BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu ciri makhluk hidup adalah
bergerak. Bergerak tidak harus berarti bahwa makhluk hidup tersebut berpindah
tempat dari satu tempat ke tempat lain. Bergerak mencakup semua perubahan
kedudukan tubuh atau bagian-bagian tubuh.
Tumbuhan dan hewan
memiliki peranan yang penting dalam menjaga kelangsungan dan keseimbangan
kehidupan di dunia. Tumbuhan hijau, misalnya memiliki peranan sangat sentral
didalam menyediakan makan bagi dirinya sendiri dan bagi makhluk hidup lain
dengan kemampuannya mengadakan fotosintesis. Tidak hanya fotosintesis, tumbuhan
juga melakukan pernapasan atau respirasi, osmosis, difusi, reproduksi.
Tumbuhan juga melakukan
suatu gerakan, namun gerakan pada tumbuhan bersifat pasif berbeda dengan hewan
dan manusia yang bergerak aktif. Mungkin dalam kehidupan sehari-hari kita
melihat tumbuhan dari bentuk luarnya saja dan banyak masyarakat yang tidak tahu
bagaimana sebenarnya cara kerja organ-organ dalam tumbuhan sehingga tumbuhan
bisa tumbuh besar dan menghasilkan bunga dan buah. Maka dari itu sangat perlu
kita mengulas tentang tumbuhan.
Begitu juga dengan
hewan, banyak hewan-hewan yang kita lihat bentuk luarnya saja, seperti hewan
vertebrata dan invertebrata. Namun sama halnya dengan tumbuhan seperti yang
telah dipaparkan diatas, bahwa tidak banyak masyarakat yang mengetahui
bagaimana sebenarnya organ-organ dalam yang bekerja pada tubuh hewan sehingga
hewan tersebut bisa bertumbuh, berkembang, dan bisa bergerak aktif.
Banyak lagi kegiatan
yang dilakukan dalam tubuh hewan melalui organ-organ yang ada didalam tubuh
hewan yang membentuk banyak sistem-sistem untuk memudahkan hewan melakukan aktivitas sehari-hari.
Selain hewan dan
tumbunan, manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan juga memiliki alat gerak
sebagai penunjang aktivitas keseharian. Bergerak merupakan salah satu ciri
mahluk hidup. Tanpa disadari, setiap hari manusia dapat melakukan gerakan.
Gerakan pada manusia dan vertebrata merupakan hasil dari kerja sama antara
tulang dan otot. Otot adalah alat gerak aktif karena otot merupakan jaringan
yang mamapu berkontraksi secara langsung untuk menggerakan tulang. Tulang
merupakan alat gerak pasif karena tulang tidak dapat bergerak sendiri jika tidak
digerakan oleh otot. (Arif Primadi dkk, 2010)
Makalah ini berusaha
mengidentifikasi dan memahami sistem gerak pada tumbuhan, gerak pada hewan dan
gerak pada manusia. Semua ini angat perlu kita mengetahui bagaiman proses-proses
yang terjadi pada tumbuhan, hewan dan manusia. Agar kita bisa secara tepat
untuk melestarikan hewan maupun tumbuhan, menjaga keseimbangan kehidupan
makhluk hidup di muka bumi ini. Karena bagaimanapun, setiap makhluk hidup di
dunia ini saling bergantungan satu dengan yang lainnya.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana sistem
gerak pada tumbuhan ?
2.
Bagaimana sistem
gerak pada hewan ?
3.
Bagaimana sistem
gerak pada manusia ?
C. Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui sistem
gerak pada tumbuhan.
2.
Mengetahui
sistem gerak pada hewan.
3.
Mengetahui
sistem gerak pada manusia.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Gerak pada Tumbuhan
Perlu kita ketahui
tumbuhan itu sebenarnya bergerak, namun gerak pada tumbuhan itu bersifat pasif
tidak seperti hewan yang bergerak secara aktif. Karena reaksi rangsangan yang
diberikan pada hewan lebih cepat dibandingkan reaksi pada tumbuhan. Berdasarkan
penyebabnya gerak pada tumbuhan, digolongkan menjadi gerak esionom, gerak
endonom dan gerak higroskopis. Pada pembahasan kali ini kita akan membahas
secara rinci masing – masing jenis gerakan pada tumbuhan.
1.
Gerak
Esionom
Gerak esionom adalah gerak yang dipengaruhi
rangsangan dari luar. Gerak esionom terbagi menjadi Tropisme, Nasti, dan Taksis.
a)
Tropisme
Gerakan yang disebabkan oleh rangsangan dari luar
dan gerakannya dilakukan oleh sebagian dari tubuhnya. Tropisme ada dua macam
yaitu tropisme positif dan tropisme negatif. Tropisme positif apabila arah
gerakannya menuju kearah sumber rangsangan. Sebaliknya, apabila arah gerakannya
berlawanan dengan datangnya rangsang disebut tropisme negatif.
Berdasarkan jenis rangsangannya, tropisme dibagi
lagi menjadi beberapa macam, yaitu :
1) Fototropisme,
adalah gerak bagian tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsang cahaya. Apabila
gerak tumbuhan tersebut menuju ke arah cahaya, berarti tumbuhan tersebut
melakukan gerak fototropisme positif. Apabila gerakan tumbuhan ini menjauhi
arah cahaya, maka disebut fototropisme negatif. Contoh gerak fototropisme
positif adalah tanaman biji-bijian yang sedang tumbuh tunas.
2) Geotropisme,
adalah gerakan bagian tumbuhan karena pengaruh gravitasi (gaya tarik) bumi.
Apabila arah pertumbuhan tersebut ke atas, maka termasuk geotropisme negatif.
Akan tetapi, apabila arah pertumbuhan menuju kebawah berarti termasuk gerak
geotropisme positif. Contoh geotropisme positif adalah pertumbuhan akar yang
selalu menuju kebawah atau kedalam tanah.
Gambar 2
: Geotropisme
positif
3) Kemotropisme,
adalah bila rangsangan berupa zat kimia. Contoh dari gerak kemotropisme, adalah
akar tanaman mangrove Aviceniayang memiliki cabang akar yang tumbuh ke atas
untuk memperoleh oksigen. Hal ini disebabkan Avicenia tumbuh di lahan yang
miskin oksigen.
Gambar 3
: Mangrove Avicenia
4) Tigmotropisme,
bila rangsangan berupa sentuhan atau kontak fisik dengan benda padat. Gerak ini
dialami pada tumbuhan yang merambat. Contohnya adalah gerakan sulur yang
melilit pada benda atau dahan yang mengenai sulur tersebut.
Gambar 4 : Gerakan
sulur yang melilit pada benda atau dahan
5) Hidrotropisme,
adalah gerak bagian tumbuhan menuju kearah yang basah atau berair. Arah
pertumbuhan menuju tempat yang berair disebut gerak hidrotropisme positif.
Apabila arah pertumbuhan tanaman menjauhi tempat yang berair disebut gerakan
hidrotropisme negatif. Contoh hidrotropisme positif adalah gerak kangkung yang
mendekati sungai.
Gambar 5 : Gerak kangkung yang mendekati
sungai
b)
Nasti
Nasti adalah gerak bagian tumbuhan
akibat pengaruh dari luar dan arah gerakannya tidak dipengaruhi oleh arah
datangnya rangsang. Nasti dibagi lagi menjadi lima berdasarkan jenis
rangsangannya :
1) Niktinasti
adalah gerak nasti karena kondisi gelap. Contohnya gerak menutupnya daun
majemuk (lamtoro, turi) karena cahaya gelap.
Gambar 6
: Daun lamtoro pada siang hari (kiri), daun lamtoro pada malam hati (kanan)
2) Seismonasti
adalah gerak nasti karena pengaruh rangsang berupa sentuhan. Contoh seismonasti
adalah gerak menutupnya daun putri malu (Mimosa pudica) karena sentuhan. Daun
putri malu akan menutup apabila disentuh. Dan setelah didiamkan agak lama, daun
tersebut akan membuka kembali. Gerak tersebut sebagai tanggapan atas reaksi
yang datang dari luar, sedangkan arah gerakannya tidak ditentukan oleh arah datangnya
rangsang.
Gambar 7
: Tumbuhan Putri Malu
3) Termonasti
adalah gerak nasti yang dipengaruhi rangsang berupa suhu. Contohnya mekarnya
bunga tulip pada suhu tertentu.
Gambar 8 : Bunga Tulip
4) Fotonasti
adalah gerak nasti yang dipengaruhi oleh rangsang berupa cahaya. Contoh
fotonasti adalah gerak mekarnya bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) pada sore
hari.
Gambar 9
: Bunga pukul empat
5) Nasti
Kompleks adalah gerak nasti yang dipengaruhi lebih dari satu macam rangsang.
Contohnya gerak membuka dan menutupnya mulut daun (stomata) karena cahaya
matahari, zat kimia, air dan suhu.
Gambar 10
: Stomata
c)
Taksis
Taksis merupakan
gerak pindah tempat seluruh bagian tumbuhan yang arah gerakannya ditentukan
oleh sumber rangsangan. Gerak taksis dibagi menjadi taksis positif dan taksis
negatif, taksis positif apabila gerak menuju sumber rangsangan, dan taksis
negatif bila gerak menjauhi sumber rangsangan. Berdasarkan jenis rangsangannya,
taksis dibedakan menjadi :
1) Fototaksis,
bila rangsangan berupa cahaya. Contoh gerakan kloroplas kesisi sel yang
mendapat cahaya matahari (taksis positif)
Gambar 11
: Gerakan Kloroplas
2) Kemotaksis,
adalah gerak seluruh tubuh tumbuhan karena pengaruh rangsang zat kimia. Contoh: Spermatozoid pada arkegonium lumut-lumutan
dan paku-pakuan yang bergerak karena tertarik oleh zat gula atau protein.
Gambar 12
: Spermatozoid
Jadi perbedaan nasti, taksis dan gerak tropisme
adalah gerak nasti terjadi akibat perbedaan kecepatan perubahan tekanan, gerak
tropisme merupakan gerak akibat tumbuh dan kedua gerak tersebut bukan merupakan
gerak pindah tempat, sedangkan gerak taksis adalah gerak seluruh bagian tubuh
tumbuhan menuju atau menjauhi rangsangan.
2.
Gerak
Endonom
Gerak endonom adalah gerak pada tumbuhan yang belum
diketahui penyebabnya. Gerak endonom disebut pula gerak otonom (gerak sendiri).
Hal tersebut terjadi karena diduga penyebabnya adalah rangsangan yang berasal
dari dalam tumbuhan itu sendiri. Contoh: gerak rotasi sitoplasma
Gambar 13
: Sitoplasma
3.
Gerak
Higroskopis
Gerak Higroskopis adalah akibat kadar air yang
rendah. Contoh: kacang polong pecah saat kering.
Gambar 14
: Kacang polong
B. Gerak pada Hewan
Secara umum
hewan bergerak aktif, yaitu bisa berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya.
Hewan dapat melakukan gerakan karena memiliki rangka sebagai penguat tubuhnya.
Selain itu rangka juga berfungsi sebagai tempat melekatnya otot-otot untuk
pergerakan tubuh. Sistem rangka bukanlah merupakan sistem yang mutlak harus
dimiliki oleh setiap jenis hewan. Beberapa sistem gerak pada hewan sebagai
berikut:
1. Sistem Gerak
pada Invertebrata
Hewan
invertebrata adalah hewan yang tidak mempunyai tulang belakang. Sistem gerak
hewan invertevrata tentu saja berbeda dengan sistem gerak hewan vertebrata.
Hewan invertebrata tidak mempunyai endoskeleton, tidak mempunyai dinding sel
dan secara umum tubuh hewan invertebrata di bagi menjadi begian kepala, bagian
dada dan bagian perut. Hewan invertebrata terdiri dari beberapa phylum, yaitu
protozoa, porifera, cnidaria, Ctenophora, vermes, Artropoda, Mollusca,
Coellenterata. Masing-masing phylum tentu mempunyai sistem gerak yang berbeda.
a)
Gerak
Amoeboid
Gerak Amoeboid
adalah suatu bentuk gerak yang merupakan ciri khas amoeba dan protozoa lain.
Sel-sel ameboid mengubah bentuknya dengan menonjolkan dan menarik pseudopodia
(kaki semu) dari titik mana saja pada permukaan sel. Sel-sel seperti itu
diselubungi oleh suatu membrane lembut dan sangat fleksibel, disebut
plasmalema. Dibawah plasmalema terbentuk lapisan tak-berbutir (non granular),
suatu ektoplasma yang seperti gel, yang menyelubungi endoplasma yang lebih
encer. Selama gerak ameboid, beberapa pseudopodia dapat mulai terbentuk di
beberapa bagian sel tetapi biasanya hanyansatu yang dominan dan sel begerak ke
arah itu. Perlu ditegaskan bahwa sebenarnya tidak ada bagian depan (anterior)
yang permanen, karena kaki semu yang dominan dapat terbentuk dipermukaan sel
mana saja. Seperti yang sudah disebut diatas, sitoplasma amoeba dapat dibagi
menjadi ektoplasma yang setengah keras/ kaku di bawah membrane sel dan
endoplasma yang lebih encer yang terletak lebih dalam.
Gambar 15
: Sitoplasma Amoeba
b)
Gerak
Flagel
·
Flagel yang
merupakan organel relatife panjang, biasanya terdapat tunggal atau beberapa
saja pada sel.
·
Flagel adalah
khas pada kelas Mastigophora (Flagellata). Yang juga mempunyai flagel misalnya
koanosit Porifera, Gastroderm banyak Colentrata, solenosit Annelida dan sel
sperma banyak hewan. Kelijak pada klas pada Ciliata dan biasa terdapat pada
tubuh permukaan Coelenterata, Turbellaria dan Nemertia. Pada semua fylum hewan
kecuali Nematoda dan Arthopoda.
Gambar 16
: Gerak Flagel
2. Sistem Gerak
Vertebrata
Hewan vertebrata membutuhkan sistem rangka untuk
menyokong berat tubuh. Hal tersebut diatasi dengan adanya endoskeleton (rangka
dalam). Endoskeleton dapat tumbuh seiring dengan pertumbuhan tubuhnya.
Endoskeleton tersusun dari tulang dan tulang dan otot bekerja sama dengan
membentuk sistem gerak. Endoskeleton hewan memiliki bentuk khas, bentuk khas
inilah yang memberi bentuk tubuh pada masing-masing jenis hewan.
a)
Sistem
Gerak Hewan yang Hidup di Udara
Burung juga memiliki rangka dalam. Burung terbang
dengan cara mengepakkan sayap. Gerakan sayap dapat dikendalikan oleh otot-otot
terbang yang sangat kuat. Otot-otot tersebut melekat pada tulang dada. Burung
memiliki dua otot terbang, ketika salah satu otot menarik ke bawah otot yang
lain menarik sayap ke atas. Bulu burung (selain berfungsi untuk terbang,
bulu-bulu pada burung juga berfungsi untuk menahan panas sehingga tubuh burung
dapat menjaga panas tubuhnya. Otot bekerja lebih efisien dalam keadaan hangat.
Teknik terbang (Burung terbang dengan mengepakkan sayap, yaitu mengepakkan saya
dari atas ke bawah untuk menimbulkan gerakan yang mengangkat dan mendorong
tubuhnya di udara. Gerakan mendorong dan mengangkatkan sayap, memerlukan
kekuatan yang paling besar. Sementara pada saat mengangkat sayap, memerlukan
kekuatan yang lebih kecil. Pada saat mengangkat sayap, burung menempatkan posisi
Gambar 17 : Merpati
|
b)
Sistem
Gerak Hewan yang Hidup di Air
Air memiliki kerapatan yang lebih besar dibandingkan
udara sehingga hewan lebih sulit bergerak di air. Namun sebaliknya, air
memiliki gaya angkat yang lebih besar dibandingkan dengan udara. Beberapa hewan
yang hidup di air memiliki struktur tubuh dan sistem gerak yang khas.
Untuk bergerak didalam air, ikan memiliki:
1) Bentuk
tubuh yang aerodinamis (streamline) untuk mengurangi hambatan ketika bergerak
didalam air;
2) Ekor
dan sirip ekor yang lebar untuk mendorong gerakan ikan dalam air;
3) Sirip
tambahan untuk mencegah gerakan yang tidak di inginkan;
4) Gelembung
renang untuk mengatur gerakan vertical; Susunan otot dan tulang belakang yang
flexsibel untuk mendorong ekor ikan didalam air.
Gambar 18
: Ikan Hiu
Gambar 19
: Ikan Tulang Sejati
c)
Sistem
Gerak Amphibia
Contoh amphibia adalah katak. Katak memiliki rangka
dalam (endoskeleton). Rangka katak tersusun dari tiga kelompok tulang yaitu
tulang tengkorak, tulang badan, dan tulang anggota gerak. Katak adalah pelompat
yang baik karena tungkai belakangnya panjang dan memiliki otot yang sangat
kuat. Katak ini juga memiliki selaput renang di tungkainya sehingga bisa
berenang. Selaput ini memberikan tekanan yang kuat melawan air sehingga
terjadilah gerakan di air.
Gambar 20
: Katak
d)
Sistem
Gerak Reptilia
Ular dan buaya adalah contoh dari reptilia. Reptil
memiliki rangkadalam, contoh pada gambar di bawah, gambar rangka ular). Rangka
ular tesusun dari tulang tengkorak, tulang badan dan tulang ekor. Tulang badan
ular terdiri dari ruas-ruas tulang belakang yang jumlahnya paling sedikit
seratus ruas. Hal ini, akan memudahkan ular bergerak. Tulang rusuk ular tidak
melekat pada tulang dada dan tulang belakang seperti manusia. Akan tetapi, akan
dihubungkan dengan tulang belakang dengan tulang otot yang elastis. Hal ini
memungkin ular untuk mengembangkan rongga dadanya misalnya pada saat menelan
mangsa yang besar.
Bagaimana ular bergerak? Ular bergerak dengan
merayap, caranya ular membentuk tubuhnya berkelok-kelok mengelilingi batu atau
dengan benda-benda ditanah kemudian ular menekan batu-batuan atau tanahdan
menyebabkan ular dapat bergerak maju atau ke samping.
Gambar
21 : Ular
Gambar
22 : Buaya
e)
Gerak
pada Mamalia
Hewan bergerak dari suatu tempat ke tempat lainnya.
Untuk berenang, ikan menekan melawan air. Untuk terbang, burung menekan untuk
melawan udara. Kuda memiliki rangka dalam menyokong tubuhnya. Seperti pada
halnya manusia, alat gerak kuda adalah tulang-tulang yang dibantu otot-otot.
Pada saat berjalan dan berlari, kaki belakang kuda menekan melawan tanah dan
tubuh bergerak ke depan. Dalam mengamati gerakan kuda, paling tepat di mulai
dari kaki belakang karena dari kaki belakang inilah kekuatan terbentuk.
Gambar
23 : Rangka Kuda
Gambar 24
: Lumba-Lumba
C.
SISTEM
GERAK PADA MANUSIA
Manusia merupakan mahluk hidup yang
paling sempurna. Tubuh manusia dilengkapi dengan berbagai macam sistem
kehidupan. Kumpulan sistem tersebut merupakan satu sistem yang kompleks dan
tidak dapat berdiri sendiri serta saling berhubungan. (Arif primadi dkk, 2010)
1. TULANG
Alat gerak pasif pada manusia
adalah tulang. Tulang adalah bahan yang hidup dan tumbuh. Tulang mempunyai
kerangka protein. Kalsium memperkuat kerangka tersebut. Lapisan luar tulang
mempunyai saraf dan jaringan pembuluh darah yang kecil.
a)
Fungsi tulang :
1)
Penyusun rangka;
2)
Memberi bentuk
tubuh;
3)
Melindungi alat
tubuh yang vital;
4)
Menahan dan
menegakkan tubuh;
5)
Tempat
melekatnya otot rangka (skelet);
6)
Sumsum merah
tulang membentuk sel-sel darah;
7)
Sebagai cadangan
mineral terutama Calsium dan Fosfat;
8)
Tempat menyimpan
energi, yaitu simpanan lemak yang ada di sumsum kuning.
b)
Pembentukan
tulang
Osifikasi atau yang disebut dengan
proses pembentukan tulang telah bermula sejak umur embrio 6-7 minggu dan
berlangsung sampai dewasa. Osifikasi dimulai dari sel-sel mesenkim memasuki
daerah osifikasi, bila daerah tersebut banyak mengandung pembuluh darah akan
membentuk osteoblas, bila tidak mengandung pembuluh darah akan membentuk
kondroblas. Pembentukan tulang rawan terjadi segera setelah terbentuk tulang
rawan (kartilago). Osteoblas ada dalam lakuna berubah menjadi osteosit dan
mensekresikan kompoonen organik sehingga tulang menjadi keras.
c)
Macam-macam
tulang
1)
Berdasarkan
bentuknya:
a)
Tulang Pipa atau
Tulang Panjang (Long Bone)
Sesuai dengan namanya tulang pipa
memiliki bentuk seperti pipa atau tabung dan biasanya berongga. Tulang pipa
terbagi menjadi tiga bagian yaitu: bagian tengah disebut diafisis, kedua ujung
disebut epifisis dan diantara epifisis dan diafisis disebut cakra epifisis.
Beberapa contoh tulang pipa adalah pada tulang tangan diantaranya tulang hasta
(ulna), tulang pengumpil (radius) serta tulang kaki diantaranya tulang paha
(femur), dan tulang kering (tibia).
b)
Tulang Pipih (Flat Bone)
Bentuk tulang yang kedua yaitu
tulang pipih. Tulang pipih tersusun atas dua lempengan tulang kompak dan tulang
spons, didalamnya terdapat sumsum tulang. Kebanyakan tulang pipih menyusun
dinding rongga, sehingga tulang pipih ini sering berfungsi sebagai pelindung
atau memperkuat. Contohnya adalah tulang rusuk (costa), tulang belikat
(scapula), tulang dada (sternum), dan tulang tengkorak.
c)
Tulang Pendek (ShortBone)
Dinamakan tulang pendek karena
ukurannya yang pendek dan berbentuk kubus umumnya dapat kita temukan pada
pangkal kaki, pangkal lengan, dan ruas-ruas tulang belakang.
d)
Tulang Tak
Berbentuk (Irreguler Bone)
Tulang tak berbentuk memiliki
bentuk yang tak termasuk ke dalam tulang pipa, tulang pipih, dan tulang pendek.
Tulang ini terdapat di bagian wajah dan tulang belakang. Gambar tulang wajah
(bagian mandibula) di samping termasuk tulang irreguler.
2)
Berdasarkan
jaringan penyusunnya dan sifat-sifat fisik tulang :
a)
Tulang rawan
Pada saat masih embrio, rangka
manusia dan hewan vertebrata sebagian besar berupa tulang rawan (kartilago).
Dalam perkembangannya, tulang rawan tersebut akan berubah menjadi tulang
(tulang keras). Tulang rawan mengandung banyak zat perekat berupa protein dan
mengandung sedikit zat kapur sehingga bersifat lentur. Ada 3 jenis tulang
rawan, yaitu:
1. Tulang
rawan hialin; merupakan tulang rawa yang tersusun dari bahan yang seragam.
Tulang rawan hialin terdapat padadinding trakea, ujung tulang tungkai dan
lengan anggota badan, sendi tulang, dan antara tulang rusuk dan tulang dada.
2. Tulang
rawan elastis; bersifat lentur dan terdapat di hidung dan daun telinga.
3. Tulang
rawan serabut; bersifat kuat, tetapi kurang lentur dibandingkan bentuk tulang
rawan lainnya, terdapat pada antar ruas tulang belakang.
b) Tulang
keras
Tulang
keras atau yang sering kita sebut sebagai tulang berfungsi menyusun berbagai
sistem rangka. Tulang tersusun atas:
1. osteoblas:
sel pembentuk jaringan tulang
2. osteosit:
sel-sel tulang dewasa
3. osteoklas:
sel-sel penghancur tulang
d)
Tulang Penyusun
Rangka Tubuh
Secara garis besar, tulang penyusun
rangka tubuh terbagi menjadi tiga bagian, yaitu tulang tengkorak, tulang
anggota badan, dan tulang anggota gerak.
1)
Tulang Tengkorak
Tulang
tengkorak merupakan tulang pembentuk kepala. Tulang-tulang
tengkorak sebagian besar disusun tulang yang berbentuk pipih. Tulang-tulang
tersebut saling berhubungan membentuk tengkorak. Di dalam tengkorak ini
terdapat mata, otak, dan organ lainnya yang terlindung oleh
tulang-tulangtengkorak tersebut. Tulang tengkorak tersusun atas tulang pipi,
tulang rahang, tulang mata, tulang hidung, tulang dahi, tulang ubun-ubun,
tulang pelipis, dan tulang baji.
2)
Tulang Anggota
Badan
Tulang anggota badan
tersusun oleh tulang belakang, tulang dada, tulang rusuk, dan gelang panggul.
Masing-masing tulang
tersebut membentuk kesatuan. Tulang anggota badan berfungsi melindungi
organ-organ dalam yang lunak, seperti jantung, paru-paru, ginjal, dan organ
lainnya.
3)
Tulang Anggota
Gerak
Tulang
anggota gerak pada manusia terdiri atas tulang anggota gerak
bagian atas (tangan) dan tulang anggota gerak bagian bawah (kaki).
Masing-masing tulang tersebut tersusun oleh beberapa tulang.
Tulang anggota gerak bagian atas
atau tangan terbentuk dari tulang lengan atas (humerus), tulang pengumpil (radius), dan tulang hasta (ulna).
Adapun tulang penyusun anggota gerak
bagian bawah adalah tulang paha (femur), tulang betis (fibula), dan tulang kering (tibia).
2.
OTOT
Otot
adalah ikatan jaringan berserat yang menggerakkan tubuh, penjaga postur, serta memfungsikan
organ-organ dalam, seperti jantung, ginjal, dan kandung-kemih. Otot merupakan
alat gerak aktif karena kemampuan berkontraksi. Otot memendek jika sedang
berkontraksi dan memanjang jika berelaksasi. Kontraksi otot terjadi jika otot
sedang melakukan kegiatan, sedangkan relaksasi otot terjadi jika otot sedang beristirahat.
Dengan
demikian otot memiliki 3 karakter, yaitu:
1) Kontraksibilitas
yaitu kemampuan otot untuk memendek dan lebih pendek dari ukuran semula, hal
ini teriadi jika otot sedang melakukan kegiatan.
2) Ektensibilitas,
yaitu kemampuan otot untuk memanjang dan lebih panjang dari ukuran semula.
3) Elastisitas,
yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula.
Otot tersusun atas dua
macam filamen dasar, yaitu filament aktin dan filament miosin. Filamen aktin
tipis dan filament miosin tebal. Kedua filamen ini menyusun miofibril.
Miofibril menyusun serabut otot dan serabut otot-serabut otot menyusun satu
otot.
a. Jenis-Jenis
Otot
Berdasarkan
bentuk morfologi, sistem kerja dan lokasinya dalam tubuh, otot dibedakan
menjadi tiga, yaitu otot lurik, otot polos, dan otot jantung.
1) Otot
lurik (Otot Rangka)
Gambar 25
Otot Lurik
|
Otot lurik disebut juga
otot rangka atau otot serat lintang. Otot ini bekerja di bawah kesadaran. Pada
otot lurik, fibril-fibrilnya mempunvai jalur-jalur melintang gelap (anisotrop)
dan terang (isotrop) yang tersusun berselang-selang. Sel-selnya berbentuk
silindris dan mempunvai banvak inti. Otot rangka dapat berkontraksi dengan
cepat dan mempunyai periode istirahat berkali - kali. Otot rangka ini memiliki
kumpulan serabut yang dibungkus oleh fasia super fasialis. Gabungan otot
berbentuk kumparan dan terdiri dari bagian:
a) ventrikel
(empal), merupakan bagian tengah yang menggembung;
b) urat otot (tendon), merupakan kedua ujung yang
mengecil.
c) Urat
otot (tendon) tersusun dari jaringan ikat dan bersifat keras serta liat.
Berdasarkan
cara melekatnya pada tulang, tendon dibedakan sebagai berikut ini:
a) origo
merupakan tendon yang melekat pada tulang yang tidak berubah kedudukannya
ketika otot berkontraksi;
b) insersio
merupakan tendon yang melekat pada tulang yang bergerak ketika otot
berkontraksi.
Otot
yang dilatih terus menerus akan membesar atau mengalami hipertrofi, Sebaliknya
jika otot tidak digunakan (tidak ada aktivitas) akan menjadi kisut atau
mengalami atrofi.
2) Otot
Polos
Otot
polos disebut juga otot tak sadar atau otot alat dalam (otot viseral). Otot
polos tersusun dari sel – sel yang berbentuk kumparan halus. Masing – masing
sel memiliki satu inti yang letaknya di tengah.
Kontraksi
otot polos tidak menurut kehendak, tetapi dipersarafi oleh saraf otonom. Otot
polos terdapat pada alat alat dalam tubuh, misalnya pada:
a) dinding
saluran pencernaan;
b) saluran-saluran
pernapasan;
c) pembuluh
darah;
d) saluran
kencing dan kelamin.
3) Otot
Jantung
Otot
jantung mempunyai struktur yang sama dengan otot lurik hanya saja serabut –
serabutnya bercabang - cabang dan saling beranyaman serta dipersarafi oleh
saraf otonom. Letak inti sel di tengah. Dengan demikian, otot jantung disebut
juga otot lurik yang bekerja tidak menurut kehendak.
b. Fungsi
Otot
Otot
dapat berkontraksi karena adanya rangsangan. Umumnya otot berkontraksi bukan
karena satu rangsangan, melainkan karena suatu rangkaian rangsangan berurutan.
Rangsangan kedua memperkuat rangsangan pertama dan rangsangan ketiga
memeperkuat rangsangan kedua. Dengan demikian terjadilah ketegangan atau tonus
yang maksimum. Tonus yang maksimum terus–menerus disebut tetanus.
3.
SENDI
Rangka tubuh
manusia tersusun dari tulang-tulang yang saling berhubungan. Hubungan
antartulang disebut sendi. Dengan adanya sendi, kaki dan tangan dapat dilipat,
diputar dan sebagainya. Tanpa sendi akan sulit bergerak bahkan tidak dapat bergerak
sama sekali. Memang ada persendian yang sangat kaku sehingga tidak memungkinkan
adanya gerakan. Namun, banyak persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan.
Berdasarkan sifat gerak inilah, sendi dibedakan menjadi sendi mati
(sinartrosis), sendi kaku (amfiartrosis), dan sendi gerak (diartrosis).
a. Sendi
Mati (Sinartrosis)
Sendi
mati merupakan hubungan antartulang yang tidak dapat digerakkan. Penghubung
antartulangnya adalah serabut jaringan ikat.contoh sendi mati terdapat pada
hubungan antartulang tengkorak disebut sutura dan hubungan antartulang
pembentuk gelang panggul.
b. Sendi
Kaku (Amfiartrosis)
Sendi
kaku merupakan hubungan antartulang yang dapat digerakkan secara terbatas.
Penghubung antartulangnya adalah jaringan tulang rawan . Contoh sendi kaku
terdapat pada hubungan antarruas tulang belakang dan hubungan antara tulang
rusuk dengan tulang dada.
c. Sendi
Gerak (Diartrosis)
Sendi
gerak merupakan hubungan antartulang yang dapat digerakkan dengan leluasa. Pada
kedua ujung tulang yang saling berhubungan terbentuk rongga sendi yang berisi
minyak sendi (cairan sinovial).
Sendi
gerak dibagi menjadi lima macam, yaitu sendi peluru, sendi engsel, sendi putar,
sendi geser, sendi pelana.
1) Sendi
Peluru
Sendi
peluru merupakan hubungan dua tulang yang memungkinkan terjadinya gerakan ke
segala arah. Pada jenis persendian ini sering terjadi lepas sendi. Contoh sendi
peluru adalah hubungan antar tulang lengan atas dengan gelang bahu dan hubungan
antara tulang paha dengan gelang panggul. Pada kedua ujung tulang yang
berhubungan ini, ujung yang satu berbonggol, sedangkan ujung yang satunya berlekuk
seperti mangkuk.
2)
Sendi Engsel
Sendi
engsel merupakan hubungan dua buah tulang yang salah satu tulangnya hanya dapat
digerakkan ke satu arrah. Sendi ini mirip dengan engsel pintu rumah yang dapat
membuka ke satu arah saja sendi engsel terdapat pada lutut dan siku serta
antarruas jari.
3)
Sendi Putar
Sendi
putar merupakan hubungan dua buah tulang yang memungkinkan tulang yang satu
bergerak memutarpada tulang lainnya. Sendi putar terdapat pada hubungan antara
tulang atlas (merupakan ruas pertama dari tulang leher) dengan tulang pemutar
yang menyebabkan kepala dapat berputar. Sendi putar juga terdapat di antara
tulang hasta dan tulang pengumpil.
4) Sendi
Geser
Sendi
geser merupakan hubungan dua buah tulang yang memungkinkan pergeseran antar
tulang, misalnya sendi yang terdapat pada tulang belakang.
5) Sendi
Pelana
Sendi
pelana merupakan hubungan dua buah tulang yang permukaannya berbentuk pelana
kuda. Sendi ini terdapat diantara tulang telapak tangan dengan ruas ibu jari.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1.
Gerak pada
tumbuhan bersifat pasif tidak seperti hewan yang bergerak secara aktif. Berdasarkan
penyebabnya gerak pada tumbuhan, digolongkan menjadi gerak esionom, gerak
endonom dan gerak higroskopis.
2.
Secara umum
hewan bergerak aktif, yaitu bisa berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya.
Hewan dapat melakukan gerakan karena memiliki rangka sebagai penguat tubuhnya.
Selain itu rangka juga berfungsi sebagai tempat melekatnya otot-otot untuk
pergerakan tubuh. Sistem rangka bukanlah merupakan sistem yang mutlak harus
dimiliki oleh setiap jenis hewan.
3.
Manusia
merupakan mahluk hidup yang paling sempurna. Tubuh manusia dilengkapi dengan
berbagai macam sistem kehidupan. Sistem gerak manusia terdiri atas tulang, otot
dan sendi. Tulang,
sendi dan otot bekerja sama membentuk sistem gerak. Otot merupakan alat gerak
aktif, sedangkan tulang merupakan alat gerak pasif. Hal ini dimungkinkan karena
otot memiliki kemampuan untuk memendek dan memanjang. Pada saat otot memendek,
maka tulang-tulang tempat menempelnya otot tersebut akan ikut tertarik dan
terjadilah pergerakan.
B.
SARAN
1.
Kita sangat
perlu mengetahui proses terjadinya gerakan di dalam tubuh tumbuhan dan hewan,
untuk memudahkan kita melestarikan jenisnya.
2.
Semoga pembaca
mampu memahami isi dari makalah ini, dapat mengkaitkan dan mengaplikasikannya
sebagai bahan perkuliahan dengan lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR
PUSTAKA
Brewer,
Sarah. 1997. Fakta Tubuh. Jakarta: Erlangga.
Hadiat, dkk. 2004. Kamus Sains. Jakarta: Balai Pustaka.
Karim, Saeful . 2008. Belajar IPA: membuka cakrawala alam sekitar 2 untuk
kelas VIII/ SMP/MTs. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan
Nasional.
Kusumawati, E. J., dkk. (Ed.). 2006. Menjelajahi
dan Mempelajari: Aku dan
Tubuhku. Bandung : Pakar Raya.
Pratiwi
P, Rinie. 2008. Contextual Teaching and
Learning Ilmu Pengetahuan
Alam:
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII
Edisi
4.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
Wasis,
Sugeng Yuli Irianto. 2008. Ilmu
Pengetahuan Alam 2: SMP/MTs Kelas
VIII.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar