Sabtu, 30 April 2016

MAKALAH SISTEM GERAK IPA SD 1

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Salah satu ciri makhluk hidup adalah bergerak. Bergerak tidak harus berarti bahwa makhluk hidup tersebut berpindah tempat dari satu tempat ke tempat lain. Bergerak mencakup semua perubahan kedudukan tubuh atau bagian-bagian tubuh.
Tumbuhan dan hewan memiliki peranan yang penting dalam menjaga kelangsungan dan keseimbangan kehidupan di dunia. Tumbuhan hijau, misalnya memiliki peranan sangat sentral didalam menyediakan makan bagi dirinya sendiri dan bagi makhluk hidup lain dengan kemampuannya mengadakan fotosintesis. Tidak hanya fotosintesis, tumbuhan juga melakukan pernapasan atau respirasi, osmosis, difusi, reproduksi.
Tumbuhan juga melakukan suatu gerakan, namun gerakan pada tumbuhan bersifat pasif berbeda dengan hewan dan manusia yang bergerak aktif. Mungkin dalam kehidupan sehari-hari kita melihat tumbuhan dari bentuk luarnya saja dan banyak masyarakat yang tidak tahu bagaimana sebenarnya cara kerja organ-organ dalam tumbuhan sehingga tumbuhan bisa tumbuh besar dan menghasilkan bunga dan buah. Maka dari itu sangat perlu kita mengulas tentang tumbuhan.
Begitu juga dengan hewan, banyak hewan-hewan yang kita lihat bentuk luarnya saja, seperti hewan vertebrata dan invertebrata. Namun sama halnya dengan tumbuhan seperti yang telah dipaparkan diatas, bahwa tidak banyak masyarakat yang mengetahui bagaimana sebenarnya organ-organ dalam yang bekerja pada tubuh hewan sehingga hewan tersebut bisa bertumbuh, berkembang, dan bisa bergerak aktif.
Banyak lagi kegiatan yang dilakukan dalam tubuh hewan melalui organ-organ yang ada didalam tubuh hewan yang membentuk banyak sistem-sistem untuk memudahkan hewan  melakukan aktivitas sehari-hari.
Selain hewan dan tumbunan, manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan juga memiliki alat gerak sebagai penunjang aktivitas keseharian. Bergerak merupakan salah satu ciri mahluk hidup. Tanpa disadari, setiap hari manusia dapat melakukan gerakan. Gerakan pada manusia dan vertebrata merupakan hasil dari kerja sama antara tulang dan otot. Otot adalah alat gerak aktif karena otot merupakan jaringan yang mamapu berkontraksi secara langsung untuk menggerakan tulang. Tulang merupakan alat gerak pasif karena tulang tidak dapat bergerak sendiri jika tidak digerakan oleh otot. (Arif Primadi dkk, 2010)
Makalah ini berusaha mengidentifikasi dan memahami sistem gerak pada tumbuhan, gerak pada hewan dan gerak pada manusia. Semua ini angat perlu kita mengetahui bagaiman proses-proses yang terjadi pada tumbuhan, hewan dan manusia. Agar kita bisa secara tepat untuk melestarikan hewan maupun tumbuhan, menjaga keseimbangan kehidupan makhluk hidup di muka bumi ini. Karena bagaimanapun, setiap makhluk hidup di dunia ini saling bergantungan satu dengan yang lainnya.





B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana sistem gerak pada tumbuhan ?
2.      Bagaimana sistem gerak pada hewan ?
3.      Bagaimana sistem gerak pada manusia ?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui sistem gerak pada tumbuhan.
2.      Mengetahui sistem gerak pada hewan.
3.      Mengetahui sistem gerak pada manusia.














BAB II
PEMBAHASAN

A.    Gerak pada Tumbuhan
Perlu kita ketahui tumbuhan itu sebenarnya bergerak, namun gerak pada tumbuhan itu bersifat pasif tidak seperti hewan yang bergerak secara aktif. Karena reaksi rangsangan yang diberikan pada hewan lebih cepat dibandingkan reaksi pada tumbuhan. Berdasarkan penyebabnya gerak pada tumbuhan, digolongkan menjadi gerak esionom, gerak endonom dan gerak higroskopis. Pada pembahasan kali ini kita akan membahas secara rinci masing – masing jenis gerakan pada tumbuhan.
1.      Gerak Esionom
Gerak esionom adalah gerak yang dipengaruhi rangsangan dari luar. Gerak esionom terbagi menjadi Tropisme, Nasti, dan Taksis.
a)      Tropisme
Gerakan yang disebabkan oleh rangsangan dari luar dan gerakannya dilakukan oleh sebagian dari tubuhnya. Tropisme ada dua macam yaitu tropisme positif dan tropisme negatif. Tropisme positif apabila arah gerakannya menuju kearah sumber rangsangan. Sebaliknya, apabila arah gerakannya berlawanan dengan datangnya rangsang disebut tropisme negatif.
Berdasarkan jenis rangsangannya, tropisme dibagi lagi menjadi beberapa macam, yaitu :
1)      Fototropisme, adalah gerak bagian tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsang cahaya. Apabila gerak tumbuhan tersebut menuju ke arah cahaya, berarti tumbuhan tersebut melakukan gerak fototropisme positif. Apabila gerakan tumbuhan ini menjauhi arah cahaya, maka disebut fototropisme negatif. Contoh gerak fototropisme positif adalah tanaman biji-bijian yang sedang tumbuh tunas.
2)      Geotropisme, adalah gerakan bagian tumbuhan karena pengaruh gravitasi (gaya tarik) bumi. Apabila arah pertumbuhan tersebut ke atas, maka termasuk geotropisme negatif. Akan tetapi, apabila arah pertumbuhan menuju kebawah berarti termasuk gerak geotropisme positif. Contoh geotropisme positif adalah pertumbuhan akar yang selalu menuju kebawah atau kedalam tanah.
Gambar 2 : Geotropisme positif
3)      Kemotropisme, adalah bila rangsangan berupa zat kimia. Contoh dari gerak kemotropisme, adalah akar tanaman mangrove Aviceniayang memiliki cabang akar yang tumbuh ke atas untuk memperoleh oksigen. Hal ini disebabkan Avicenia tumbuh di lahan yang miskin oksigen.
           Gambar 3 : Mangrove Avicenia
4)      Tigmotropisme, bila rangsangan berupa sentuhan atau kontak fisik dengan benda padat. Gerak ini dialami pada tumbuhan yang merambat. Contohnya adalah gerakan sulur yang melilit pada benda atau dahan yang mengenai sulur tersebut.
Gambar 4 : Gerakan sulur yang melilit pada benda atau dahan
5)      Hidrotropisme, adalah gerak bagian tumbuhan menuju kearah yang basah atau berair. Arah pertumbuhan menuju tempat yang berair disebut gerak hidrotropisme positif. Apabila arah pertumbuhan tanaman menjauhi tempat yang berair disebut gerakan hidrotropisme negatif. Contoh hidrotropisme positif adalah gerak kangkung yang mendekati sungai.
Gambar 5 : Gerak kangkung yang mendekati sungai
b)     Nasti
Nasti adalah gerak bagian tumbuhan akibat pengaruh dari luar dan arah gerakannya tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsang. Nasti dibagi lagi menjadi lima berdasarkan jenis rangsangannya :
1)      Niktinasti adalah gerak nasti karena kondisi gelap. Contohnya gerak menutupnya daun majemuk (lamtoro, turi) karena cahaya gelap.
Gambar 6 : Daun lamtoro pada siang hari (kiri),  daun lamtoro pada malam hati (kanan)
2)      Seismonasti adalah gerak nasti karena pengaruh rangsang berupa sentuhan. Contoh seismonasti adalah gerak menutupnya daun putri malu (Mimosa pudica) karena sentuhan. Daun putri malu akan menutup apabila disentuh. Dan setelah didiamkan agak lama, daun tersebut akan membuka kembali. Gerak tersebut sebagai tanggapan atas reaksi yang datang dari luar, sedangkan arah gerakannya tidak ditentukan oleh arah datangnya rangsang.
 Gambar 7 : Tumbuhan Putri Malu
3)      Termonasti adalah gerak nasti yang dipengaruhi rangsang berupa suhu. Contohnya mekarnya bunga tulip pada suhu tertentu.
      Gambar 8 : Bunga Tulip
4)      Fotonasti adalah gerak nasti yang dipengaruhi oleh rangsang berupa cahaya. Contoh fotonasti adalah gerak mekarnya bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) pada sore hari.
Gambar 9 : Bunga pukul empat
5)      Nasti Kompleks adalah gerak nasti yang dipengaruhi lebih dari satu macam rangsang. Contohnya gerak membuka dan menutupnya mulut daun (stomata) karena cahaya matahari, zat kimia, air dan suhu.
Gambar 10 : Stomata

c)      Taksis
Taksis merupakan gerak pindah tempat seluruh bagian tumbuhan yang arah gerakannya ditentukan oleh sumber rangsangan. Gerak taksis dibagi menjadi taksis positif dan taksis negatif, taksis positif apabila gerak menuju sumber rangsangan, dan taksis negatif bila gerak menjauhi sumber rangsangan. Berdasarkan jenis rangsangannya, taksis dibedakan menjadi :
1)      Fototaksis, bila rangsangan berupa cahaya. Contoh gerakan kloroplas kesisi sel yang mendapat cahaya matahari (taksis positif)
Gambar 11 : Gerakan Kloroplas
2)      Kemotaksis, adalah gerak seluruh tubuh tumbuhan karena pengaruh rangsang zat kimia. Contoh:  Spermatozoid pada arkegonium lumut-lumutan dan paku-pakuan yang bergerak karena tertarik oleh zat gula atau protein.

Gambar 12 : Spermatozoid
Jadi perbedaan nasti, taksis dan gerak tropisme adalah gerak nasti terjadi akibat perbedaan kecepatan perubahan tekanan, gerak tropisme merupakan gerak akibat tumbuh dan kedua gerak tersebut bukan merupakan gerak pindah tempat, sedangkan gerak taksis adalah gerak seluruh bagian tubuh tumbuhan menuju atau menjauhi rangsangan.

2.      Gerak Endonom
Gerak endonom adalah gerak pada tumbuhan yang belum diketahui penyebabnya. Gerak endonom disebut pula gerak otonom (gerak sendiri). Hal tersebut terjadi karena diduga penyebabnya adalah rangsangan yang berasal dari dalam tumbuhan itu sendiri. Contoh: gerak rotasi sitoplasma
           Gambar 13 : Sitoplasma
3.      Gerak Higroskopis
Gerak Higroskopis adalah akibat kadar air yang rendah. Contoh: kacang polong pecah saat kering.
         Gambar 14 : Kacang polong

B.     Gerak pada Hewan
Secara umum hewan bergerak aktif, yaitu bisa berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Hewan dapat melakukan gerakan karena memiliki rangka sebagai penguat tubuhnya. Selain itu rangka juga berfungsi sebagai tempat melekatnya otot-otot untuk pergerakan tubuh. Sistem rangka bukanlah merupakan sistem yang mutlak harus dimiliki oleh setiap jenis hewan. Beberapa sistem gerak pada hewan sebagai berikut:
1.      Sistem Gerak pada Invertebrata
Hewan invertebrata adalah hewan yang tidak mempunyai tulang belakang. Sistem gerak hewan invertevrata tentu saja berbeda dengan sistem gerak hewan vertebrata. Hewan invertebrata tidak mempunyai endoskeleton, tidak mempunyai dinding sel dan secara umum tubuh hewan invertebrata di bagi menjadi begian kepala, bagian dada dan bagian perut. Hewan invertebrata terdiri dari beberapa phylum, yaitu protozoa, porifera, cnidaria, Ctenophora, vermes, Artropoda, Mollusca, Coellenterata. Masing-masing phylum tentu mempunyai sistem gerak yang berbeda.
a)      Gerak Amoeboid
Gerak Amoeboid adalah suatu bentuk gerak yang merupakan ciri khas amoeba dan protozoa lain. Sel-sel ameboid mengubah bentuknya dengan menonjolkan dan menarik pseudopodia (kaki semu) dari titik mana saja pada permukaan sel. Sel-sel seperti itu diselubungi oleh suatu membrane lembut dan sangat fleksibel, disebut plasmalema. Dibawah plasmalema terbentuk lapisan tak-berbutir (non granular), suatu ektoplasma yang seperti gel, yang menyelubungi endoplasma yang lebih encer. Selama gerak ameboid, beberapa pseudopodia dapat mulai terbentuk di beberapa bagian sel tetapi biasanya hanyansatu yang dominan dan sel begerak ke arah itu. Perlu ditegaskan bahwa sebenarnya tidak ada bagian depan (anterior) yang permanen, karena kaki semu yang dominan dapat terbentuk dipermukaan sel mana saja. Seperti yang sudah disebut diatas, sitoplasma amoeba dapat dibagi menjadi ektoplasma yang setengah keras/ kaku di bawah membrane sel dan endoplasma yang lebih encer yang terletak lebih dalam.
Gambar 15 : Sitoplasma Amoeba
b)     Gerak Flagel
·         Flagel yang merupakan organel relatife panjang, biasanya terdapat tunggal atau beberapa saja pada sel.
·         Flagel adalah khas pada kelas Mastigophora (Flagellata). Yang juga mempunyai flagel misalnya koanosit Porifera, Gastroderm banyak Colentrata, solenosit Annelida dan sel sperma banyak hewan. Kelijak pada klas pada Ciliata dan biasa terdapat pada tubuh permukaan Coelenterata, Turbellaria dan Nemertia. Pada semua fylum hewan kecuali Nematoda dan Arthopoda.
Gambar 16 : Gerak Flagel
2.      Sistem Gerak Vertebrata
Hewan vertebrata membutuhkan sistem rangka untuk menyokong berat tubuh. Hal tersebut diatasi dengan adanya endoskeleton (rangka dalam). Endoskeleton dapat tumbuh seiring dengan pertumbuhan tubuhnya. Endoskeleton tersusun dari tulang dan tulang dan otot bekerja sama dengan membentuk sistem gerak. Endoskeleton hewan memiliki bentuk khas, bentuk khas inilah yang memberi bentuk tubuh pada masing-masing jenis hewan.
a)      Sistem Gerak Hewan yang Hidup di Udara
Burung juga memiliki rangka dalam. Burung terbang dengan cara mengepakkan sayap. Gerakan sayap dapat dikendalikan oleh otot-otot terbang yang sangat kuat. Otot-otot tersebut melekat pada tulang dada. Burung memiliki dua otot terbang, ketika salah satu otot menarik ke bawah otot yang lain menarik sayap ke atas. Bulu burung (selain berfungsi untuk terbang, bulu-bulu pada burung juga berfungsi untuk menahan panas sehingga tubuh burung dapat menjaga panas tubuhnya. Otot bekerja lebih efisien dalam keadaan hangat. Teknik terbang (Burung terbang dengan mengepakkan sayap, yaitu mengepakkan saya dari atas ke bawah untuk menimbulkan gerakan yang mengangkat dan mendorong tubuhnya di udara. Gerakan mendorong dan mengangkatkan sayap, memerlukan kekuatan yang paling besar. Sementara pada saat mengangkat sayap, memerlukan kekuatan yang lebih kecil. Pada saat mengangkat sayap,   burung menempatkan posisi
       Gambar 17  : Merpati
sayapnya ke semula, untuk memulai gerakan gerakan mendorong dan mengangkat tubuh kembali.
b)     Sistem Gerak Hewan yang Hidup di Air
Air memiliki kerapatan yang lebih besar dibandingkan udara sehingga hewan lebih sulit bergerak di air. Namun sebaliknya, air memiliki gaya angkat yang lebih besar dibandingkan dengan udara. Beberapa hewan yang hidup di air memiliki struktur tubuh dan sistem gerak yang khas.
Untuk bergerak didalam air, ikan memiliki:
1)      Bentuk tubuh yang aerodinamis (streamline) untuk mengurangi hambatan ketika bergerak didalam air;
2)      Ekor dan sirip ekor yang lebar untuk mendorong gerakan ikan dalam air;
3)      Sirip tambahan untuk mencegah gerakan yang tidak di inginkan;
4)      Gelembung renang untuk mengatur gerakan vertical; Susunan otot dan tulang belakang yang flexsibel untuk mendorong ekor ikan didalam air.
Gambar 18 : Ikan Hiu
Gambar 19 : Ikan Tulang Sejati
c)      Sistem Gerak Amphibia
Contoh amphibia adalah katak. Katak memiliki rangka dalam (endoskeleton). Rangka katak tersusun dari tiga kelompok tulang yaitu tulang tengkorak, tulang badan, dan tulang anggota gerak. Katak adalah pelompat yang baik karena tungkai belakangnya panjang dan memiliki otot yang sangat kuat. Katak ini juga memiliki selaput renang di tungkainya sehingga bisa berenang. Selaput ini memberikan tekanan yang kuat melawan air sehingga terjadilah gerakan di air.
Gambar 20 : Katak
d)     Sistem Gerak Reptilia
Ular dan buaya adalah contoh dari reptilia. Reptil memiliki rangkadalam, contoh pada gambar di bawah, gambar rangka ular). Rangka ular tesusun dari tulang tengkorak, tulang badan dan tulang ekor. Tulang badan ular terdiri dari ruas-ruas tulang belakang yang jumlahnya paling sedikit seratus ruas. Hal ini, akan memudahkan ular bergerak. Tulang rusuk ular tidak melekat pada tulang dada dan tulang belakang seperti manusia. Akan tetapi, akan dihubungkan dengan tulang belakang dengan tulang otot yang elastis. Hal ini memungkin ular untuk mengembangkan rongga dadanya misalnya pada saat menelan mangsa yang besar.
Bagaimana ular bergerak? Ular bergerak dengan merayap, caranya ular membentuk tubuhnya berkelok-kelok mengelilingi batu atau dengan benda-benda ditanah kemudian ular menekan batu-batuan atau tanahdan menyebabkan ular dapat bergerak maju atau ke samping.
Gambar 21 : Ular
Gambar 22 : Buaya
e)      Gerak pada Mamalia
Hewan bergerak dari suatu tempat ke tempat lainnya. Untuk berenang, ikan menekan melawan air. Untuk terbang, burung menekan untuk melawan udara. Kuda memiliki rangka dalam menyokong tubuhnya. Seperti pada halnya manusia, alat gerak kuda adalah tulang-tulang yang dibantu otot-otot. Pada saat berjalan dan berlari, kaki belakang kuda menekan melawan tanah dan tubuh bergerak ke depan. Dalam mengamati gerakan kuda, paling tepat di mulai dari kaki belakang karena dari kaki belakang inilah kekuatan terbentuk.

Gambar 23 : Rangka Kuda
Gambar 24 : Lumba-Lumba


C.    SISTEM GERAK PADA MANUSIA
Manusia merupakan mahluk hidup yang paling sempurna. Tubuh manusia dilengkapi dengan berbagai macam sistem kehidupan. Kumpulan sistem tersebut merupakan satu sistem yang kompleks dan tidak dapat berdiri sendiri serta saling berhubungan. (Arif primadi dkk, 2010)
1.      TULANG
Alat gerak pasif pada manusia adalah tulang. Tulang adalah bahan yang hidup dan tumbuh. Tulang mempunyai kerangka protein. Kalsium memperkuat kerangka tersebut. Lapisan luar tulang mempunyai saraf dan jaringan pembuluh darah yang kecil.

a)      Fungsi tulang  :
1)      Penyusun rangka;
2)      Memberi bentuk tubuh;
3)      Melindungi alat tubuh yang vital;
4)      Menahan dan menegakkan tubuh;
5)      Tempat melekatnya otot rangka (skelet);
6)      Sumsum merah tulang membentuk sel-sel darah;
7)      Sebagai cadangan mineral terutama Calsium dan Fosfat;
8)      Tempat menyimpan energi, yaitu simpanan lemak yang ada di sumsum kuning.
b)      Pembentukan tulang
Osifikasi atau yang disebut dengan proses pembentukan tulang telah bermula sejak umur embrio 6-7 minggu dan berlangsung sampai dewasa. Osifikasi dimulai dari sel-sel mesenkim memasuki daerah osifikasi, bila daerah tersebut banyak mengandung pembuluh darah akan membentuk osteoblas, bila tidak mengandung pembuluh darah akan membentuk kondroblas. Pembentukan tulang rawan terjadi segera setelah terbentuk tulang rawan (kartilago). Osteoblas ada dalam lakuna berubah menjadi osteosit dan mensekresikan kompoonen organik sehingga tulang menjadi keras.
c)      Macam-macam tulang
1)      Berdasarkan bentuknya:
a)      Tulang Pipa atau Tulang Panjang (Long Bone)
Sesuai dengan namanya tulang pipa memiliki bentuk seperti pipa atau tabung dan biasanya berongga. Tulang pipa terbagi menjadi tiga bagian yaitu: bagian tengah disebut diafisis, kedua ujung disebut epifisis dan diantara epifisis dan diafisis disebut cakra epifisis. Beberapa contoh tulang pipa adalah pada tulang tangan diantaranya tulang hasta (ulna), tulang pengumpil (radius) serta tulang kaki diantaranya tulang paha (femur), dan tulang kering (tibia).
b)      Tulang Pipih (Flat Bone)
Bentuk tulang yang kedua yaitu tulang pipih. Tulang pipih tersusun atas dua lempengan tulang kompak dan tulang spons, didalamnya terdapat sumsum tulang. Kebanyakan tulang pipih menyusun dinding rongga, sehingga tulang pipih ini sering berfungsi sebagai pelindung atau memperkuat. Contohnya adalah tulang rusuk (costa), tulang belikat (scapula), tulang dada (sternum), dan tulang tengkorak.
c)      Tulang Pendek (ShortBone)
Dinamakan tulang pendek karena ukurannya yang pendek dan berbentuk kubus umumnya dapat kita temukan pada pangkal kaki, pangkal lengan, dan ruas-ruas tulang belakang.
d)     Tulang Tak Berbentuk (Irreguler Bone)
Tulang tak berbentuk memiliki bentuk yang tak termasuk ke dalam tulang pipa, tulang pipih, dan tulang pendek. Tulang ini terdapat di bagian wajah dan tulang belakang. Gambar tulang wajah (bagian mandibula) di samping termasuk tulang irreguler.
2)      Berdasarkan jaringan penyusunnya dan sifat-sifat fisik tulang :
a)      Tulang rawan
Pada saat masih embrio, rangka manusia dan hewan vertebrata sebagian besar berupa tulang rawan (kartilago). Dalam perkembangannya, tulang rawan tersebut akan berubah menjadi tulang (tulang keras). Tulang rawan mengandung banyak zat perekat berupa protein dan mengandung sedikit zat kapur sehingga bersifat lentur. Ada 3 jenis tulang rawan, yaitu:
1.      Tulang rawan hialin; merupakan tulang rawa yang tersusun dari bahan yang seragam. Tulang rawan hialin terdapat padadinding trakea, ujung tulang tungkai dan lengan anggota badan, sendi tulang, dan antara tulang rusuk dan tulang dada.
2.      Tulang rawan elastis; bersifat lentur dan terdapat di hidung dan daun telinga.
3.      Tulang rawan serabut; bersifat kuat, tetapi kurang lentur dibandingkan bentuk tulang rawan lainnya, terdapat pada antar ruas tulang belakang.



b)      Tulang keras
Tulang keras atau yang sering kita sebut sebagai tulang berfungsi menyusun berbagai sistem rangka. Tulang tersusun atas:
1.      osteoblas: sel pembentuk jaringan tulang
2.      osteosit: sel-sel tulang dewasa
3.      osteoklas: sel-sel penghancur tulang
d)     Tulang Penyusun Rangka Tubuh
Secara garis besar, tulang penyusun rangka tubuh terbagi menjadi tiga bagian, yaitu tulang tengkorak, tulang anggota badan, dan tulang anggota gerak.
1)      Tulang Tengkorak
Tulang tengkorak merupakan tulang pembentuk kepala. Tulang-tulang tengkorak sebagian besar disusun tulang yang berbentuk pipih. Tulang-tulang tersebut saling berhubungan membentuk tengkorak. Di dalam tengkorak ini terdapat mata, otak, dan organ lainnya yang terlindung oleh tulang-tulangtengkorak tersebut. Tulang tengkorak tersusun atas tulang pipi, tulang rahang, tulang mata, tulang hidung, tulang dahi, tulang ubun-ubun, tulang pelipis, dan tulang baji.
2)      Tulang Anggota Badan
Tulang anggota badan tersusun oleh tulang belakang, tulang dada, tulang rusuk, dan gelang panggul.
Masing-masing tulang tersebut membentuk kesatuan. Tulang anggota badan berfungsi melindungi organ-organ dalam yang lunak, seperti jantung, paru-paru, ginjal, dan organ lainnya.
3)      Tulang Anggota Gerak
Tulang anggota gerak pada manusia terdiri atas tulang anggota gerak bagian atas (tangan) dan tulang anggota gerak bagian bawah (kaki). Masing-masing tulang tersebut tersusun oleh beberapa tulang.
Tulang anggota gerak bagian atas atau tangan terbentuk dari tulang lengan atas (humerus), tulang pengumpil (radius), dan tulang hasta (ulna).
Adapun tulang penyusun anggota gerak bagian bawah adalah tulang paha (femur), tulang betis (fibula), dan tulang kering (tibia).



2.      OTOT
Otot adalah ikatan jaringan berserat yang menggerakkan tubuh, penjaga postur, serta memfungsikan organ-organ dalam, seperti jantung, ginjal, dan kandung-kemih. Otot merupakan alat gerak aktif karena kemampuan berkontraksi. Otot memendek jika sedang berkontraksi dan memanjang jika berelaksasi. Kontraksi otot terjadi jika otot sedang melakukan kegiatan, sedangkan relaksasi otot terjadi jika otot sedang beristirahat.
Dengan demikian otot memiliki 3 karakter, yaitu:
1)      Kontraksibilitas yaitu kemampuan otot untuk memendek dan lebih pendek dari ukuran semula, hal ini teriadi jika otot sedang melakukan kegiatan.
2)      Ektensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang dan lebih panjang dari ukuran semula.
3)      Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula.
Otot tersusun atas dua macam filamen dasar, yaitu filament aktin dan filament miosin. Filamen aktin tipis dan filament miosin tebal. Kedua filamen ini menyusun miofibril. Miofibril menyusun serabut otot dan serabut otot-serabut otot menyusun satu otot.


a.       Jenis-Jenis Otot
Berdasarkan bentuk morfologi, sistem kerja dan lokasinya dalam tubuh, otot dibedakan menjadi tiga, yaitu otot lurik, otot polos, dan otot jantung.
1)      Otot lurik (Otot Rangka)
Gambar 25 Otot Lurik
Otot lurik disebut juga otot rangka atau otot serat lintang. Otot ini bekerja di bawah kesadaran. Pada otot lurik, fibril-fibrilnya mempunvai jalur-jalur melintang gelap (anisotrop) dan terang (isotrop) yang tersusun berselang-selang. Sel-selnya berbentuk silindris dan mempunvai banvak inti. Otot rangka dapat berkontraksi dengan cepat dan mempunyai periode istirahat berkali - kali. Otot rangka ini memiliki kumpulan serabut yang dibungkus oleh fasia super fasialis. Gabungan otot berbentuk kumparan dan terdiri dari bagian:
a)      ventrikel (empal), merupakan bagian tengah yang menggembung;
b)       urat otot (tendon), merupakan kedua ujung yang mengecil.
c)      Urat otot (tendon) tersusun dari jaringan ikat dan bersifat keras serta liat.
Berdasarkan cara melekatnya pada tulang, tendon dibedakan sebagai berikut ini:
a)      origo merupakan tendon yang melekat pada tulang yang tidak berubah kedudukannya ketika otot berkontraksi;
b)      insersio merupakan tendon yang melekat pada tulang yang bergerak ketika otot berkontraksi.
Otot yang dilatih terus menerus akan membesar atau mengalami hipertrofi, Sebaliknya jika otot tidak digunakan (tidak ada aktivitas) akan menjadi kisut atau mengalami atrofi.
2)      Otot Polos
Otot polos disebut juga otot tak sadar atau otot alat dalam (otot viseral). Otot polos tersusun dari sel – sel yang berbentuk kumparan halus. Masing – masing sel memiliki satu inti yang letaknya di tengah.
Kontraksi otot polos tidak menurut kehendak, tetapi dipersarafi oleh saraf otonom. Otot polos terdapat pada alat alat dalam tubuh, misalnya pada:
a)      dinding saluran pencernaan;
b)      saluran-saluran pernapasan;
c)      pembuluh darah;
d)     saluran kencing dan kelamin.
3)      Otot Jantung
Otot jantung mempunyai struktur yang sama dengan otot lurik hanya saja serabut – serabutnya bercabang - cabang dan saling beranyaman serta dipersarafi oleh saraf otonom. Letak inti sel di tengah. Dengan demikian, otot jantung disebut juga otot lurik yang bekerja tidak menurut kehendak.
b.      Fungsi Otot
Otot dapat berkontraksi karena adanya rangsangan. Umumnya otot berkontraksi bukan karena satu rangsangan, melainkan karena suatu rangkaian rangsangan berurutan. Rangsangan kedua memperkuat rangsangan pertama dan rangsangan ketiga memeperkuat rangsangan kedua. Dengan demikian terjadilah ketegangan atau tonus yang maksimum. Tonus yang maksimum terus–menerus disebut tetanus.

3.      SENDI
Rangka tubuh manusia tersusun dari tulang-tulang yang saling berhubungan. Hubungan antartulang disebut sendi. Dengan adanya sendi, kaki dan tangan dapat dilipat, diputar dan sebagainya. Tanpa sendi akan sulit bergerak bahkan tidak dapat bergerak sama sekali. Memang ada persendian yang sangat kaku sehingga tidak memungkinkan adanya gerakan. Namun, banyak persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan. Berdasarkan sifat gerak inilah, sendi dibedakan menjadi sendi mati (sinartrosis), sendi kaku (amfiartrosis), dan sendi gerak (diartrosis).
a.       Sendi Mati (Sinartrosis)
Sendi mati merupakan hubungan antartulang yang tidak dapat digerakkan. Penghubung antartulangnya adalah serabut jaringan ikat.contoh sendi mati terdapat pada hubungan antartulang tengkorak disebut sutura dan hubungan antartulang pembentuk gelang panggul.
b.      Sendi Kaku (Amfiartrosis)
Sendi kaku merupakan hubungan antartulang yang dapat digerakkan secara terbatas. Penghubung antartulangnya adalah jaringan tulang rawan . Contoh sendi kaku terdapat pada hubungan antarruas tulang belakang dan hubungan antara tulang rusuk dengan tulang dada.
c.       Sendi Gerak (Diartrosis)
Sendi gerak merupakan hubungan antartulang yang dapat digerakkan dengan leluasa. Pada kedua ujung tulang yang saling berhubungan terbentuk rongga sendi yang berisi minyak sendi (cairan sinovial).
Sendi gerak dibagi menjadi lima macam, yaitu sendi peluru, sendi engsel, sendi putar, sendi geser, sendi pelana.
1)      Sendi Peluru
Sendi peluru merupakan hubungan dua tulang yang memungkinkan terjadinya gerakan ke segala arah. Pada jenis persendian ini sering terjadi lepas sendi. Contoh sendi peluru adalah hubungan antar tulang lengan atas dengan gelang bahu dan hubungan antara tulang paha dengan gelang panggul. Pada kedua ujung tulang yang berhubungan ini, ujung yang satu berbonggol, sedangkan ujung yang satunya berlekuk seperti mangkuk.
2)        Sendi Engsel
Sendi engsel merupakan hubungan dua buah tulang yang salah satu tulangnya hanya dapat digerakkan ke satu arrah. Sendi ini mirip dengan engsel pintu rumah yang dapat membuka ke satu arah saja sendi engsel terdapat pada lutut dan siku serta antarruas jari.
3)        Sendi Putar
Sendi putar merupakan hubungan dua buah tulang yang memungkinkan tulang yang satu bergerak memutarpada tulang lainnya. Sendi putar terdapat pada hubungan antara tulang atlas (merupakan ruas pertama dari tulang leher) dengan tulang pemutar yang menyebabkan kepala dapat berputar. Sendi putar juga terdapat di antara tulang hasta dan tulang pengumpil.
4)      Sendi Geser
Sendi geser merupakan hubungan dua buah tulang yang memungkinkan pergeseran antar tulang, misalnya sendi yang terdapat pada tulang belakang.
5)      Sendi Pelana
Sendi pelana merupakan hubungan dua buah tulang yang permukaannya berbentuk pelana kuda. Sendi ini terdapat diantara tulang telapak tangan dengan ruas ibu jari.





























BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
1.      Gerak pada tumbuhan bersifat pasif tidak seperti hewan yang bergerak secara aktif. Berdasarkan penyebabnya gerak pada tumbuhan, digolongkan menjadi gerak esionom, gerak endonom dan gerak higroskopis.
2.      Secara umum hewan bergerak aktif, yaitu bisa berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Hewan dapat melakukan gerakan karena memiliki rangka sebagai penguat tubuhnya. Selain itu rangka juga berfungsi sebagai tempat melekatnya otot-otot untuk pergerakan tubuh. Sistem rangka bukanlah merupakan sistem yang mutlak harus dimiliki oleh setiap jenis hewan.
3.      Manusia merupakan mahluk hidup yang paling sempurna. Tubuh manusia dilengkapi dengan berbagai macam sistem kehidupan. Sistem gerak manusia terdiri atas tulang, otot dan sendi. Tulang, sendi dan otot bekerja sama membentuk sistem gerak. Otot merupakan alat gerak aktif, sedangkan tulang merupakan alat gerak pasif. Hal ini dimungkinkan karena otot memiliki kemampuan untuk memendek dan memanjang. Pada saat otot memendek, maka tulang-tulang tempat menempelnya otot tersebut akan ikut tertarik dan terjadilah pergerakan.

B.     SARAN
1.      Kita sangat perlu mengetahui proses terjadinya gerakan di dalam tubuh tumbuhan dan hewan, untuk memudahkan kita melestarikan jenisnya.
2.      Semoga pembaca mampu memahami isi dari makalah ini, dapat mengkaitkan dan mengaplikasikannya sebagai bahan perkuliahan dengan lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.
















DAFTAR PUSTAKA

Brewer, Sarah. 1997. Fakta Tubuh. Jakarta: Erlangga.
Hadiat, dkk. 2004. Kamus Sains. Jakarta: Balai Pustaka.
Karim, Saeful . 2008. Belajar IPA: membuka cakrawala alam sekitar 2 untuk  
kelas VIII/ SMP/MTs. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan  
Nasional.
Kusumawati, E. J., dkk. (Ed.). 2006. Menjelajahi dan Mempelajari: Aku dan
Tubuhku. Bandung : Pakar Raya.
Pratiwi P, Rinie. 2008. Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan
Alam: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII
Edisi 4.  Jakarta:  Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Wasis, Sugeng Yuli Irianto. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 2: SMP/MTs Kelas
VIII. Jakarta: Pusat  Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar