapa
Manusia Berperilaku?....................................................................... 9
B. Kebutuhan
Dasar Manusia............................................................................... 10
BAB III PENUTUP...................................................................................................... 12
3.1
Kesimpulan........................................................................................................... 12
3.2
Saran..................................................................................................................... 12
Daftar Pustaka................................................................................................................ 13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Periode usia antara
6-12 tahun merupakan masa peralihan dari pra-sekolah ke masa Sekolah Dasar
(SD). Masa ini juga dikenal dengan masa peralihan dari kanak-kanak awal ke masa
kanak-kanak akhir sampai menjelang masa pra-pubertas. Pada umumnya setelah
mencapai usia 6 tahun perkembangan jasmani dan rohani anak telah semakin
sempurna, sehingga
terdapat tugas-tugas perkembangan yang perlu dicapai. Jika kita mengetahui tugas perkembangan anak sesuai dengan usianya, maka sebagai orangtua dapat memenuhi kebutuhan apa yang diperlukan dalam
setiap perkembangannya agar tidak terjadi penyimpangan perilaku.
Istilah kebutuhan lebih sering digunakan untuk
mengacu pada keadaan fisiologis seseorang yang tidak mempunyai suatu jaringan
tertentu. Sehingga disini kata kebutuhan tersebut menunjukkan adanya suatu
kekuatan yang bersifat memotivasi yang mendorong terbentuknya suatu ketegangan
dalam diri makhluk hidup karena adanya kekurangan-kekurangan tertentu. Setiap anak
mempunyai kebutuhan tersendiri sesuai dengan usianya, sehingga perlu mengetahui
jenis-jenis kebutuhan tersebut agar dapat mencari cara pemenuhannya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian tugas perkembangan anak usia
SD?
2. Apa saja tugas-tugas perkembangan anak usia
SD?
3. Apa saja jenis-jenis kebutuhan anak usia SD?
4. Bagaimana cara memenuhi jenis-jenis kebutuhan
anak usia SD?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pengertian tugas perkembangan anak
usia SD.
2. Menjelaskan apa saja tugas-tugas perkembangan
anak usia SD.
3. Menjelaskan apa saja jenis-jenis kebutuhan
anak anak usia SD.
4. Menjelaskan cara memenuhi jenis-jenis
kebutuhan anak usia SD.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Tugas-tugas Perkembangan (Developmental Tasks)
Perkembangan
merupakan suatu proses yang menggambarkan perilaku kehidupan sosial psikologi
manusia pada posisi yang harmonis di dalam lingkungan masyarakat yang lebih
luas dan kompleks. Oleh Huvighurst
perkembangan tersebut dinyatakan sebagai tugas yang harus dipelajari, dijalani,
dan dikuasai oleh setiap individu dalam perjalanan hidupnya, atau dengan
perkataan lain perjalanan hidup manusia ditandai dengan berbagai tugas
perkembangan yang harus ditempuh. Tugas perkembangan yaitu, tugas-tugas yang
muncul pada saat atau sekitar periode tertentu dari kehidupan inidividu yang
jika berhasil dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya.Sebaliknya, apabila
gagal dalam mencapai tugas perkembangannya maka akan menimbulkan perasaan tidak
bahagia dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas perkembangan berikutnya.
Tugas-tugas
perkembangan menurut Huvighurst, sebagian muncul sebagai akibat dari kematangan
fisik seperti belajar berjalan, tetapi yang lainnya muncul karena adanya
tekanan-tekanan sosial masyarakat, seperti belajar membaca, serta dari
nilai-nilai personal dan aspirasi individual, seperti memilih dan mempersiapkan
karier. Tugas-tugas perkembangan ajuga bisa sebahai pentunjuk tentang apa yang
akan dihadapi dan apa yang diharapkan pada masa berikutnya
Tugas
perkembangan oleh Huvighurst dikaitkan dengan fungsi belajar, karena pada
hakikatnya perkembangan kehidupan manusia dipandang sebagai upaya mempelajari
norma kehidupan dan budaya masyarakat agar mereka mampu melakukan penyesuaian
diri dengan baik di dalam kehidupan nyata.
A.
Pengertian Tugas
Perkembangan
Proses kehidupan individu terbentang dari mulai fase usia kandungan sampai
fase usia tua. Dalam menempuh setiaf fase usia tersebut, terdapat tugas-tugas
perkembangan yang seyogianya dijalani atau dihadapi oleh setiap individu.
Tugas-tugas perkembangan ini berkaitan erat dengan perubahan kematangan,
persekolahan, pekerjaan, pengalaman beragama, dan hal lainnya sebagai
persyaratan untuk pemenuhan dan kebahagiaan hidupnya.
Havighurst (1961: 2)
mengartikan tugas-tugas perkembangan sebagai berikut :
Tugas perkembangan
merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentangan
kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan
membawa kebahagiaan dan kesuksesan yang dalam menuntaskan tugas berikutnya;
sementara apabila gagal, maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri
individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat, dan
kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya.
B.
Tugas Perkembangan pada
Setiap Periode Perkembangan
a. Tugas Perkembangan Masa Bayi dan Anak Prasekolah
1)
Belajar memakan makanan
padat.
2)
Belajar berjalan.
3)
Belajar berbicara.
4)
Belajar mengendalikan
pembuangan kotoran tubuh.
5)
Belajar mengenal
perbedaan jenis kelamin.
6)
Mencapai kestabilan fisik.
7)
Belajar mengenal
konsep-konsep sederhana tentang kenyataan alam dan sosial.
8)
Belajar membedakan
baik-buruk, benar-salah, atau mengembangkan kata hati.
b. Tugas Perkembangan Anak Usia Sekolah
1)
Belajar memperoleh
keterampilan fisik untuk melakukan permainan.
2)
Belajar membentuk sikap
yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis.
3)
Belajar bergaul dengan
teman sebaya.
4)
Belajar memainkan peranan
sesuai dengan jenis kelaminnya.
5)
Belajar keterampilan
dasar membaca, menulis, dan menghitung.
6)
Belajar mengembangkan
konsep sehari-hari.
7)
Mengembangkan kata hati.
8)
Belajar memperoleh
kebebasan yang bersifat pribadi (bersikap mandiri).
9)
Mengembangkan sikap
positif terhadap kelompok sosial.
c. Tugas Perkembangan Remaja
1)
Mencapai kematangan dalam beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
2)
Mencapai kematangan berperilaku etis.
3)
Mencapai kematangan emosi.
4)
Mencapai kematangan intelektual.
5)
Memiliki kesadaran tanggung jawab sosial.
6)
Mencapai kematangan
perkembangan pribadi.
7)
Mencapai kematangan
hubungan dengan teman sebaya.
8)
Memiliki kemandirian
perilaku ekonomis.
9)
Mencapai kematangan dalam
pilihan karier.
10) Mencapai kematangan dalam kesiapan diri untuk menikah dan
hidup berkeluarga (khususnya remaja akhir).
d. Tugas Perkembangan Dewasa Awal
1)
Memilih pasangan hidup.
2)
Belajar hidup dengan pasangan nikah.
3)
Memulai hidup berkeluarga.
4)
Memelihara anak.
5)
Mengelola rumah tangga.
6)
Mulai bekerja.
7)
Bertanggung jawab sebagai warga negara.
8)
Menemukan kelompok sosial yang serasi.
e. Tugas Perkembangan Dewasa Pertengahan
1)
Mencapai tanggung jawab sosial sebagai warga negara.
2)
Membantu remaja belajar menjadi orang dewasa yang
bertanggung jawab.
3)
Mengembangkan kegiatan –kegiatan pengisi waktu senggang.
4)
Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai
suatu individu.
5)
Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
fisiologis.
6)
Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam
karier pekerjaan.
7)
Menyesuaikan diri dengan orang tua yang semakin tua.
f. Tugas Perkembangan Dewasa Akhir (Masa Tua)
1)
Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan
kesehatan.
2)
Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan menurunnya
penghasilan keluarga.
3)
Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup.
4)
Membentuk hubungan dengan orang-orang seusia.
5)
Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan.
6)
Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes.
C.
Penguasaan Tugas Perkembangan
Yang mengahalangi dan
membantu penguasaan tugas (Hurlock,1980)
Setiap individu telah
diharapkaan untuk dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya sesuai dengan
tahap perkembangannya. Namun tidak semua individu dapat mencapai keseluruhan
atau bahkan sebagian tugas-tugas perkembangannya, atau ada yang cepat
menguasai, dan ada yang lebih lambat. Kondisi ini dapat dipengaruhi oleh
beberapa hal , yaitu:
Yang Menghalangi:
a) Tingkat perkembangan yang mundur.
b) tidak ada kesempatan untuk mempelajari atau tidak ada
bombingan untuk dapat menguasai tugas-tugas perkembangan.
c) Tidak ada motivasi.
d) Kesehatan yang Buruk.
e) Cacat tubuh.
f) Tingkat kecerdasan yang rendah.
Yang Membantu:
a) Tingkat perkembangan yang normal atau tidak
diakselarasikan.
b) Adanya kesempatan-kesempatan untuk mempelajari
tugas-tugas perkembangan dan bimbingan untuk menguasai.
c) Adanya motivasi yang kuat.
d) Kesehatan baik dan tidak ada cacat tubuh.
D.
Bahaya Potensial yang
Berkaitan dengan Tugas Perkembangan
1)
Adanya harapan-harapan yang kurang tepat baik dari individu
sendiri maupun lingkungannya.
2)
Melangkahi tahap tertentu dalam perkembangan sebagai
akibat kegagalan menguasai tugas-tugas perkembangan tertentu.
3)
Keharusan menguasai tugas perkembangan, karena dapat
memunculkan ketegangan pada individu.
E.
Akibat Tidak Dicapainya
Tugas-Tugas Perkembangan
Agar perkembangan
berlangsung dengan optimal, setiap individu harus berusaha mencapai tugas-tugas
perkembangannya. namun adakalanya tugas-tugas perkembangan tertentu tidak dapat
dicapai, yang menurut Hurlock (1980) dapat berefek pada:
a.
Penilaian yang kurang
menyenangkan dari lingkungan sosialnya, yaitu dianggap kurang atau belum matang
yang dapat menumbuhkan konsep diri yang kurang menyenangkan.
b.
Dasar penguasaan
tugas-tugas perkembangan berikutnya menjadi tidak adekuat sehingga individu
dapat tertinggal dari kelompok sebayanya, yang makin memperkuan penilaian
lingkungan bahwa dirinya belum matang.
F.
Upaya Memfasilitasi
Tugas-Tugas Perkembangan
Tugas-tugas perkembangan
yang dipaparkan diatas, merupakan gambaran dari perwujudan kematangan biologis
dan psikologis individu, ekspektasi masyarakat, dan tuntutan budaya dan agama.
Penuntasan tugas-tugas perkembangan tersebut, tidak selalu berjalan mulus,
karena adanya berbagai hambatan yang muncul, baik faktor internal maupun faktor
eksternal. faktor internal terkait dengan kondisi individu itu sendiri, seperti
anak yang dari kecil sering menderita sakit, mungkin tugas perkembangannya akan
tersendat. Untuk mencegah hal tersebut, maka penting sekali bagi orang tua,
khususnya ibu untuk memperhatikan kesehatan anaknya pada saat berada dalam
kandungan, seperti (a) mengonsumsi makanan dan minuman yang halal serta
bergizi; (b) tidak merokok; (c) tidak mengonsumsi minuman keras dan obat-obatan
terrlarang; (d) secara rutin memeriksa kandungan ke dokter.
Sementara faktor
eksternal adalah yang berasal dari lingkungan, seperti faktor keluarga.
Keluarga, atau orang tua yang memperlakukan anak secara otoriter akan
menghambat tugas perkembangan anak dalam aspek kemandirian, atau kemampuan
bergaul dengan orang lain secara baik.
Jika dilihat dari tugas
perkembangan bagi setiap periode/usia perkembangan, sebenarnya penuntasan
perkembangan anak dan remaja dipengaruhi juga oleh pencapaian tugas
perkembangan orang dewasa. Contohnya, apabila pada usia dewasa awal seorang
pria dan wanita menikah, maka mereka dituntut untut menuntaskan tugas-tugas
perkembangan yang sesuai dengan usia tersebut, seperti kewajibannya mengelola
rumah tangga, merawat dan mendidik anak, dan bekerja. Jika mereka telah
berhasil menuntaskan tugas-tugas perkembangan tersebut, berarti mereka secara
tidak langsung telah memfasilitasi anak dalam menuntaskan tugas-tugas
perkembangannya.
Faktor eksternal lainnya
yang memengaruhi pencapaian tugas-tugas perkembangan anak dan remaja atau peserta
didik adalah sekolah. Pihak sekolah, mulai dari kepala, wakil, wali kelas, guru
mata pelajaran , guru bimbingan dan konseling(konselor), sampai pada staf
sekolah perlu memiliki pemahaman untuk mencapi tugas-tugas perkembangannya.
Bebarapa upaya untuk yang seyogianya diperhatikan oleh pihak sekolah adalah
sebagai berikut.
a. Menciptakan iklim religius yang dapat memfasilitasi
perkembangan kesadaran beragama, akhlak mulia, etika atau karakter peserta
didik. Pihak sekolah perlu menyediakan sarana dan prasarana peribadatan,
memberikan contoh atau suriteladan dalam melaksanakan ibadah, dan berakhlak
mulia, seperti menyangkut aspek kedisiplinan, ketertiban, kebersihan,
keindahan, kejujuran, dan tanggung jawab.
b. Membangun suasana sosio-emosional yang kondusif bagi perkembangan
keterampilan sosial dan kematangan emosi peserta didik, seperti memelihara
hubungan yang harmonis antara kepala sekoalh dengan guru-guru, guru dengan
guru, guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa. Guru bersikap ramah dan respek
terhadap peserta didik, begitu pun peserta didik kepada guru.
c. Membangun iklim intelektual yang memfasilitasi
perkembangan berpikir, nalar, dan kemampuan mengambil keputusan yang baik.
Penciptaan iklim intelektual ini bisa berlangsung dalam proses pembelajaran di
kelas (seperti guru menerapkan metode pembelajaran yang variatif;menjelaskan
materi pelajaran dengan menggunakan multi media atau memanfaatkan laboratorium
secara efektif;memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, dan
mengemukakan pendapat atau gagasan); dan kegiatan kelompok-kelompok belajar
sesuai dengan minat dan kemampuannya.
d. Mengoptimalkan program bimbingan dan konseling untuk
memfasilitasi perkembangan peserta didik,baik menyangkut aspek pribadi, sosial,
belajar/akademik, maupun karier(sekolah lanjutan atau dunia kerja).
2.2
Jenis-Jenis Kebutuhan dan Pemenuhannya
Individu adalah pribadi
yang utuh dan kompleks. Kekomplekkan tersebut dikaitkan dengan kedudukannya sebagai makhluk individu dan makhluk
sosial. Oleh karenanya di samping seseorang orang individu harus memahami
dirinya sendiri, ia juga harus memahami orang lain dan memahami kehidupan
bersama di dalam masyarakat, memahami lingkungan serta memahami pula bahwa ia
adalah makhluk tuhan. Sebagai makhluk psiko-fisik manusia memiliki
kebutuhan-kebutuhan fisik dan psikologis, dan sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial, manusia memiliki kebutuhan individu (yang dikenal sebagai
kebutuhan pribadi) dan kebutuhan sosial kemasyarakatan. Dengan demikian, maka
setiap individu tentu memiliki kebutuhan, karena ia tumbuh dan berkembang untuk
mencapai kondisi fisik dan sosial psikologis yang lebih sempurna dalam
kehidupannya.
Dalam proses pertumbuhan
dan perkembangan menuju ke jenjang kedewasaan, kebutuhan hidup seseorang
mengalami perubahan – perubahan sejalan dengan tingkat pertumbuhan dan
perkembangannya. Kebutuhan sosial psikologis semakin banyak dibandingkan dengan
kebutuhan fisik, karena pengalaman hidup sosialnya semakin luas. Kebutuhan itu
timbul disebabkan oleh dorongan-dorongan (motif). Dorongan adalah keadaan dalam
pribadi seseorang yang mendorongnya untuk melakukan suatu perbuatan untuk
mencapai tujuan tertentu. Dorongan dapat berkembang karena kebutuhan psikologis
atau karena tujuan – tujuan kehidupan yang semakin kompleks. Lebih lanjut
lefton (1982) menyatakan bahwa kebutuhan dapat muncul karena adanya psikologis
yang mengalami goncangan atau ketidakseimbangan. Munculnya kebutuhan tersebut
untuk mencapai keseimbangan atau keharmonisan hidup.
Kebutuhan dapat dibedakan
menjadi dua kelompok, yaitu kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. Kebutuhan
primer pada hakikatnya merupakan kebutuhan biologis atau organik dan umumnya
merupakan kebutuhan yang didorong oleh motif asli. Contoh kebutuhan primer itu
antara lain adalah : makan, minum, bernapas dan kehangatan tubuh. Pada tingkat
remaja dan dewasa kebutuhan primer itu dapat bertambah, yaitu kebutuhan
seksual. Sedangkan kebutuhan sekunder umumnya merupakan kebutuhan yang didorong
oleh motif yang dipelajari, seperti misalnya kebutuhan untuk mengajar pengetahuan,
kebutuhan untuk mengikuti pola hidup masyarakat, kebutuhan akan hiburan alat
transportasi dan lain-lain. Klasifikasikan kebutuhan menjadi kebutuhan pribadi
dan keutuhan sekunder sering di gunakan tapi sering membingungkan oleh karena
itu cole dan bruce (1959) membedakan kebutuhan menjadi dua kelompok yaitu
psiologis dan psikologis. Contoh kebutuhan psiologis makanan, minuman,
perlindungan diri. Sedangkan psikologis seperti kebutuhan untuk memiliki
sesuatu, kebutuhan akan cinta dan kasih sayang, kebutuhan akan keyakinan diri
dan kebutuhan aktualisasi diri.
Dalam bidang kehidupan
ekonomi, kebutuhan primer dikenal sebagai kebutuhan pokok yang mencakup
kebutuhan akan pangan, sandang dan papan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut
merupakan kebutuhan yang mendesak dan harus segera dipenuhi, sedangkan
kebutuhaan kedua pemenuhannya dpat ditunda bilamana perlu dan dilihat skala
prioritasnya. Kebutuhan sosial psikologis seseorang individu terus mengalami
perkembangan sesuai dengan perkembangan kondisi kehidupan yang semakin luas dan
kompleks. Freud mengemukakan bahwa sikap dan perilaku manusia didorong oleh
faktor seksual ( dorongan seksual )dengan teorinya yang dikenal sebagai libido
seksual. Ia mengemukakan bahwa prinsip kenikmatan senantiasa mendasari
perkembangan sikap dan perilaku manusia, yang menjadi faktor pendorong utama
perilaku manusia. Semua bentuk perilaku manusia dikaitkan dengan upaya untuk
mencapai kenikmatan atau kepuasan seksual. Freud menyatakan bahwa dalam perkembangannya
manusia terjadi pertentangan antara kebutuhan insting pribadi dan tuntutan
masyarakat.Frud mengatakan perlunya penyelesaian pertentangan tersebut dengan
pendekatan analisis psikologik
Menurut teori Frud,
struktur kepribadian seseorang berunsurkan tiga komponen utama yaitu ide, ego dan super ego. Ketiganya merupakan
faktor-faktor penting yang mendorong terbentuknya sikap dan perilaku manusia
serta struktur pribadi. Id dikenal sebagai instring pribadi dan merupakan
dorongan asli yang dibawa sejak lahir.id merupakan sumber kekuatan insting pribadi
yang bekerja atas dasar prinsip kenikmatan yang ada pada proses berikutnya akan
muncul kebutuhan dan keinginan. Ego adalah komponen kepribadian yang praktis
dan rasional. Jadi, ego adalah komponen pribadi yang mewakili kenyataan
(realita). Berfungsi menghabat munculnya dorongan asli atau id secara bebas
dalamberbagai bentuk. Dengan demikian tugas ego adalah menyeimbangkan
pertentangan yang terjadi id dan tuntutan sosial. Kadang-kadang tugas ego
mencegah id muncul, tetapi pada umumnya ego mendorong manusiabertindak
berdasarkan id nya. Penyelesaian pertentangan atau konflik antara dorongan
pribadi dan tuntutan sosial digunakan pendekatan analisis psikologis. Super ego
merupakan bagian dari konsep diri, yang didalamnya terkandung kata hati yang
bekerja sesuai dengan sistem moral dan ideal.
A.
Mengapa manusia berperilaku?
Untuk menjawab pertanyaan
di gunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan organisme ( internal ) dan
pendekatan lingkungan (eksternal). Perilaku merupakan aktualisasi diri.
Perilaku didorong oleh motif.
Banyak pendekatan untuk
menganalisis dan mengklasifikasikan kekuatan dari dalam yang menghasilkan
gejala yang dimaksud dengan tingkah laku. Eksprimen-eksperimen psikologi
cenderung untuk memilih pendekatan sistem dalam menerangkan tingkah lau. Dari
sisi dorongan, dimana dorongan dapat di artikan sebagai kekuatan atau dorongan
biologis dalam arti luas, seperti lapar, haus dan dorongan seksual. Bagi guru
atau pendidik perlu meliat motivasi yang tidak semata-mata berasal dari faktor
atau dorongan biologis. Hal ini dikemukakan oleh para psikolog yang telah
nebibjau perilaku manusia dar faktor dorongan atau motivasi.
Kebutuhan akan keyakinan
diri diekspresikan dalam bentuk dua perilaku yaitu kebutuhan mempertahankan
diri (maintenance) dan mengembangkan diri (enchancemen). Sejak lahir hingga
meninggal kebutuhan manusia untuk mempertahankan dirinya agar tetap hidup
mrupakan kebutuhan dasar. Hal ini berarti menempatkan fungsi organisme menjadi
amat penting baginya. Tetapi perlu dipahami bahwa kebutuhan untuk
mempertahankan diri itu sebanrnya bukan hanya tertuju agar manusia tetap hidup
melainkan lebih dari pada itu, yakni senantiasa berupaya memenuhi
kebutuhan-kebutuhan biologisnya yang lebih memadai atau untuk menjadi lebih
baik.
Kebutuhan psikologis muncul
dalam kehidupan manusia seperti apa yang dialami setaip hari secara emosional
yaitu : senang, puas, susah, lega, kecewa dan semacamnya. Berhubungan manusia
hidup bersama didalam masyarakt maka merika ingin mengatur dan mengikuti
peraturan yang berlaku dikehidupan bermasyarakat, sekalipun kadang-kadang hal
itu amat sukar. Untuk itu manusia belajar memahami norma-norma atau sifa-sifat
normatif, artinya perilaku manusia diarahkan dan disesuaikan dengan kehidupan
bermasyarakat. Pleh karena itu dalam kehidupan manusia juga berkembang
kebutuhan-kebutuhan normatif yang seuai dengan harapan-harapan pihak lain yang
diterima oleh dirnya sekarang maupun akan datang.
B.
Kebutuhan Dasar Manusia
Pada bayi atau kehidupan
manusia kecil, perilakunya didominasi oleh kebuthan-kebutuhan biologis yakni
kebutuhan mempertahankan diri. Kebutuhan ini disebut difeciency need artinya
kebutuhan untuk pertumbuhan dan memang diperlukan untuk tetap hidup. Kemudian
pada masa kehidupan berikutnya muncul untuk mengembangkan diri berkembangnya
kebutuhan ini dipengaruhi faktor lingkungan dan faktor belajar seperti
kebutuhan akan cinta kasih, dan kebutuhan untuk memili, kebutuhan harga diri,
kebutuhan akan kebebasan, kebutuhan untuk berhasil, dan munculnya kebutuhan
untuk bersaing dengan orang lain.
Kebutuhan-kebutuhan
sebelumnya dalah kebutuhan untuk memiliki, baik pemilik itu berkaitan dengan
lingkungan, manusia maupun yang berkaitan dengan kebendaan. Dengan munculnya kebutuhan
tersebut berarti didalam dirinya telah terjadi kontak dengan dunia luar
dirinya, sebagaimana dikatakan didepan kebutuhan yang paling mendasar adalah
kebutuhan yang berkaitan dengan kepentingan jasmaniah atau organisme, baik yang
berkaitan dengan usaha mengembangkan diri, memperoleh keamanan, maupun
mempertahankan diri.
Remaja sebagai individu
atau manusia pada umumnya juga mempunyai kebutuhan dasar tersebut. Secara
lengkap kebutuhan dasar tersebut digambarkan sebagai berikut.
Deskripsi
|
Karakteristik
|
a.
Kebutuhan aktualisasi
diri
b.
Kebutuhan untuk
memiliki
c.
Kebutuhan akan
perhatian dan kasih sayang
d.
Kebutuhan jasmaniah,
termasuk keamanan dan pertahanan diri
|
Kebutuhan
yang terkait langsung dengan perkembangan diri yang relatif kompleks ,
abstrak, dan bersifat sosial.
Kebutuhan yang terkait dengan pertahanan diri,
khusunya pemeliharaan dan pertahanan diri, bersifat individual.
|
Keempat macam kebutuhan
tersebut bersifat hierarki, dan kebutuhan yang bertingkat rendah, yaitu
kebutuhan jasmaniah, sampai dengan kebutuhan bertingkat tinggi, yaitu kebutuhan
aktualisasi diri.
Hierarki kebutuhan diatas
sejalan dengan teori kebutuhan yang dikemukakan maslow, yaitu :
-
Kebutuhan aktualisasi
diri
-
Kebutuhan kognitif
-
Kebutuhan penghargaan
-
Kebutuhan cinta kasih
-
Kebutuhan keamanan, dan
-
Kebutuhan jasmaniah
(fisiologis).
Menurut lewis dan lewis
(1993) kegiatan remaja atau manusia itu didorong oleh berbagai kebutuhan, yaitu
:
-
Kebutuhan jasmaniah
-
Kebutuhan psikologis
-
Kebutuhan ekonomi
-
Kebutuhan sosial
-
Kebutuhan politik
-
Kebutuhan penghargaan,
dan
-
Kebutuhan aktualisasi
diri.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tugas-tugas perkembangan anak
adalah tugas-tugas yang muncul pada saat atau suatu periode tertentu dari
kehidupan anak, sedangkan kebutuhan anak adalah hal-hal yang perlu terpenuhi
dalam kehidupan anak. Jika tugas dan kebutuhan tersebut berhasil dan terpenuhi,
maka akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa arah keberhasilan dalam
melaksanakan tugas-tugas dan pemenuhan kebutuhan berikutnya, sementara
kegagalan dalam melaksanakan tugas dan kebutuhan tersebut akan menimbulkan rasa
tidak bahagia, ditolak oleh masyarakat dan kesulitan dalam menghadapi
tugas-tugas dan pemenuhan kebutuhan berikutnya.
3.2 Saran
Baik orang tua maupun guru dalam rangka melayani tugas perkembangan dan memenuhi
jenis kebutuhan anak, janganlah bersikap otoriter. Hal ini karena tipe yang
demikian akan menghambat tugas perkembangan anak dan menghambat proses pemenuhan
kebutuhan anak. Setiap kegiatan anak
dapat diajak untuk bekerja sama dan bermusyawarah, dengan sikap yang demikian akan sangat menentukan keberhasilan di kehidupan anak.
Daftar Pustaka
Syamsu Yusuf L.N. dan Nani M. Sugandhi. 2011. Perkembangan
Peserta Didik. Bandung: PT RajaGrafindo Persada
Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B. Agung Hartono. 2008.Perkembangan
Peserta Didik. Jakarta: PT Asdi Mahasatya
Christiana Hari Soetjiningsinh. 2012. Pekembangan Anak
Sejak Pertumbuhan Sampai Dengan Kanak-Kanak Akhir. Jakarta: Prenada Media Group
Tidak ada komentar:
Posting Komentar