Sabtu, 23 April 2016

MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK Tugas-Tugas Perkembangan dan Jenis-Jenis Kebutuhan Anak Usia SD serta Pemenuhannya Dosen Pembimbing : Novita Wati,S.Psi., M.Pd Disusun oleh : Kelompok 2 • Ayu Rizky Khalida A1E315017 • Desi Nor Muliana A1E315020 • Eka Hadiati Apriliana A1E315026 • Jamiatur Rahmi A1E315043 • Krefi Sempana A1E315048 • Muhammad Shaleh A1E315067 • Noriyah A1E315079 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga telah dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “Tugas-Tugas Perkembangan dan Jenis-Jenis Kebutuhan Anak Usia SD serta Pemenuhannya”. Makalah ini ditulis dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi dukungan kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga apa yang telah kami usahakan ini dapat memberi manfaat bagi banyak orang. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami mengharapakan saran dan masukan yang membangun dari seluruh pihak demi perbaikan ke depan. Banjarmasin, Maret 2016 Hormat kami, Penyusun Daftar isi Kata Pengantar i Daftar Isi ii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah 1 1.3 Tujuan Penulisan 1 BAB II PEMBAHASAN 2 2.1 Tugas-Tugas Perkembangan (Developmental) 2 A. Pengertian Tugas Perkembangan 2 B. Tugas Perkembangan pada Setiap Periode Perkembangan 3 C. Penguasaan Tugas Perkembangan 4 D. Bahaya Potensial yang Berkaitan dengan Tugas Perkembangan 5 E. Akibat Tidak Dicapainya Tugas-Tugas Perkembangan 5 F. Upaya Memfasilitasi Tugas-Tugas Perkembangan 5 2.2 Jenis-Jenis Kebutuhan dan Pemenuhannya 6 A. Mengapa Manusia Berperilaku? 9 B. Kebutuhan Dasar Manusia 10 BAB III PENUTUP 12 3.1 Kesimpulan 12 3.2 Saran 12 Daftar Pustaka 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Periode usia antara 6-12 tahun merupakan masa peralihan dari pra-sekolah ke masa Sekolah Dasar (SD). Masa ini juga dikenal dengan masa peralihan dari kanak-kanak awal ke masa kanak-kanak akhir sampai menjelang masa pra-pubertas. Pada umumnya setelah mencapai usia 6 tahun perkembangan jasmani dan rohani anak telah semakin sempurna, sehingga terdapat tugas-tugas perkembangan yang perlu dicapai. Jika kita mengetahui tugas perkembangan anak sesuai dengan usianya, maka sebagai orangtua dapat memenuhi kebutuhan apa yang diperlukan dalam setiap perkembangannya agar tidak terjadi penyimpangan perilaku. Istilah kebutuhan lebih sering digunakan untuk mengacu pada keadaan fisiologis seseorang yang tidak mempunyai suatu jaringan tertentu. Sehingga disini kata kebutuhan tersebut menunjukkan adanya suatu kekuatan yang bersifat memotivasi yang mendorong terbentuknya suatu ketegangan dalam diri makhluk hidup karena adanya kekurangan-kekurangan tertentu. Setiap anak mempunyai kebutuhan tersendiri sesuai dengan usianya, sehingga perlu mengetahui jenis-jenis kebutuhan tersebut agar dapat mencari cara pemenuhannya. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian tugas perkembangan anak usia SD? 2. Apa saja tugas-tugas perkembangan anak usia SD? 3. Apa saja jenis-jenis kebutuhan anak usia SD? 4. Bagaimana cara memenuhi jenis-jenis kebutuhan anak usia SD? 1.3 Tujuan Penulisan 1. Menjelaskan pengertian tugas perkembangan anak usia SD. 2. Menjelaskan apa saja tugas-tugas perkembangan anak usia SD. 3. Menjelaskan apa saja jenis-jenis kebutuhan anak anak usia SD. 4. Menjelaskan cara memenuhi jenis-jenis kebutuhan anak usia SD. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Tugas-tugas Perkembangan (Developmental Tasks) Perkembangan merupakan suatu proses yang menggambarkan perilaku kehidupan sosial psikologi manusia pada posisi yang harmonis di dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas dan kompleks. Oleh Huvighurst perkembangan tersebut dinyatakan sebagai tugas yang harus dipelajari, dijalani, dan dikuasai oleh setiap individu dalam perjalanan hidupnya, atau dengan perkataan lain perjalanan hidup manusia ditandai dengan berbagai tugas perkembangan yang harus ditempuh. Tugas perkembangan yaitu, tugas-tugas yang muncul pada saat atau sekitar periode tertentu dari kehidupan inidividu yang jika berhasil dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya.Sebaliknya, apabila gagal dalam mencapai tugas perkembangannya maka akan menimbulkan perasaan tidak bahagia dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas perkembangan berikutnya. Tugas-tugas perkembangan menurut Huvighurst, sebagian muncul sebagai akibat dari kematangan fisik seperti belajar berjalan, tetapi yang lainnya muncul karena adanya tekanan-tekanan sosial masyarakat, seperti belajar membaca, serta dari nilai-nilai personal dan aspirasi individual, seperti memilih dan mempersiapkan karier. Tugas-tugas perkembangan ajuga bisa sebahai pentunjuk tentang apa yang akan dihadapi dan apa yang diharapkan pada masa berikutnya Tugas perkembangan oleh Huvighurst dikaitkan dengan fungsi belajar, karena pada hakikatnya perkembangan kehidupan manusia dipandang sebagai upaya mempelajari norma kehidupan dan budaya masyarakat agar mereka mampu melakukan penyesuaian diri dengan baik di dalam kehidupan nyata. A. Pengertian Tugas Perkembangan Proses kehidupan individu terbentang dari mulai fase usia kandungan sampai fase usia tua. Dalam menempuh setiaf fase usia tersebut, terdapat tugas-tugas perkembangan yang seyogianya dijalani atau dihadapi oleh setiap individu. Tugas-tugas perkembangan ini berkaitan erat dengan perubahan kematangan, persekolahan, pekerjaan, pengalaman beragama, dan hal lainnya sebagai persyaratan untuk pemenuhan dan kebahagiaan hidupnya. Havighurst (1961: 2) mengartikan tugas-tugas perkembangan sebagai berikut : Tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentangan kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan yang dalam menuntaskan tugas berikutnya; sementara apabila gagal, maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat, dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya. B. Tugas Perkembangan pada Setiap Periode Perkembangan a. Tugas Perkembangan Masa Bayi dan Anak Prasekolah 1) Belajar memakan makanan padat. 2) Belajar berjalan. 3) Belajar berbicara. 4) Belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh. 5) Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin. 6) Mencapai kestabilan fisik. 7) Belajar mengenal konsep-konsep sederhana tentang kenyataan alam dan sosial. 8) Belajar membedakan baik-buruk, benar-salah, atau mengembangkan kata hati. b. Tugas Perkembangan Anak Usia Sekolah 1) Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan. 2) Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis. 3) Belajar bergaul dengan teman sebaya. 4) Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya. 5) Belajar keterampilan dasar membaca, menulis, dan menghitung. 6) Belajar mengembangkan konsep sehari-hari. 7) Mengembangkan kata hati. 8) Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi (bersikap mandiri). 9) Mengembangkan sikap positif terhadap kelompok sosial. c. Tugas Perkembangan Remaja 1) Mencapai kematangan dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2) Mencapai kematangan berperilaku etis. 3) Mencapai kematangan emosi. 4) Mencapai kematangan intelektual. 5) Memiliki kesadaran tanggung jawab sosial. 6) Mencapai kematangan perkembangan pribadi. 7) Mencapai kematangan hubungan dengan teman sebaya. 8) Memiliki kemandirian perilaku ekonomis. 9) Mencapai kematangan dalam pilihan karier. 10) Mencapai kematangan dalam kesiapan diri untuk menikah dan hidup berkeluarga (khususnya remaja akhir). d. Tugas Perkembangan Dewasa Awal 1) Memilih pasangan hidup. 2) Belajar hidup dengan pasangan nikah. 3) Memulai hidup berkeluarga. 4) Memelihara anak. 5) Mengelola rumah tangga. 6) Mulai bekerja. 7) Bertanggung jawab sebagai warga negara. 8) Menemukan kelompok sosial yang serasi. e. Tugas Perkembangan Dewasa Pertengahan 1) Mencapai tanggung jawab sosial sebagai warga negara. 2) Membantu remaja belajar menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab. 3) Mengembangkan kegiatan –kegiatan pengisi waktu senggang. 4) Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai suatu individu. 5) Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan fisiologis. 6) Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karier pekerjaan. 7) Menyesuaikan diri dengan orang tua yang semakin tua. f. Tugas Perkembangan Dewasa Akhir (Masa Tua) 1) Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan. 2) Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan menurunnya penghasilan keluarga. 3) Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup. 4) Membentuk hubungan dengan orang-orang seusia. 5) Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan. 6) Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes. C. Penguasaan Tugas Perkembangan Yang mengahalangi dan membantu penguasaan tugas (Hurlock,1980) Setiap individu telah diharapkaan untuk dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya sesuai dengan tahap perkembangannya. Namun tidak semua individu dapat mencapai keseluruhan atau bahkan sebagian tugas-tugas perkembangannya, atau ada yang cepat menguasai, dan ada yang lebih lambat. Kondisi ini dapat dipengaruhi oleh beberapa hal , yaitu: Yang Menghalangi: a) Tingkat perkembangan yang mundur. b) tidak ada kesempatan untuk mempelajari atau tidak ada bombingan untuk dapat menguasai tugas-tugas perkembangan. c) Tidak ada motivasi. d) Kesehatan yang Buruk. e) Cacat tubuh. f) Tingkat kecerdasan yang rendah. Yang Membantu: a) Tingkat perkembangan yang normal atau tidak diakselarasikan. b) Adanya kesempatan-kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas perkembangan dan bimbingan untuk menguasai. c) Adanya motivasi yang kuat. d) Kesehatan baik dan tidak ada cacat tubuh. D. Bahaya Potensial yang Berkaitan dengan Tugas Perkembangan 1) Adanya harapan-harapan yang kurang tepat baik dari individu sendiri maupun lingkungannya. 2) Melangkahi tahap tertentu dalam perkembangan sebagai akibat kegagalan menguasai tugas-tugas perkembangan tertentu. 3) Keharusan menguasai tugas perkembangan, karena dapat memunculkan ketegangan pada individu. E. Akibat Tidak Dicapainya Tugas-Tugas Perkembangan Agar perkembangan berlangsung dengan optimal, setiap individu harus berusaha mencapai tugas-tugas perkembangannya. namun adakalanya tugas-tugas perkembangan tertentu tidak dapat dicapai, yang menurut Hurlock (1980) dapat berefek pada: a. Penilaian yang kurang menyenangkan dari lingkungan sosialnya, yaitu dianggap kurang atau belum matang yang dapat menumbuhkan konsep diri yang kurang menyenangkan. b. Dasar penguasaan tugas-tugas perkembangan berikutnya menjadi tidak adekuat sehingga individu dapat tertinggal dari kelompok sebayanya, yang makin memperkuan penilaian lingkungan bahwa dirinya belum matang. F. Upaya Memfasilitasi Tugas-Tugas Perkembangan Tugas-tugas perkembangan yang dipaparkan diatas, merupakan gambaran dari perwujudan kematangan biologis dan psikologis individu, ekspektasi masyarakat, dan tuntutan budaya dan agama. Penuntasan tugas-tugas perkembangan tersebut, tidak selalu berjalan mulus, karena adanya berbagai hambatan yang muncul, baik faktor internal maupun faktor eksternal. faktor internal terkait dengan kondisi individu itu sendiri, seperti anak yang dari kecil sering menderita sakit, mungkin tugas perkembangannya akan tersendat. Untuk mencegah hal tersebut, maka penting sekali bagi orang tua, khususnya ibu untuk memperhatikan kesehatan anaknya pada saat berada dalam kandungan, seperti (a) mengonsumsi makanan dan minuman yang halal serta bergizi; (b) tidak merokok; (c) tidak mengonsumsi minuman keras dan obat-obatan terrlarang; (d) secara rutin memeriksa kandungan ke dokter. Sementara faktor eksternal adalah yang berasal dari lingkungan, seperti faktor keluarga. Keluarga, atau orang tua yang memperlakukan anak secara otoriter akan menghambat tugas perkembangan anak dalam aspek kemandirian, atau kemampuan bergaul dengan orang lain secara baik. Jika dilihat dari tugas perkembangan bagi setiap periode/usia perkembangan, sebenarnya penuntasan perkembangan anak dan remaja dipengaruhi juga oleh pencapaian tugas perkembangan orang dewasa. Contohnya, apabila pada usia dewasa awal seorang pria dan wanita menikah, maka mereka dituntut untut menuntaskan tugas-tugas perkembangan yang sesuai dengan usia tersebut, seperti kewajibannya mengelola rumah tangga, merawat dan mendidik anak, dan bekerja. Jika mereka telah berhasil menuntaskan tugas-tugas perkembangan tersebut, berarti mereka secara tidak langsung telah memfasilitasi anak dalam menuntaskan tugas-tugas perkembangannya. Faktor eksternal lainnya yang memengaruhi pencapaian tugas-tugas perkembangan anak dan remaja atau peserta didik adalah sekolah. Pihak sekolah, mulai dari kepala, wakil, wali kelas, guru mata pelajaran , guru bimbingan dan konseling(konselor), sampai pada staf sekolah perlu memiliki pemahaman untuk mencapi tugas-tugas perkembangannya. Bebarapa upaya untuk yang seyogianya diperhatikan oleh pihak sekolah adalah sebagai berikut. a. Menciptakan iklim religius yang dapat memfasilitasi perkembangan kesadaran beragama, akhlak mulia, etika atau karakter peserta didik. Pihak sekolah perlu menyediakan sarana dan prasarana peribadatan, memberikan contoh atau suriteladan dalam melaksanakan ibadah, dan berakhlak mulia, seperti menyangkut aspek kedisiplinan, ketertiban, kebersihan, keindahan, kejujuran, dan tanggung jawab. b. Membangun suasana sosio-emosional yang kondusif bagi perkembangan keterampilan sosial dan kematangan emosi peserta didik, seperti memelihara hubungan yang harmonis antara kepala sekoalh dengan guru-guru, guru dengan guru, guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa. Guru bersikap ramah dan respek terhadap peserta didik, begitu pun peserta didik kepada guru. c. Membangun iklim intelektual yang memfasilitasi perkembangan berpikir, nalar, dan kemampuan mengambil keputusan yang baik. Penciptaan iklim intelektual ini bisa berlangsung dalam proses pembelajaran di kelas (seperti guru menerapkan metode pembelajaran yang variatif;menjelaskan materi pelajaran dengan menggunakan multi media atau memanfaatkan laboratorium secara efektif;memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, dan mengemukakan pendapat atau gagasan); dan kegiatan kelompok-kelompok belajar sesuai dengan minat dan kemampuannya. d. Mengoptimalkan program bimbingan dan konseling untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik,baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar/akademik, maupun karier(sekolah lanjutan atau dunia kerja). 2.2 Jenis-Jenis Kebutuhan dan Pemenuhannya Individu adalah pribadi yang utuh dan kompleks. Kekomplekkan tersebut dikaitkan dengan kedudukannya sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Oleh karenanya di samping seseorang orang individu harus memahami dirinya sendiri, ia juga harus memahami orang lain dan memahami kehidupan bersama di dalam masyarakat, memahami lingkungan serta memahami pula bahwa ia adalah makhluk tuhan. Sebagai makhluk psiko-fisik manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan fisik dan psikologis, dan sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, manusia memiliki kebutuhan individu (yang dikenal sebagai kebutuhan pribadi) dan kebutuhan sosial kemasyarakatan. Dengan demikian, maka setiap individu tentu memiliki kebutuhan, karena ia tumbuh dan berkembang untuk mencapai kondisi fisik dan sosial psikologis yang lebih sempurna dalam kehidupannya. Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan menuju ke jenjang kedewasaan, kebutuhan hidup seseorang mengalami perubahan – perubahan sejalan dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya. Kebutuhan sosial psikologis semakin banyak dibandingkan dengan kebutuhan fisik, karena pengalaman hidup sosialnya semakin luas. Kebutuhan itu timbul disebabkan oleh dorongan-dorongan (motif). Dorongan adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorongnya untuk melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Dorongan dapat berkembang karena kebutuhan psikologis atau karena tujuan – tujuan kehidupan yang semakin kompleks. Lebih lanjut lefton (1982) menyatakan bahwa kebutuhan dapat muncul karena adanya psikologis yang mengalami goncangan atau ketidakseimbangan. Munculnya kebutuhan tersebut untuk mencapai keseimbangan atau keharmonisan hidup. Kebutuhan dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. Kebutuhan primer pada hakikatnya merupakan kebutuhan biologis atau organik dan umumnya merupakan kebutuhan yang didorong oleh motif asli. Contoh kebutuhan primer itu antara lain adalah : makan, minum, bernapas dan kehangatan tubuh. Pada tingkat remaja dan dewasa kebutuhan primer itu dapat bertambah, yaitu kebutuhan seksual. Sedangkan kebutuhan sekunder umumnya merupakan kebutuhan yang didorong oleh motif yang dipelajari, seperti misalnya kebutuhan untuk mengajar pengetahuan, kebutuhan untuk mengikuti pola hidup masyarakat, kebutuhan akan hiburan alat transportasi dan lain-lain. Klasifikasikan kebutuhan menjadi kebutuhan pribadi dan keutuhan sekunder sering di gunakan tapi sering membingungkan oleh karena itu cole dan bruce (1959) membedakan kebutuhan menjadi dua kelompok yaitu psiologis dan psikologis. Contoh kebutuhan psiologis makanan, minuman, perlindungan diri. Sedangkan psikologis seperti kebutuhan untuk memiliki sesuatu, kebutuhan akan cinta dan kasih sayang, kebutuhan akan keyakinan diri dan kebutuhan aktualisasi diri. Dalam bidang kehidupan ekonomi, kebutuhan primer dikenal sebagai kebutuhan pokok yang mencakup kebutuhan akan pangan, sandang dan papan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut merupakan kebutuhan yang mendesak dan harus segera dipenuhi, sedangkan kebutuhaan kedua pemenuhannya dpat ditunda bilamana perlu dan dilihat skala prioritasnya. Kebutuhan sosial psikologis seseorang individu terus mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan kondisi kehidupan yang semakin luas dan kompleks. Freud mengemukakan bahwa sikap dan perilaku manusia didorong oleh faktor seksual ( dorongan seksual )dengan teorinya yang dikenal sebagai libido seksual. Ia mengemukakan bahwa prinsip kenikmatan senantiasa mendasari perkembangan sikap dan perilaku manusia, yang menjadi faktor pendorong utama perilaku manusia. Semua bentuk perilaku manusia dikaitkan dengan upaya untuk mencapai kenikmatan atau kepuasan seksual. Freud menyatakan bahwa dalam perkembangannya manusia terjadi pertentangan antara kebutuhan insting pribadi dan tuntutan masyarakat.Frud mengatakan perlunya penyelesaian pertentangan tersebut dengan pendekatan analisis psikologik Menurut teori Frud, struktur kepribadian seseorang berunsurkan tiga komponen utama yaitu ide, ego dan super ego. Ketiganya merupakan faktor-faktor penting yang mendorong terbentuknya sikap dan perilaku manusia serta struktur pribadi. Id dikenal sebagai instring pribadi dan merupakan dorongan asli yang dibawa sejak lahir.id merupakan sumber kekuatan insting pribadi yang bekerja atas dasar prinsip kenikmatan yang ada pada proses berikutnya akan muncul kebutuhan dan keinginan. Ego adalah komponen kepribadian yang praktis dan rasional. Jadi, ego adalah komponen pribadi yang mewakili kenyataan (realita). Berfungsi menghabat munculnya dorongan asli atau id secara bebas dalamberbagai bentuk. Dengan demikian tugas ego adalah menyeimbangkan pertentangan yang terjadi id dan tuntutan sosial. Kadang-kadang tugas ego mencegah id muncul, tetapi pada umumnya ego mendorong manusiabertindak berdasarkan id nya. Penyelesaian pertentangan atau konflik antara dorongan pribadi dan tuntutan sosial digunakan pendekatan analisis psikologis. Super ego merupakan bagian dari konsep diri, yang didalamnya terkandung kata hati yang bekerja sesuai dengan sistem moral dan ideal. A. Mengapa manusia berperilaku? Untuk menjawab pertanyaan di gunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan organisme ( internal ) dan pendekatan lingkungan (eksternal). Perilaku merupakan aktualisasi diri. Perilaku didorong oleh motif. Banyak pendekatan untuk menganalisis dan mengklasifikasikan kekuatan dari dalam yang menghasilkan gejala yang dimaksud dengan tingkah laku. Eksprimen-eksperimen psikologi cenderung untuk memilih pendekatan sistem dalam menerangkan tingkah lau. Dari sisi dorongan, dimana dorongan dapat di artikan sebagai kekuatan atau dorongan biologis dalam arti luas, seperti lapar, haus dan dorongan seksual. Bagi guru atau pendidik perlu meliat motivasi yang tidak semata-mata berasal dari faktor atau dorongan biologis. Hal ini dikemukakan oleh para psikolog yang telah nebibjau perilaku manusia dar faktor dorongan atau motivasi. Kebutuhan akan keyakinan diri diekspresikan dalam bentuk dua perilaku yaitu kebutuhan mempertahankan diri (maintenance) dan mengembangkan diri (enchancemen). Sejak lahir hingga meninggal kebutuhan manusia untuk mempertahankan dirinya agar tetap hidup mrupakan kebutuhan dasar. Hal ini berarti menempatkan fungsi organisme menjadi amat penting baginya. Tetapi perlu dipahami bahwa kebutuhan untuk mempertahankan diri itu sebanrnya bukan hanya tertuju agar manusia tetap hidup melainkan lebih dari pada itu, yakni senantiasa berupaya memenuhi kebutuhan-kebutuhan biologisnya yang lebih memadai atau untuk menjadi lebih baik. Kebutuhan psikologis muncul dalam kehidupan manusia seperti apa yang dialami setaip hari secara emosional yaitu : senang, puas, susah, lega, kecewa dan semacamnya. Berhubungan manusia hidup bersama didalam masyarakt maka merika ingin mengatur dan mengikuti peraturan yang berlaku dikehidupan bermasyarakat, sekalipun kadang-kadang hal itu amat sukar. Untuk itu manusia belajar memahami norma-norma atau sifa-sifat normatif, artinya perilaku manusia diarahkan dan disesuaikan dengan kehidupan bermasyarakat. Pleh karena itu dalam kehidupan manusia juga berkembang kebutuhan-kebutuhan normatif yang seuai dengan harapan-harapan pihak lain yang diterima oleh dirnya sekarang maupun akan datang. B. Kebutuhan Dasar Manusia Pada bayi atau kehidupan manusia kecil, perilakunya didominasi oleh kebuthan-kebutuhan biologis yakni kebutuhan mempertahankan diri. Kebutuhan ini disebut difeciency need artinya kebutuhan untuk pertumbuhan dan memang diperlukan untuk tetap hidup. Kemudian pada masa kehidupan berikutnya muncul untuk mengembangkan diri berkembangnya kebutuhan ini dipengaruhi faktor lingkungan dan faktor belajar seperti kebutuhan akan cinta kasih, dan kebutuhan untuk memili, kebutuhan harga diri, kebutuhan akan kebebasan, kebutuhan untuk berhasil, dan munculnya kebutuhan untuk bersaing dengan orang lain. Kebutuhan-kebutuhan sebelumnya dalah kebutuhan untuk memiliki, baik pemilik itu berkaitan dengan lingkungan, manusia maupun yang berkaitan dengan kebendaan. Dengan munculnya kebutuhan tersebut berarti didalam dirinya telah terjadi kontak dengan dunia luar dirinya, sebagaimana dikatakan didepan kebutuhan yang paling mendasar adalah kebutuhan yang berkaitan dengan kepentingan jasmaniah atau organisme, baik yang berkaitan dengan usaha mengembangkan diri, memperoleh keamanan, maupun mempertahankan diri. Remaja sebagai individu atau manusia pada umumnya juga mempunyai kebutuhan dasar tersebut. Secara lengkap kebutuhan dasar tersebut digambarkan sebagai berikut. Deskripsi Karakteristik a. Kebutuhan aktualisasi diri b. Kebutuhan untuk memiliki c. Kebutuhan akan perhatian dan kasih sayang d. Kebutuhan jasmaniah, termasuk keamanan dan pertahanan diri Kebutuhan yang terkait langsung dengan perkembangan diri yang relatif kompleks , abstrak, dan bersifat sosial. Kebutuhan yang terkait dengan pertahanan diri, khusunya pemeliharaan dan pertahanan diri, bersifat individual. Keempat macam kebutuhan tersebut bersifat hierarki, dan kebutuhan yang bertingkat rendah, yaitu kebutuhan jasmaniah, sampai dengan kebutuhan bertingkat tinggi, yaitu kebutuhan aktualisasi diri. Hierarki kebutuhan diatas sejalan dengan teori kebutuhan yang dikemukakan maslow, yaitu : - Kebutuhan aktualisasi diri - Kebutuhan kognitif - Kebutuhan penghargaan - Kebutuhan cinta kasih - Kebutuhan keamanan, dan - Kebutuhan jasmaniah (fisiologis). Menurut lewis dan lewis (1993) kegiatan remaja atau manusia itu didorong oleh berbagai kebutuhan, yaitu : - Kebutuhan jasmaniah - Kebutuhan psikologis - Kebutuhan ekonomi - Kebutuhan sosial - Kebutuhan politik - Kebutuhan penghargaan, dan - Kebutuhan aktualisasi diri. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Tugas-tugas perkembangan anak adalah tugas-tugas yang muncul pada saat atau suatu periode tertentu dari kehidupan anak, sedangkan kebutuhan anak adalah hal-hal yang perlu terpenuhi dalam kehidupan anak. Jika tugas dan kebutuhan tersebut berhasil dan terpenuhi, maka akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa arah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas dan pemenuhan kebutuhan berikutnya, sementara kegagalan dalam melaksanakan tugas dan kebutuhan tersebut akan menimbulkan rasa tidak bahagia, ditolak oleh masyarakat dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas dan pemenuhan kebutuhan berikutnya. 3.2 Saran Baik orang tua maupun guru dalam rangka melayani tugas perkembangan dan memenuhi jenis kebutuhan anak, janganlah bersikap otoriter. Hal ini karena tipe yang demikian akan menghambat tugas perkembangan anak dan menghambat proses pemenuhan kebutuhan anak. Setiap kegiatan anak dapat diajak untuk bekerja sama dan bermusyawarah, dengan sikap yang demikian akan sangat menentukan keberhasilan di kehidupan anak. Daftar Pustaka Syamsu Yusuf L.N. dan Nani M. Sugandhi. 2011. Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT RajaGrafindo Persada Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B. Agung Hartono. 2008.Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Asdi Mahasatya Christiana Hari Soetjiningsinh. 2012. Pekembangan Anak Sejak Pertumbuhan Sampai Dengan Kanak-Kanak Akhir. Jakarta: Prenada Media Group

Tidak ada komentar:

Posting Komentar