Minggu, 24 April 2016

Makalah Pengantar Pendidikan Lingkungan Belajar

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Pendidikan merupakan aktivitas menyampaikan pengetahuan, kecakapan dan mengubah sikap dari yang memiliki kemampuan lebih kepada yang memiliki kemampuan kurang dan pada dasarnya pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan seseorang, baik dari segi kognitif, afektif maupun psikomotornya. Agar tingkat keberhasilan pendidikan bisa optimal maka perlu diselenggarakan lembaga-lembaga pendidikan formal yaitu sekolah. Lembaga pendidikan keberadaannya sangat dibutuhkan masyarakat, sebaliknya masyarakat juga dibutuhkan oleh lembaga pendidikan. Seiring dengan tuntutan peningkatan Sumber Daya Manusia, maka pelaksanaan pendidikan menjadi kebutuhan semua pihak, baik keluarga, pemerintah maupun masyarakat.
            Agar penyelenggaraan lembaga pendidikan bisa  maksimal maka keterlibatan semua pihak baik pemerintah, keluarga, swasta dan masyarakat sangat dibutuhkan oleh pendidikan. Untuk mewujudkan itu semua perlu kesiapan dan kemampuan pengelola pendidikan agar bisa memperdayakan semua komponen di sekolah dan di luar sekolah agar berpartisipasi secara aktif dalam penyelengaraan pendidikan.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian dan fungsi dari lingkungan pendidikan?
2.      Apakah tripusat pendidikan itu?
3.      Bagaimanakah pengaruh tim/bal balik antara tripusat pendidkan terhadap perkembangan peserta didik?

1.3  Ruang Lingkup
1.      Pengertian dan fungsi lingkungan pendidikan.
2.      Tripusat pendidikan.
3.      Pengaruh timbal balik antara tripusat pendidkan terhadap perkembangan peserta didik.

1.4  Tujuan Penulisan
1.      Menjelaskan pengertian dan fungsi lingkungan pendidikan.
2.      Menjelaskan tripusat pendidikan.
3.      Menjelaskan pengaruh timbal balik antara tripusat pendidikan terhadap perkembangan peserta didik.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian dan Fungsi Lingkungan Pendidikan
Pengertian Lingkungan Pendidikan
Pengertian menurut para ahli
Menurut Sartain (ahli psikologi Amerika), yang dimaksud lingkungan meliputi kondisi dan alam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkahlaku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes. Meskipun lingkungan tidak bertanggung jawab terhadap kedewasaan anak didik, namun merupakan faktor yang sangat menentukan yaitu pengaruhnya yang sangat besar terhadap anak didik, sebab bagaimanapun anak tinggal dalam satu lingkungan yang disadari atau tidak pasti akan mempengaruhi anak.
 Pada dasarnya lingkungan mencakup lingkungan fisik, lingkungan budaya, dan lingkungan sosial. Lingkungan sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam proses pendidikan (pakaian, keadaan rumah, alat permainan, buku-buku, alat peraga, dll) dinamakan lingkungan pendidikan.

Pengertian secara umum
Lingkungan pendidikan merupakan tempat manusia berinteraksi timbal balik sehingga kemampuannya dapat terus dikembangkan ke arah yang lebih baik lagi. Terdapat tiga, yang paling utama,  jenis lingkungan pendidikan yang paling besar memberikan pengaruh terhadap kemampuan dan pengalaman manusia, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat (tripusat pendidikan). Ketiganya merupakan media bagi manusia untuk melakukan sosialisasi. Dalam sosialisasi individu manusia mempelajari kebiasaan, sikap, ide-ide, pola-pola nilai dan tingkah laku, dan standar tingkah laku dalam keluarga, sekolah dan masyarakat.

Fungsi Lingkungan Pendidikan
Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam berinteraksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya (fisik, sosial dan budaya), utamanya berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat di capai tujuan yang pendidikan yang optimal.
Proses pertumbuhan dan perkembangan manusia sebagai akibat interaksi dengan lingkungannya akan berlangsung secara alamiah dengan konsekuensi bahwa tumbuh kembang itu mungkin berlangsung lambat dan menyimpang dari tujuan pendidikan. Oleh karena itu, diperlukan usaha sadar untuk mengatur dan mengendalikan lingkungan itu sedemikian rupa agar dapat diperoleh pencapaian tujuan secara optimal dan dalam waktu serta dengan daya /dana yang seminimal mungkin. Dengan demikian diharapkan mutu sumber daya manusia makin lama semakin meningkat. Hal itu hanya dapat terjadi jika lingkungan pendidikan melaksanakan fungsinya sebagaimana mestinya.
Masyarakat akan dapat berfungsi dengan sebaik-baiknya jika setiap individu belajar berbagai hal, baik pola-pola tingakah laku umum maupun peranan yang berbeda-beda. Untuk itu proses pendidikan harus berfungsi untuk mengajarkan tingkah laku umum dan untuk menyeleksi/mempersiapkan individu untui peranan-peranan tertentu.
Sehubungan dengan fungsi ini pendidikan bertugas untuk mengajarkan berbagai macam keterampilan dan keahlian. Meskipun pendidikan informal juga berperan melaksanakan kedua fungsi tersebut, tetapi sangat terbatas.

2.2  Tripusat pendidikan
Pada awalnya sistem tripusat yang pertama kali ditawarkan Ki Hajar Dewantara adalah keinginan agar sistem gedung sekolah disatukan dengan pondok asrama. Agar anak-anak didik hidup dan berkembang dalam tiga lingkungan pendidikan yang satu sama lain saling berkaitan dan memberikan pengaruh dalam perkembangan anak didik. Ketiga lingkungan pendidikan tersebut adalah:
a.       Keluarga (lingkungan rumah), termasuk didalamya peran ayah, ibu sebagai orang tua yang berkewajiban mendidik putra-putrinya dalam kehidupan keluarga.
b.      Sekolah (lembaga pendidikan), yaitu lingkungan sekolah dengan struktur dan sistem kelembagaan yang khas sebagai tempat persemaian anak bangsa.
c.       Masyarakat, yaitu lingkungan masyarakat sekitar dengan segala dinamika dan karakteristiknya yang secara langsung ataupun tak langsung mempengaruhi perkembangan anak didik sebagai anggota masyarakat.

1.      Lingkungan keluarga
Seperti tercantum dalam UUSPN No.2 tahun 1989, penyelenggaraan pendidikan dilakukan melalui dua jalur, yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah (Pasal 10, ayat 1). Sedangkan pada ayat 4 disebutkan , pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral, dan keterampilan.
Terdapat beberapa definisi keluarga, tetapi secara umum dapat didefinisikan keluarga merupakan kelompok sosial kecil yang umumnya terdiri dari ayah, ibu dan anak. Hubungan yang terjadi dalam keluarga di dasari atas dasar ikatan darah, perkawinan dan adopsi. Sementara fungsi keluarga adalah memelihara, merawat dan saling melindungi
Terdapat tiga fungsi yang melekat sebagai ciri keluarga, yaitu sebagai berikut:
1)      Keluarga merupakan tempat lahirnya anak-anak oleh oran tuanya (fungsi biologis).
2)      Dalam keluarga terjadi hubungan sosial yang penuh kemesraan dan afeksi (fungsi afeksi).
3)      Keluarga membentuk kepribadian anak (fungsi sosialisasi).
 Relasi atau hubungan antara ayah, ibu dan anak merupakan pergaulan dan hubungan dalam keluarga yang harus tetap di bina. Semakin harmonis hubungan ketiganya, semakin mengukuhkan pendidikan anak dalam keluarga. Anak dapat belajar banyak dari apa yang ditampilkan ayah dan ibu dalam kehidupan sehari-hari. Penghayatan relasi-relasi ini sangat penting dialami anak di dalam keluarga sebagai bekal dan persiapannya kelak pada pertumbuhan dan pergaulannya dengan komunitas yang lebih besar lagi.

2.      Lingkungan sekolah
Secara yurudis formal, sistem pendidikan di sekolah tertuang dalam UUSPN Nomor tahun 1989, pasal 9 ayat (2) yang menyatakan bahwa satuan pendidikan yang disebut sekolah merupakan bagian dari pendidikan yang berjenjang dan berkesinambungan. Selanjutnya pada pasal 11 ayat (1) jenis pendidikan yang termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri atas pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan luar biasa, pendidikan kedinasan, pendidikan akademik, dan pendidikan profesional. Secara rinci pengertian jenis pendidikan tersebut adalah:
·         Pendidikan umum merupakan pendidikan yang mengutamakan perluasan pengetahuan dan peningkatan keterampilan peserta didik dengan pengkhususan yang diwujudkan pada tingkat-tingkat akhir masa pendidikan, Contohnya: SLTP, SMU, dsb.
·         Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu, Contohnya: SMK.
·         Pendidikan luar biasa merupakan pendidikan yang khusus diselenggarakan untuk peserta didik yang menyandang kelainan fisik dan atau mental, Contohnya: SLB.
·         Pendidikan kedinasan yaitu suatu lembaga pendidikan yang berusaha mempersiapkan kemampuan dan keterampilan dalam pelaksanaan tugas kedinasan untuk pegawai atau calon pegawai suatu departemen pemerintah atau lembaga pemerintah nondepartemen, Misalnya: akademi keperawatan departemen kesehatan.
·         Pendidikan keagamaan merupakan suatu lembaga pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan khusus tentang ajaran agama yang bersangkutan.
·         Pendidikan akademik merupakan pendidikan yang diarahkan terutama pada penguasaan ilmu pengetahuan. Misalnya: universitas atau institut.
·         Pendidikan profesional merupakan suatu satuan pendidikan yang diarahkan terutama pada kesiapan penerapan keahlian tertentu, misalnya: pendidikan notariat.
Diamati dari jenjang pendidikan, yang termasuk pendidikan sekolah terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
Pendidikan di sekolah memiliki kontribusi yang besar terhadap pembentukan kemampuan manusia. Sekolah atau sering juga disebut satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.
Fungsi sekolah sendiri, yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Sekolah diharapkan memberikan seperangkat pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik. Melalui pengetahuan dan keterampilan tersebut akan terbentuk perilaku-perilaku terdidik. Perilaku terdidik akan memberika koridor bagaimana bersikap dan bertindak sesuai dengan aturan-aturan yang ada. Manakala setiap individu dapat bersikap dan bertindak sesuai dengan aturan-aturan yang ada, integrasi sosial yang didambakan akan terjadi.

3.      Lingkungan masyarakat
Manusia pada umunya dilahirkan seorang diri, tetapi hudup bermasyarakat menjadi sesuatu yang tidak terhindarkan. Sisi individualitas menusia tidak bisa menolak sisi sosialnya, kesendirian manusia tidak bisa meninggalkan masyarakatnya.
Sosialisasi sekaligus belajar dalam masyarakat bagi manusia menjadi sangat penting untuk bertahan secara sosial, terutama untuk orang dewasa. Kalau sosialisasi dan belajar dalam keluarga terjadi saat anak masih kecil, sosialisasi dan belajar pada masa anak lebih besar atau remaja terjadi di sekolah, pada masa dewasalah sosialisasi dan belajar terjadi di masyarakat.
Dinamika dan proses kehidupan bermasyarakat terus terjadi sepanjang masa, dalam masyarakat unsur pendidikan dapat dilihat dari lima komponen yang menyertainya. Adiwikarta (1988: 37) menyebutkan beberapa unsur, yaitu:
·         Pendidikan sebagai pranata sosial;
·         Pendidikan dan kehidupan ekonomi;
·         Pendidikan dan stratifikasi sosial;
·         Pendidikan dan mobilitas sosial; dan
·         Pendidikan dan perubahan sosial.
Unsur-unsur tersebut mengiternalisasi pada saat individu berada di masyarakat.
Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat banyak sekali, ini meliputi segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengertian-pengertian (pengetahuan), sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan.
Pengaruh-pengaruh dari masyarakat ini ada yang bersifat positif terhadap pendidikan anak, tetapi sebaliknya banyak pula yang bersifat negatif.
Yang dimaksud dengan pengaruh yang bersifat positif di sini ialah, segala sesuatu yang membawa pengaruh baik terhadap pendidikan dan perkembangan anak. Yaitu pengaruh-pengaruh yang menuju kepada hal-hal yang baik dan berguna bagi anak itu sendiri, maupun baik dan berguna bagi kehidupan bersama.
Pengaruh yang positif dari masyarakat ini banyak kita jumpai dalam perkumpulan-perkumpulan pemuda, organisasi-organisasi pelajar atau mahasiswa, maupun organisasi-organisasi lain.

2.3  Pengaruh timbal balik antara tripusat pendidikan terhadap perkembangan peserta didik.
Perkembangan peserta didik, seperti juga tumbuh kembang anak pada umumnya, dipengaruhi oleh berbagai faktor yakni hereditas, lingkungan proses perkembangan dan anugerah. Khusus untuk faktor lingkungan, peranan tripusat pendidikan itulah yang paling menentukan, baik secara sendiri-sendiri ataupun secara bersama-sama. Dikaitkan dengan tiga poros kegiatan utama pendidikan (membimbing, mengajar dan melatih seperti tersebut ayat 1 pasal 1 UU RI No. 2/1989), peranan ketiga tripusat pendidikan itu bervariasi meskipun ketiganya melakukan tiga kegiatan pokok dalam pendidika tersebut.
Setiap pusat pendidikan dapat berpeluang memberi kontribusi yang besar dalam ketiga kegiatan pendidikan, yakni:
1)      Pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya.
2)      Pengajaran dalam upaya penguasaan pengetahuan.
3)      Pelatihan dalam upaya pemahiran keterampilan.
Disamping peningkatan kontribusi setiap pusat pendidikan terhadap perkembangan peserta didik, diprasyaratkanpula keserasian kontribusi itu, serta kerja sama yang erat dan harmonis antar tripusat tersebut berbagai upaya dilakukan agar program-program pendidikan dan setiap pusat pendidikan tersebut saling mendukung dan memperkuat antara satu dengan lainnya. Di lingkungan keluarga telah diupayakan berbagai hal (perbaikan gizi, permainan edukatif, dan sebagainya) yang dapat menjadi landasan pengembangan selanjutnya disekolah dan masyarakat. Di lingkungan sekolah diupayakan berbagi hal yang lebih mendekatkan sekolah dengan orang tua siswa (organisasi orang tua siswa, kunjungan rumah oleh personil sekolah, dan sebagainya). Selanjutnya sekolah juga mengupayakan agar programnya berkaitan erat dengan masyarakat di sekitarnya (siswa ke masyarakat, narasumber dari masyarakat ke sekolah, dan sebagainya). Akhirnya lingkungan masyarakat mengusahakan berbagai kegiatan/program yang menunjang/melengkapi program keluarga dan sekolah.
Dengan kontribusi tripusat pendidikan yang saling memperkuat dan saling melengkapi itu akan memberi peluang mewujudkan sumber daya manusia terdidik yang bermutu.




BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Lingkungan pendidikan adalah tempat seseorang memperoleh pendidikan secara langsung atau tidak langsung. Lingkungan pendidikan terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Lingkungan keluarga adalah tempat anak dilahirkan. Disinilah pertama kali anak mengenal nilai dan norma. Pendidikan di lingkungan keluarga berfungsi untuk memberikan dasar dalam menumbuhkembangkan anak sebagai makhluk individu, sosial, susila,dan religius.
Sekolah adalah lingkungan kedua bagi anak. Di sekolah ia mendapatkan pendidikan yang intensif. Disinilah potensi anak akan ditumbuhkembangkan. Sekolah merupakan tumpuan dan harapan orangtua dan masyarakat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Di lingkungan masyarakat anak akan mendapat pendidikan. Masyarakat merupakan lingkungan pendidikan ketiga yang ikut bertanggungjawab dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.
Semua lingkungan pendidikan sangat berperan besar dalam pelaksanaan pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan itu sendiri baik bagi diri peserta didik sebagai makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial, susila, serta makhluk religius.

3.2  Saran
Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mampu memberikan keteladanan dalam hal berprilaku, memberikan fasilitas dalam hal mengembangkan dan melaksanakan kegiatan pendidikan dan semua itu harus ditunjang dengan lingkungan pendidikan yang kondusif.



DAFTAR PUSTAKA

Wahyudin, H. Dinn dkk. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka
Triwiyanto, Teguh. 2014. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Wahyudin, H. Dinn dkk. 2007. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka
https://hafidzeducation.files.wordpress.com/2011/02/bab-v-pengertian-fungsi-dan-jenis-lingkungan-pendidikan.pdf




Tidak ada komentar:

Posting Komentar