Manusia Sebagai Individu dan Makhluk Sosial
Ilmu
Sosial dan Budaya Dasar
Dosen Pengajar :
Drs. Muchyar, MP
Disusun
oleh :
Kelompok
4
Semester/kelas : II/A
Aisyah A1E315003
Aulia
Hayati A1E315014
Hatmah A1E315038
Hendro
Joko Prasetyo A1E315040
Liza
Monica A1E315051
Maria
Ulpah A1E315055
Muhammad
Shaleh A1E315067
Noor
Asiah A1E315073
UNIVERSITAS
LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM
STUDI S1-PGSD
BANJARMASIN
2016
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga telah dapat
menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “Manusia sebagai Individu dan Makhluk
Sosial”. Makalah ini
ditulis dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberi dukungan kepada kami dalam menyelesaikan
makalah ini. Semoga apa yang telah kami usahakan ini dapat memberi manfaat bagi
banyak orang.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu kami mengharapakan saran dan masukan yang membangun dari seluruh
pihak demi perbaikan ke depan.
Banjarmasin, Maret 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................... ........... i
Daftar Isi.................................................................................................................... ........... ii
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................... ........... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................... ........... 1
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................. ........... 2
BAB II
PEMBAHASAN....................................................................................... ........... 3
2.1 Hakikat Manusia sebagai Makhluk Individu
dan Sosial.................................... ........... 3
A. Manusia sebagai Makhluk Individu............................................................ ........... 3
B. Manusia sebagai Makhluk Sosial................................................................. ........... 5
C. Peranan Manusia sebagai Makhluk Individu............................................... ........... 8
D. Peranan Manusia sebagai Makhluk Sosial................................................... ........... 8
E.
Fungsi dan Tugas Manusia sebagai Makhluk Sosial.................................... ........... 9
F.
Pengembangan Manusia sebagai Makhluk Individu dan
Makhluk Sosial.. ........... 11
G. Dilema antara Kepentingan Individu dan
Kepentingan Masyarakat.......... ........... 12
BAB III PENUTUP................................................................................................ ........... 15
3.1 Kesimpulan......................................................................................................... ........... 15
3.2 Saran................................................................................................................... ........... 15
Daftar Pustaka........................................................................................................... ........... 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Manusia sebagai
makhluk individu dan sosial. Setiap manusia memiliki keunikan atau ciri khas
tersendiri, tidak ada manusia yang persis sama dimuka bumi ini. Walaupun mereka
memiliki wajah yang sama pasti mereka memiliki ciri fisik yang berbeda.
Seorang
individu adalah gabungan antara faktor fenotip dan genotip. Faktor genotip
adalah factor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan,
dibawa individu sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau
sifat yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan (faktor fenotip).
Faktor lingkungan
(faktor fenotip) juga ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas
dari seseorang. Lingkungan sosial, di mana seorang individu meelakukan
interaksi sosial. Kita melakukan interaksi sosial dengan anggota keluarga,
dengan teman dan kelompok sosial yang lebih besar.
Setiap
orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh faktor
bawaan (genotip) dan faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus
menerus. Kepribadian adalah keseluruhan perilaku individu yang merupakan hasil
interaksi yang terbawa sejak lahir dan lingkungan, yang nampak pada perbuatan
dan tindakan serta reaksi mental psikologisnya. Faktor lingkungan (fenotip)
ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang.
Untuk itu lah
kami akan membahas tentang manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
Untuk kembali memahami daan menyadaari bagaimana hubungan kita sbgai maanusia
dan lingkungan kita.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas
maka dapat ditarik rumusan masalah antara lain adalah:
1.
Apa
yang dimaksud manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial?
2.
Apa
fungsi dan tugas manusia sebagai makhluk sosial?
3.
Bagaimana
pengembangan manusia sebagai makhluk individu dan sosial?
4.
Apa
dilema antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat?
1.3
Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas
maka tujuan penulisan makalah ini antara lain:
1.
Untuk
mengetahui manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
2.
Untuk
mengetahui fungsi dan tugas manusia sebagai makhluk sosial.
3.
Untuk
mengetahui pengembangan manusia sebagai makhluk individu dan sosial.
4.
Untuk
mengetahui dilema apa saja antara kepentingan individu dan kepentingan
masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Hakikat Manusia sebagai Makhluk Individu dan Sosial
Hakikat manusia terdiri dari hal-hal
sebagai berikut:
1.
Susunan
kodrat manusia terdiri atas jiwa dan raga.
2.
Sifat
kodrat terdiri atas makhluk individu dan sosial.
3.
Kedudukan
kodrat terdiri atas makhluk berdiri sendiri dan Makhluk Tuhan.
Berdasar
perbedaan diatas maka manusia sebagai makhluk individu dan sosial adalah
hakikat manusia berdasar sifat-sifat kodrat yang melekat pada dirinya.
A.
Manusia sebagai Makhluk Individu
Dalam bahasa
Latin, kata individu berasal dari kata individiuum
yang artinya tak terbagi. Dan dalam bahasa Inggris dari kata in dan dividen, yang artinya tidak terbagi. Jadi,kata individu mengandung
pengertian tidak terbagi atau satu kesatuan. Manusia sebagai individu memiliki
jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis dan unsur dengan raga dan jiwa, yang
tidak dapat dipisahkan. Dan seseorang akan dikatakan individu, jika unsur-unsur
tersebut menyatu dalam dirinya(Setiadi dkk, 2008).
Manusia sebagai
makhluk individu mengandung arti bahwa unsur yang ada dalam diri individu
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan setiap manusia memiliki
keunikan atau ciri khasnya sendiri-sendiri dan tidak ada manusia yang persis
sama. Walaupun manusia dilahirkan dengan perangkat fisik yang mirip. Namun,
ukuran, bentu, sifat dan lain-lain berbeda. Perbedaan ini tercipta sebagai
identitas individu yakni mempermudah, pengenalan terhadap seseorang.
Manusia
individu tidak hanya dilihat melalui fisik tetapi juga psikis, yakni sifat,
karakter, perangai atau gaya dan selera yang juga berbeda-beda. Dari psikisnya,
individu juga dapat dikenal melalui sifat daan perangainya, misalnya, sabar,
pemarah, cerewet, atau ceroboh atau teliti, dan sebagainya.
Seorang
individu merupakan perpaduan antara faktor genotipe
dan fenotipe. Faktor genotipe adalah faktor
yang dibawa individu sejak lahir dan merupakan faktor keturunan yang dibawa
sejak lahir. Walaupun tidak sama, faktor fisik ini cenderung memiliki kemiripan
pada bagian-bagian tertentu alat tubuhnya.
Faktor fenotipe
adalah faktor yang merupakan pengaruh dari lingkungan, baik lingkungan fisik
dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik yang dimaksud seperti kondisi alam
sekitar tinggal (rumah) atau lingkungan alam. Orang yang tinggal di daerah
pantai akan memiliki kebiasaan yang berbeda dengan mereka yang tinggal di atas
gunung, bahkan perbedaan geografis juga dapat mempengaruhi kondisi fisiknya
juga berbeda.
Sedangkan
lingkungan sosial yakni kondisi masyarakat disekitar individu dimana ia
melakukan interaksi sosial. Lingkungan sosial tertentu mempengaruhi kebiasaan
khas kelompoknya. Misalnya lingkungan pesantren akan menciptakan kondisi sosial
tertentu yang mempengaruhi karakter dan kebiasaan yang khas yang berbeda dengan
lingkungan di luar pesantren. Dan individu memiliki kecenderungan untuk
terpengaruh dengan lingkungan, sehingga mengikuti kebiasaan dan karakteristik
lingkungannya.
Karakteristik
dari seseorang itulah yang di sebut dengan kepribadian. Nursyid Sumaadmaja
mengaatakan kepribadian sebagai keseluruhan perilaku individu yang merupaakan
hasil interaksi antara potensi-potensi biopsikofisikal
(fisik dan psikis) yang di bawasejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan,
yang terungkap dalam tindakan perbuatan dan reaksi mental psikologisnya, jika
mendapat rangsangan dari lingkungan.
Selain
individu, kita juga mengenal kelompok sosial yang lebih besar, seperti kelurga,
tetangga dan masyarakat. Masing-masing kelompok sosial ini juga memiliki ciri
khas dan karakter yang berbeda-beda pula. Keluarga yang mengembangkan kebiasaan
yang demokratis terlihat dalam sikap individu yang demokratis pula. Contoh
masalah yang timbul dari manusiasebagai makhluk individu
1.
Timbul
sifat egois dan ingin menang sendiri pada diri seseorang
2.
Timbul
sifat apatis yang, artinya masa bodo atau acuh tak acuh
3.
Timbul
sikap atheis atau tidak memiliki agama pada diri seseorang.
4.
Iri
hati, dengki, dan tidak senang melihat orang lain memperoleh kebahagiaan atau
kesenangan
5.
Berburuk
sangka
6.
Memiliki
sifat pendendam
7.
Umurnya
sudah dewasa akan tetapi masih manja serta tingkah laku dan pemikirannya
Jadi, manusia
sebagai makhluk individu adalah manusia sebagai perorangan yang memiliki sifat
sendiri. Manusia sebagai makhluk individu adalah bersifat nyata berbeda dengan
manusia lain dan sebagai pribadi dengan ciri khas tertentu yang berupaya
merealisasikan potensi dirinya. Pertumbuhan dan perkembangan individu menjadi
pribadi yang khas tidak terjadi dalam waktu sekejap melainkan rentang sebagai
kesinambungan perkembangan sejak masa janin hingga tua.
i.
Istilah
pertumbuhan lebih tertuju pada segi fisik atau biologis individu.
ii.
Istilah
perkembangan tertuju pada segi mental psikologis individu.
iii.
Pertumbuhan
dan perkembangan individu dipengaruhi beberapa faktor, mengenai hal itu ada
tiga pandangan yaitu:
a.
Pandangan
nativistik
(pertumbuhan
individu semata-mata ditentukan atas dasar faktor dari dalam individu sendiri).
b.
Pandangan
empiristik
(pertumbuhan
individu semata-mata didasarkan faktor lingkungan).
c.
Pandangan
konvergensi
(pertumbuhan
individu dipengaruhi faktor diri individu dari lingkungan).
B.
Manusia sebagai Makhluk Sosial
Manusia sebagai
makhluk sosial mempunyai keterkaitan yang erat dengan masyarakat disekitarnya.
Ia akan tunduk pada aturan atau kebiasaan yang dianggap wajar oleh masyarakat.
Misalnya, cara berpakaian yang pantas dalam berbagai suasana berbeda-beda dalam
norma dan etika masyarakat.
Lingkungan
sosial dalam hal ini meliputi lingkungan formal seperti sekolah dan tempat
publik lainnya, dan lingkungan nonformal seperti rumah, pasar dan tempat
rekreasi publik lainnya.
Dalam konteks
sosial yang disebut dengan masyarakat, setiap orang akan memiliki kecenderungan
untuk mengenal orang lain, karena itu merupakan perilaku sosial alamiah.
Demikian juga, manusia akan cenderung belajar dari lingkungan mengenai
kepatuhan pada aturan atau keinginan merespon dengan positif dengan belajar
dari lingkungan sosialnya.
Manusia
dikatakan sebagai makhluk sosial, jika dalam dirinya ada dorongan untuk
berinteraksi dengan orang lain. Interaksi ini disebut dengan social need (kebutuhan sosial) untuk
hidup dalam kelompok. Karena manusia tidak dapat hidup sendiri, ia memerlukan
teman, relasi dan keraba. Cara berteman manusia ini bisa ditentukan pula oleh
kebiasaan dan budaya masyarakat. Misalnya orang kaya memiliki kecenderungan
berteman dengan kelas sosial yang sama, demikian pula sebaliknya. Dengan
demikian dalam masyarakat terbentuk kelompok-kelompok sosial yang didasari oleh
kesamaan ciri dan kepentingan.
Manusia berbeda
dengan makhluk lainnya karena, karena dalam hidupnya ia selalu memerlukan
pertolongan dari pihak lainnya. Bahkan sejak manusia lahir ia memerlukan seseorang
untuk membantunya tumbuh dan berkembang, walaupun dalam dirinya ada potensi
yang dimiliki oleh makhluk lainnya, yakni akal budi.
Cooley
menamakan pengaruh orang lain terhadap seseorang sebagai looking-glass self. Dengan analogi cermin, bahwa manusia itu
cenderung seperti cermi, yakni memantau lingkungan dan merasakan bersama-sama
sebagai tanggaapan terhaap lingkungan. Looking-glass
self terbentuk dalam tiga tahap. Tahap pertama, melalui persepsi mengenai
seseorang yang dilihatnya. Tahap kedua melakukan penilaian terhadap penampilan
seseorang itu. Ketiga, menempatkan perasaan terhadap apa yang dilihatnya,
sebagai hasil penilaian terhadap orang tertentu. Ini merupakan sesuatu yang
alamiah dalam diri manusia sebagai makhluk sosial.
Interaksi
merupakan hal yang sangat penting bagi manusia tidak melakukan interaksi dengan
masyarakat maka ia akan kehilangaan bebeerapa potensidalam dirinya. Misalnya
seorang anak yang ditelantarkan sejak kecil dan liar, bahkan disekaap di bawah
tanah, akan kesulitan melakukan komunikasi (bahasa) dengan orang lain. Tidak
daapat buang air pada tempatnya. Dengan memberikan tempat yang luas dan aaman
untuk berinteraksi dengan masyarakat, maka seseorang akan mempelajari kebiasaan
lingkungannya baik.
Seseorang
mempelajari peranan dan fungsinya dalam masyarakat melalui proses sosialisasi.
Proses sosialisasi ialah suatu proses dimana didalamnya terjadi pengaambilan
peranan (role taking). Dengan memahami perannya dalam masyarakat, maka
seseorang dapat berinteraksi dengan baik. Menurut George Herbert Mead, proses
sosialisasi manusia melalui 3 (tiga) tahap, yakni:
a.
Play Stage, proses
memahami isi, alasan dan makna peran tersebut. Contoh seorang anak ketika
bermain dengan teman sebagai dokter atau guru, dan sebagainya
b.
Game stage, proses memahami peran-peran yang harus dijalankannya oleh seseorang
atau orang yang lainnya dengan siapa ia berinteraksi. Contoh, dalam tim
permainan
c.
Generalized other,
proses menjalankan peran-peran yang harus dijalankannya, seseorang memahami
betul perannyaa daalam masyarakat.
Karena manusia adalah makhluk sosial, maka
interaksi dengan orang lain adalah sesuatu yang lumrah dilakukan. Namun daalam
interaksi tersebuttidak selamanya dapat berjalan dengan mulus, atau kadang
terjadi konflik (baik konflik sosial dan budaya). Konflik ini berasal dari
kebiasaan/adat istiadat yang berbeda dan budaya yang berbeda. Terdapat
prejudice (prasangka) dalam kelompok masyarakat terhadap kelompok masyarakat
yang lain.
Prasangka merupakan sikap permussuhan yang
ditunjukkan suatu kelompok terhadap kelompok yang lain, atas dasar pemahaman
bahwa kelompok yang lain itu memiliki ciri-ciri sikap yang tidak menyenangkan.
Dapat disimpulkan bahwa manusia
disebut makhluk sosial karena beberapa alasan, yakni:
1.
Manusia
tunduk pada aturan dan norma masyarakat di mana ia tinggal (dibesarkan)
2.
Perilaku
manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain disekitarnya
3.
Manusia
memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain disekitarnya
4.
Potensi
manusia akan berkembang, bila ia hidup dalam masyarakat.
Contoh masalah yang timbul dari
manusia sebagai makhluk sosial:
1.
Perkelahian
2.
Permusuhan
3.
Taawuran
antar pelajar atau antar desa
4.
Perang
antarsuku karena salaah paham
5.
Persaingan
yang tidak sehat, baik dilingkungan pendidikan, politik maupun hukum
6.
Menyebar
fitnah seseorang kepada orang lain
7.
Pilih-pilih
teman atau sikap diskriminasi
8.
Korupsi,
kolusi, dan nepotisme secara berjamaah
9.
Memiliki
sifat untuk menjadi penguasa dengan menghalalkan segala cara sebagai makhluk
sosial hendaknya memiliki kepribadian, yang dimaksud dengan kepribadian adalah
susunan unsure-unsur akal dan jiwayang di bangun oleh perasaan, pengetahuan dan
dorongan.
Kasus 1.
Banyak terjadi
kasus tawuran yang terjadi antar siswa sma. Hanya karena masalah sepele seperti
mengejek salah satu sekolah. Bisa mengakibatkan tawuran yang memakan korban
jiwa. Hal tersebut dikarenakan adanya senjata tajam yang digunakan. Tawuran
tersebut terjadi pada saat jam pulang sekolah.
Penyelesaian:
Seharusnya
pihak kepolisian bekerjaa sama dengan pihak sekolah untuk mensosialisasikan
tentang ketertiban dan keamanan agar tidak ada lagi tawuran ini. Pihak sekolah
juga seharusnya melakukaan razia senjata tajam secara rutin.pihak kepolisian
dan juga sekolah harus memberikan sanksi tegas kepada para pelaku tawuranini.
Peran orang tua juga diperlukan untuk mendidik anaknya lebih baik lagi.
Kasus 2
Masyarakat
mengeluh maraknya peredaran petasan di tengah-tengah masyarakat, terutama waktu
ibadah shalat taraweh karena suara petasan sangat mengganggu. Yang mengurangi
kehusyukan beribadah dan dapat membahayakan yang memainkan petasan tersebut.
Penyelesaiannya:
Pertaama
hendaknya ada perhatian dari pihak terkait dalam memberantas hal tersebut,
kalau perlu pelaku ditindak lanjuti agar si pelaku jera. Dan Satpol PP
mengawasi secara ketat, peredaran petasan yang dipasarkan, baik dipasar
tradisional maupun ditempat keramaian. Dan diminta kepada masyarakat untuk
tidak menjual serta menggunakan petasan tersebut, demi menjaga kenyamanan umat
muslim menunaikan ibadah sholat.
Jadi, Manusia sebagai makhluk
sosial adalah manusia yang senantiasa hidup dengan manusia lainnya. Dia tidak
dapat merealisasikan potensi hanya dengan dirinya sendiri. Adapun yang
menyebabkan manusia selalu hidup bermasyarakat antara lain karena adanya
dorongan kesatuan biologis yang terdapat dalam diri manusia.
C.
Peranan Manusia sebagai Makhluk Individu
Peranan manusia
sebagai makhluk individu adalah untuk mewujudkan manusia yan memiliki harkat
dan maratabat, manusia dasar memiliki hak-hak dasar, setiap manusia memiliki
potensi diri yang khas, dan setiap manusia yang memiliki kepentingan untuk
memenuhi kebutuhan dirinya.
Manusia sebagai
makhluk individu akan berusaha:
a. Menjaga dan mempertahankan harkat
dan martabatnya.
b. Mengupayakan terpenuhi hak-hak
dasarnya sebagai manusia.
c. Merealisasikan segenap potensi
dirinya baik sisi jasmani maupun sisi rohani.
d. Memenuhi kebutuhan dan kepentingan
diri demi kesejahteraan hidupnya.
D.
Peranan Manusia sebagai Makhluk Sosial
Manusia akan
senantiasa berinteraksi sosial membentuk kehidupan berkelompok, dalam kehidupan
kelompok manusia membutuhkan norma-norma sebagai patokan untuk bertingkah laku
bagi manusia dikelompoknya. Norma-norma terebut adalah:
1.
Norma
agama, norma yang besumber dari Tuhan yang diperuntukkan bagi umat-Nya. Norma
yang berisi perintah dan larangan dalam beragama.
2.
Norma
kesusilaan,atau moral, norma yang bersumber dari hati nurani untuk mengajak
kepada kebaikan dan mejauhi keburukan.
3.
Norma
kesopanan atau adat, norma yang bersumber daari masyarakat dan berlaku terbatas
lingkungan masyarakat yang bersangkutan.
4.
Norma
hukum, norma yang dibuat masyarakat secara resmi yang pemberlakuannya dapat
dipaksakan.
Kekuatan norma
yang berlaku di masyarakat terbagi menjadi 4 macam yaitu:
a.
Cara
(usage)
Cara adalah suatu bentuk
perbuatan tertentu yang dilakukan individu dalam suaatu masyarakat tetapi tidak
secara terus menerus. Contoh, cara makan wajar dan baik apabila tidak
mengeluarkan suara seperti hewan.
b.
Kebiasaan
(folkways)
Kebiasaan merupakan suatu
bentuk perbuatan berulang-ulang dengan bentuk yang sama yang dilakukan secara
sadar dan mempunyai tujuan-tujuan jelas dan dianggap baik dan benar. Contoh,
member hadiah kepada orang yang berprestasi dalam suatu kegiatan atau
kedudukan, memakai baju yang bagus pada waktu pesta.
c.
Tata
Kelakuan (mores)
Tata kelakuan atau
sekumpulan perbuatan yang mencerminkan sifat-sifat hidup dari sekelompok
manusia yang dilakukan secara sadar guna melaksanakan pengawasan oleh sekelompok
masyarakat terhadap anggota anggotamya. Dalam tata kelakuan terdapat unsur
memaka atau melarang suaatu perbuatan. Contoh, melarang pembunuhan,
pemerkosaan, atau menikahi saudara kandung.
d.
Adat istiadat (costum)
Adat istiadat adalah
kumpulan tata kelakuan yang paling tinggi kedudukannya karena bersifat kekal
dan terintegrasi sangat kuat terhadap masyarakat yang memilikinya.
Implikasi-implikasi manusia sebagai makhluk sosial adalah sebagai
berikut:
a.
Kesadaran
akan “ketidakberdayaan” manusia bila seorang diri.
b.
Kesadaran
untuk senantiasa dan harus berinteraksi dngan orang lain.
c.
Penghargaan
akan hak-hak orang lain.
d.
Ketaatan
terhadap norma-norma yang berlaku.
Peran-peran
yang dilakukan manusia sebagai makhluk sosial sebagai berikut:
a.
Melakukan
interaksi dengan manusia lain atau kelompok.
b.
Membentuk
kelompok-kelompok sosial.
c.
Menciptakan
norma-norma social sebagai pengaturan tertib kehidupan kelompok.
E.
Fungsi dan Tugas Manusia sebagai Makhluk Sosial
Manusia tidak
hanya memiliki ciri khas tetapi juga memiliki pola tingkah laku yang spesifik
baik masyarakat atau dilingkungan keluarga. Keluarga adalah wadah dimana suatu
individu mempunyaai hubungan sosial didalamnya. Keluarga tersebut terdiri dari
seorang suami, seorag isteri dan anak-anak mereka. Keluarga merupakan lembaga
pertama yang menjadi wadah utama dalam pembinaan seorang individu. Di mana pola
perilaku seorang individu akan tercermin dari seorang individu bagaimana
diperlakukan di dalam keluarganya.
Menurut William
J Goode (1983) dalam Munandar Soelaeman, secara umum fungsi keluarga meliputi
pengaturan seksual, reproduksi, sosialisasi, pemeliharaan, penempatan anak
dalam masyarakat, pemuas kebutuhan perseorangan dan sebagai kontrol sosial
(Soelaema, 1989)
1.
Pengaturan
Seksual
Seperti yang dapat diketahui, kita
dapat membayangkan bagaimana seorang anak yang lahir ke dunia ini tanpa seorang
ayah. Tentu saja anak tersebut akan dipertanyakan dan pengalaman sosialisasi
yang tidak lengkap. Maka dari itu, di dalam masyarakat tidak di benarkan adanya
kelahiran di luar nikah. Oleh karena itu, maka akan menambah kerumitan dalam
masyarakat jika tidak ada pengaturan seksual yang berlaku.
2.
Reproduksi
Berkembangnya teknologi kedokteran,
selain memberikan dampak positif bagi program keluarga berencana, dapat juga
menimbulkan masalah terpisahnya kepuaasan seksual dengan pembiakan. Pandangaan
terhadap punya anak bermacam-macam, ada yang menghaarapkan untuk jaminan bagi
orang tua di masa depan, ada yang bermotivasi
agama, ada alasan kesehatan dan sebagainya.
3.
Sosialisasi
Masyarakat dan kebudayaan bergantung
pada efektifnya sosialiasi di dalamnya bagaimana seorang anak mempelajari sikap
dan tingkah lakunya, bergantung juga pada kebudayaan di dalam keluarganya. Di
dalam hubungan sosialisasi anak dengan keluarganya, dari situlah anak
memperoleh landasan untuk membentuk kepribadian dan sikap serta perilaku sang
anak tersebut. Dan itu semua juga berhubungan dengan kebudayaan yang di anut
dan di lestarikan dalam suatu kelurarga dan masyarakat tersebut.
4.
Pemeliharaan
Seorang wanita yang sedang hamil
butuh perhatian, perlindungan dan pemeliharaan dalam rangka menjaga kondisinya
agar siap untuk melahirkan seorang anak ke dunia. Brgitu pula seorang abak yang
telah lahir, ia membutuhkan kasih sayangdan pemaliharaan orang tuanya. Tanpa
pemeliharaan dari orang tuanya maka anak tidak akan tumbuh sendiri. Manusia
berbeda dari hewan yang dapat berdiri dan langsung mencari makanannya sendiri
sejak ia baru dilahirkan. Manusia butuh orang lain dalam pemenuhan kebutuhan
dan kelangsungan hidupny. Maka tahap demi tahap manusia baru dapat berjalan dan
akhirnya dewas, dan itu pulatidak lepas dari peran orang lain disekitarnya.
5.
Penempatan
Anak di dalam Masyarakat
Dengan menentukan penempatan sosial
seorang anak, pengaturan wewenangmembantu menentukan kewajiban peranan
orang-orang dewasa terhadap sang anak. Penempatan sosial ditetapkan oleh
masyarakat atas dasar keanggotaan keluarga melalui pemberian orientasi hubungan
seperti orang tua, saudara kandung, dan kerabat. Berikutnya penempatan sosial
melalui orientasi individu, pada kelompok lain yang secara sosial telah mapan,
seperti hubungan nasional, etnik, agama, organisasi masyarakat, kelas dan
sebagainya (Suratman dkk, 2013)
6.
Pemuas
Kebutuhan Perseorangan
Sebuah keluarga belum lengkap jika
belum mempunyai seorang anak. Anak menjadikan hubungan suamiistri dalam sutu
keluarga menjadi lebih erat dengan cinta kasih yang dibawa oleh sang anak.
Bagaimana anak dilahirkan tanpa seorang ayah yang sah, maka anak tersebut akan
mengalami penderitaan yang seharusnya tidak pantas ia rasakan. Seorang anak
juga dapat memberikan kepuasan emosional di antara kedua orang tuanya juga
dapat memberikan kepuasan emosional dalam diri sang anak.
7.
Kontrol
Sosial lingkungan
Keluarga menjadi wadah utama dalam
pembentukan karakter seorang anak, bagaimana ia akan bersikap dan berperilaku
di luar lingkungan keluargany. Maka kontrol sosial keluarga dalam arti seorang
ayah dan seorang ibu sangat berpengaruh pada anak-anaknya. Anak-anak akan
menjadi generasi penerus pada masa yang akan dating. Maka orang tua yang tidak
bisa memenuhi tanggung jawabnya dalam mendidik anaknya, maka anak tersebut
tidak akan berperilaku dengan baik, karena keluarga sebagaisuatu wadah
pendidikan pertama dalam membentuk karakter anakdalam pergaulannya nanti di
lingkungan masyarakat.
F.
Pengembangan Manusia sebagai Makhluk Individu dan Sosial
1.
Pengembangan
Manusia sebagai Makhluk Individu
Sebagai makhluk individu yang
menjaddi satuan terkecil dalam suatu organisasi atau kelompok, manusia harus
memiliki kesadaran diri yang dimulai dari kesadaran pribadi diantara segala
kesadaran terhadap segala sesuat. Kesadaran diri tersebut meliputi kesadaran diri
diantara realita, self-respect, self-narcisme, egoisme, martabat
kepribadian,perbedaan dan persamaan dengan pribadi lain khususnya kesadaran
akan potensi-potensi pribadi yang menjadi dasar bagi self-realisation.
Sebagai makhluk individu, manusia
memerlukan pola tingkah laku yang bukan merupakan tindakan instingtif belaka.
Manusia yang biasa dikenal dengan homo sapiens memiliki akal pikiran yang dapat
digunakan untuk berpikir dan berlaku bijaksana. Dengan akal tersebut, manusia
dapat mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam dirinya seperti, karya,
cipta, dan karsa. Dengan pengembangan potensi yang ada, manusia mampu
mengembangkan dirinya sebagai manusia seutuhnya yaitu makhluk ciptaan Tuhan
yang paling sempurna.
Perkembangan manusia secara
perorangan pun melalui tahap-tahap yang memakan waktu puluhan atau baahkan
belasan tahun untuk menjadi dewasa. Upaya pendidikan dalam menjadikan manusia
semakin berkembang. Perkembangan keindividualan memungkinkan seseorang untuk
mengembangkan setiap potensi yang ada pada dirinya secara optimal.
Sebagai makhluk individu manusia
mempunyi suatu potensi yang akan berkembang jika disertai dengan pendidikan.
Melalui pendidikan manusia dapat menggali dan mengoptimalkan segala potensi
yang ada pada dirinya. Melalui pendidikan pula dapat manusia dapat
mengembangkan ide-ide yang ada dalam pikirannya dan menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari yang dapat meningkatkan kualitas hidup manusia itu
sendiri.
2.
Pengembangan
manusia sebagai makhluk sosial
Di dalam kehidupannya, manusia tidak
hidup dalam kesendirian. Manusia memiliki keinginan bersosialisasi dengan
sesamanya. Ini merupakan salah satu kodrat manusia adalah selalu ingin
berhubungan dengan manusia lain. Hal ini menunjukkan kondisi yang
interdependensi. Di dalam kehidupan manusia selanjutnya, ia selalu hidup
sebagai warga suatu kesatuan hidup, warga masyarakat, dan warga negara. Hidup
dalam hubungan antaraksi dan interdependensi itu mengandung
konsekuensi-konsekuensi sosial baik dalam arti positif maupun negatif. Keadaan
positif dan negatif ini adalah perwujudan dari nilai-nilai sekaligus watak
manusia bahkan pertentangan yang diakibatkan oleh interaksi antarindividu.
Tiap-tiap pribadi harus rela mengorbankan hak-hak pribadi demi kepentingan
bersama dalam rangka dikembangkan perbuataan yang luhur yang mencerminkan sikap
dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. Pada zaman modern seperti ini
manusia memerlukan pakaian yang tidak mungkin dibuat sendiri. Tidak hanya
terbatas pada segi badaniah saja, manusia juga mempunyai perasaan yang
emosional yang ingin diungkapkan kepada orang lain dan mendapat tanggapan
emosional dari orang lain pula. Manusia memerlukan perhatian, kasih saying,
harga diri pengakuan, dan berbagai rasa emosional lainnya. Tanggapan emosional
tersebut hanya dapat diperoleh apabila manusia berhubungan dan berinteraksi
dengsn orang lain dalam suatu tatanan
kehidupan bermasyarakat.
Dalam berhubungan dan berinteraksi,
manusia memiliki sifat yang khas yang dapat menjadiknnya lebih baik. Kegiatan
mendidik merupakan salah satu sifat yang khas yang dimiliki oleh manusia.
Imanuel Kant mengatakan, “manusia hanya dapat menjadi manusia karena
pendidikan”. Jadi jika manusia tidak dididik maka ia tidak akan menjadi manusia
dalam arti yang sebenarnya. Hal ini terkenal luas dan dibenarkan oleh hasil
penelitian terhadap anak terlantar. Hal tersebut member penekanan bahwa
pendidikan memberikan kontribusi bagi pembentukan pribadi seseorang.
Dengan demikian manusia sebagai
makhluk sosial berarti bahwa disamping manusia hidup bersama demi memenuhi
kebutuhan jasmaniah, manusia hidup bersama dalam memenuhi kebutuhan rohani.
G.
Dilema antara Kepentingan Individu dan Kepentingan Masyarakat
Setiap yang
disebut manusia selalu terdiri dari dua kepentingan, yaitu kepentingan individu
yang termasuk kepentingan keluarga, kelompok atau golongan dan kepentingan
masyarakat yang termasuk kepentingan rakyat . Dalam diri manusia, kedua
kepentingan itu satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Apabila salah satu kepentingan tersebut hilang
dari diri manusia, akan terdapat satu manusia yang tidak bisa membedakan suatu
kepentingan, jika kepentingan individu yang hilang dia menjadi lupa pada
keluarganya, jika kepentingan masyarakat yang dihilangkan dari diri manusia
banyak timbul masalah kemasyarakatan contohnya korupsi. Inilah yang menyebabkan
kebingungan atau dilema manusia jika mereka tidak bisa membagi kepentingan
individu dan kepentingan masyarakat.
Dilema antara
kepentingan individu dan kepentingan masyarakat adalah pada pertanyaan mana
yang harus diutamakan, kepentingan manusia selaku individu atau kepentingan
masyarakat tempat saya hidup bersama? Persoalan pengutamaan kepentingan
individu atau masyarakat ini memunculkan dua pandangan yang berkembang menjadi
paham/aliran bahkan ideologi yang dipegang oleh suatu kelompok masyarakat.
1. Pandangan
Individualisme
Individualisme berpangkal dari konsep bahwa
manusia pada hakikatnya adalah makhluk individu yang bebas. Paham ini memandang
manusia sebagai makhluk pribadi yang utuh dan lengkap terlepas dari manusia
yang lain. Pandangan individualisme berpendapat bahwa kepentingan individulah
yang harus diutamakan. Yang menjadi sentral individualisme adalah kebebasan seorang
individu untuk merealisasikan dirinya. Paham individualisme menghasilkan
ideologi liberalisme. Paham ini bisa disebut juga ideologi individualisme
liberal.
Paham individualisme liberal muncul di
Eropa Barat (bersama paham sosialisme) pada abad ke 18-19. Yang dipelopori oleh
Jeremy Betham, John Stuart Mill, Thomas Hobben, John Locke, Rousseau, dan
Montesquieu. Beberapa prinsip yang dikembangkan ideologi liberalisme adalah
sebagai berikut.
1.
Penjaminan
hak milik perorangan. Menurut paham ini , pemilikan sepenuhnya berada pada
pribadi dan tidak berlaku hak milik berfungsi sosial
2.
Mementingkan
diri sendiri atau kepentingan individu yang bersangkutan
3.
Pemberian
kebebasan penuh pada individu
4.
Persaingan
bebas untuk mencapai kepentingannya masing-masing.
Kebebasan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan diri bisa menimbulkan persaingan dan dinamika
kebebasan antar individu. Menurut paham liberalisme, kebebasan antar individu
tersebut bisa diatur melalui penerapan hukum. Jadi, negara yang menjamin
keadilan dan kepastian hukum mutlak diperlukan dalam rangka mengelola kebebasan
agar tetap menciptakan tertibnya penyelenggaraan hidup bersama.
2. Pandangan Sosialisme
Paham
sosialisme ditokohi oleh Robert Owen dari Inggris (1771-1858), Lousi Blanc, dan
Proudhon. Pandangan ini menyatakan bahwa kepentingan masyarakatlah yang
diutamakan. Kedudukan individu hanyalah objek dari masyarakat. Menurut
pandangan sosialis, hak-hak individu sebagai hak dasar hilang. Hak-hak individu
timbul karena keanggotaannya dalam suatu komunitas atau kelompok.
Sosialisme
adalah paham yang mengharapkan terbentuknya masyarakat yang adil, selaras,
bebas, dan sejahtera bebas dari penguasaan individu atas hak milik dan
alat-alat produksi. Sosialisme muncul dengan maksud kepentingan masyarakat
secara keseluruhan terutama yang tersisih oleh system liberalisme, mendapat
keadilan, kebebasan, dan kesejahteraan. Untuk meraih hal tersebut, sosialisme
berpandangan bahwa hak-hak individu harus diletakkan dalam kerangka kepentingan
masyarakat yang lebih luas. Dalam sosialisme yang radikal/ekstem
(marxisme/komunisme) cara untuk meraih hal itu adalah dengan menghilangkan hak
pemilikan dan penguasaan alat-alat produksi oleh perorangan. Paham marxisme/komunisme dipelopori oleh Karl Marx
(1818-1883).
Paham
individualisme liberal dan sosialisme saling bertolak belakang dalam memandang
hakikat manusia. Dalam Declaration of Independent Amerika Serikat 1776,
orientasinya lebih ditekankan pada hakikat manusia sebagai makhluk individu
yang bebas merdeka, manusia adalah pribadi yang memiliki harkat dan martabat
yang luhur. Sedangkan dalam Manifesto Komunisme Karl Marx dan Engels,
orientasinya sangat menekankan pada hakikat manusia sebagai makhluk sosial
semata. Menurut paham ini manusia sebagai makhluk pribadi yang tidak dihargai. Pribadi
dikorbankan untuk kepentingan negara.
Dari kedua
paham tersebut terdapat kelemahannya masing-masing. Individualisme liberal
dapat menimbulkan ketidakadilan, berbagai bentuk tindakan tidak manusiawi,
imperialisme, dan kolonialisme, liberalisme mungkin membawa manfaat bagi
kehidupan politik, tetapi tidak dalam lapangan ekonomi dan sosial. Sosialisme dalam bentuk yang ekstrem, tidak
menghargai manusia sebagai pribadi sehingga bisa merendahkan sisi kemanusiaan.
Dalam negara komunis mungkin terjadi kemakmuran, tetapi kepuasan rohani manusia
belum tentu terjamin.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Manusia adalah
makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Di sisi manapun sebagai makhluk
sosial dan makhluk individu, akan ada pengaruh positif maupun negatifnya.
Sebagai makhluk sosial manusia tidak daapat melakukan segala aktivitasnya
seorang diri manusia butuh manusia lain untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.
Sebagai anggota
masyarakat, manusia akan berkaitan dengan orang lain. Manusia hidup bersama
orang lain itu berarti manusia tidak dapat melakukan tindakan sesuka hatinya
karena ada orang lain yang menilai perilaku seorang manusia. Baik buruknya
perilaku manusia ditentukan juga dari faktor lingkungan sosialnya, terutama
lingkngan keluarganya. Karena keluarga merupaakan dasar seorang anak bersikap
dan berpeerilaku. Keluarga adalah wadah pertama yang menananmkan nilai, moral
seorang anak. Maka sikap dan perilaku seorang anak adalah cerminan dari
bagaimana anak tersebut didasarkan dalam suatu wadah kelurga untuk kelangsungan
hidupnya di lingkungan masyarakat.
3.2
Saran
Sebagai
generasi muda agar lebih meningkatkan wawasan dan pengetahuan. Sebaiknya
generasi muda sekarang mengetahui peran atau fungsinya dari manusia sebagai
makhluk individu maupun.
DAFTAR PUSTAKA
Hartono, 1997, Ilmu Sosial Dasar, Bumi Aksara: Jakarta
Setiadi, Elly M. dkk, 2008, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Kencana
Prenada Media Group: Jakarta
Suratman dkk, 2013, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Malang
Intimedia: Malang
Soelaeman, Munandar, 1989, Ilmu Sosial Dasar, PT Eresco: bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar